5. Trauma

33 22 3
                                    

Sama sepertimu, aku pun manusia yang dapat terluka. Walaupun, terkadang tidak ada yang dapat melihat lukaku meski itu didekat mataku sekalipun.


Jeon Jungkook

~~~

Tiga hari yang lalu...

Hansol bermimpi –diruangan gelap yang hanya diterangi sebuah lilin, ada seorang anak tampan yang tangan dan kakinya terikat. Dia terus saja menangis memanggil ayah dan ibunya. Tak lama api terlihat menjalar di belakangnya menghabisi tirai yang berada tepat di belakang anak kecil nan tampan itu. Tangisannya mulai pecah. Beberapa kali ia berteriak meminta tolong tapi semua itu percuma. Sebab tak ada seorangpun yang berada di ruangan gelap tersebut.

"Tidak–" teriak Hansol dari mimpi buruknya. Nafasnya tak beraturan.
Han-Sol melepas nafasnya dengan kesal.

"Huuuuuhhh.... Mimpi itu lagi. Sepertinya aku memang harus pergi ke Dokter Cho," ujarnya.

Lalu ia menyibak selimut yang masih menutupi sebagian tubuhnya sembari menurunkan kakinya memasang sandal santainya.

"Oppa...ba...oh kau sudah bangun ternyata..ayo sarapan–" Hansol yang melihat Hanbyul masuk seketika memeluk Hanbyul dengan diiringi tangisan lirih.

"Oppa waegeure?? Oppa gwenchana?? Oppa...Oppa mendengar Hanbyul, kan???"

Hansol masih memeluk Hanbyul dengan erat. "Kau yakin ingin ikut sekolah lagi denganku??"

"Pertanyaan itu lagi?? Ayolah Oppa Hanbyul ingin sekolah lagi. Hanbyul rindu memakai seragam."

Hansol melepas pelukannya. "Kalau begitu. Pakai seragam saja ketika dirumah," jawab Hansol asal.

Hanbyul memukul Hansol. "Ahhh, kau ini. Maksud Hanbyul, Hanbyul ingin sekolah lagi. Hanbyul iri melihat anak-anak seusia Hanbyul memakai seragam sekolah, banyak teman. Sedangkan Hanbyul hanya dirumah dan belajar hanya denganmu. Bukan kah itu membosankan??"

"Pikirkan lagi, eo?? Oppa hanya ingin kau–" terpotong karena ia sadar.

---oOo---

Hansol kembali bermimpi. Tapi, kali ini dalam mimpi Hansol, Hanbyul memanggilnya berulang-ulang dan Hansol hanya menatap Hanbyul dari kejauhan. Sesekali Hansol ingin menghampiri tapi selalu ia urungi. Kakinya terasa berat, hatinya selalu ragu ingin menghampiri Hanbyul. Hansol hanya bisa menatap Hanbyul dengan sedih.

"Hai... Mau kekantin?? Bareng aja yu," ajak Jisoo sambil menggandeng tangan Hansol dengan mesra.

Belum Hansol menjawab, ada suara yang membuat keduanya sontak menoleh kebelakang.

"Hei, wanita j*l*ng!!! Jauhkan tangan kotormu dari kekasihku!!" bentak wanita itu pada Jisoo yang ternyata adalah kekasih Hansol.

"Kekasih??" Jisoo tersenyum mengejek. "Cih... Sejak kapan Hansol menyatakan perasaannya padamu, hah??" kini Jisoo tak kalah membentak.

"Itu bukan urusanmu. Yang pasti dia milikku." Wanita itu menarik tangan kanan Hansol yang Hansol masuk kan ke saku celana. Hansol yang mendapat tarikan tiba-tiba itu sontak terkejut.

"Hei.. Apa-apaan?? Hansol itu milikku, Kyulkyung," Jisoo juga ikut menarik tangan kiri Hansol. Hingga Hansol berada dekat dengannya lagi.

"Heii...dia milikku..." kembali wanita bernama Kyulkyung tersebut membentak Jisoo. Tangannya kembali meraih pergelangan Hansol.

Hansol geram. "Haiishh..." Hansol menepis tangan kedua wanita yang merebutkannya.

"Yang pasti aku bukan milik kalian...kalian sama gilanya..." lalu pergi meninggalkan keduanya.

RIVAL [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang