Mengapa kau datang disaat ku ingin kau pergi.
Choi Han-Byul
---oOo---
"Bibi, ini taruh dimana??" tanya Min-A pada Nyonya Choi.
Nyonya Choi menoleh, "Disana saja, sayang," tunjuk Nyonya Choi kearah Han-Byul dan Tuan Choi yang sibuk menata meja makan mereka.
"Manisnya menantu ku itu," ujar Nyonya Choi.
"Menantu?? Siapa?? Agnes Nuna??" Han-Sol mengikuti pandangan sang ibu yang lurus kearah Min-A. Iya Min-A, wanita yang memang sudah mulai menggerakkan hati Han-Sol sejak pertama kali bertemu.
"Apa an sih, bu??" wajah Han-Sol memerah saat itu juga.
"Menantu ibu yang itu juga manis," tunjuk Nyonya Choi pada Tae-Hyung.
"Hmm, Eomma. Aku tidak akan membiarkan Han-Byul berpacaran dulu," sergah Han-Sol.
"Licik!! Kau sudah pernah berpacaran sedangkan Han-Byul belum sama sekali,"
"Itu dua tahun yang lalu,"
"Tetap saja, kau ini sama saja dengan Hyung mu dulu. Begitu overprotektif pada Han-Byul soal pria, Han–" ucapan Nyonya Choi terpotong karena Han-Byul yang datang tiba-tiba.
"Eomma, ayo!!" tarik Han-Byul pada lengan sang ibu.
"Eo?? Wae??" jawab Nyonya Choi tapi matanya menuju Han-Sol seakan-akan memberi isyarat menghentikan perbincangan mereka.
Nyonya Choi diseret hingga ke meja makan.
"Tara...bagaimana tenda nya cantikkan??" tanya Han-Byul.
"Wah cantik," kagum Nyonya Choi pada tenda yang Han-Byul hias bersama Min-A dan So-Hyun.
Si-Won mendekati Nyonya Choi, "Eomma, aku minta maaf!!"
Nyonya Choi tersenyum tenang, Agnes yang melihat itupun juga ikut tersenyum, "Gwenchana, tapi lain kali jika ada sesuatu cepat beritahu ibu atau ayah, ya??"
Si-Won tersenyum lalu mengangguk, "Ne, Eomma,"
"Sesibuk apapun Eomma, Eomma akan berusaha meluangkan waktu untuk kalian. Maaf kan ibu juga, yang memberi beban berat pada kalian berdua. Kalian seharusnya fokus pada kehidupan pernikahan kalian, tapi karena kesibukan Ayah dan ibu kalian yang menanggung itu untuk kami. Tapi, Eomma bersyukur dan sedikit tenang jika dua anak nakal itu bersama kalian," ujar Nyonya Choi.
"Benar kata Eomma kalian. Jika tidak ada kalian kami akan sangat kesulitan. Dan maaf, menantu tercinta membuatmu memiliki beban padahal kau baru saja masuk ke keluarga Choi," timpal Tuan Choi yang datang membawa kopi hitam dan koran yang menjadi bacaannya sebelum memulai aktifitas hariannya.
"It's okay, Dad. No problem, because Han-Byul sudah ku anggap seperti adikku sendiri," jawab Agnes.
"Maafkan ayah ya, yang tak bisa memberi kasih sayang pada Han-Byul dan Han-Sol selayak nya orang tua pada umumnya. Mereka berdua justru mendapat kasih sayang orang tua melalui kalian berdua," tambah Tuan Choi.
"Ayah, itu sudah kewajiban ku sebagai anak tertua," jawab Si-Won sembari menepuk pundak sang ayah.
"Bukan. Ini bukan lagi kewajiban mu. Kewajiban utama mu sekarang adalah menjaga dan melindungi keluarga kecilmu, Agnes," ujarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL [REVISI]
RomancePernahkah kalian berpikir jika kalian sedang dipermainkan oleh takdir? Pernahkah kalian berusaha mati-matian melupakan sesuatu namun hal itu selalu kau ingat bahkan ketika kau sedang tertidur sekalipun? Atau, pernahkah kalian berusaha mengingat se...