19. Barnon Canon Chwe

30 15 4
                                    

Diluar mungkin kau terlihat sangat kuat, tapi aku tahu betapa rapuhnya hatimu saat ini.

Choi Han-Byul


"Han-Byul!!" teriak Tae-Hyung menghampiri Han-Byul yang sedang berada dalam pangkuan seorang siswa asing.

Tae-Hyung mendorong siswa itu agar menjauh dari Han-Byul, "Kau siapa?? Apa yang kau lakukan pada Han-Byul??"

Dia sempat terdorong sedikit menjauh akibat dorongan Tae-Hyung tadi. "Tidak ada. Dia tiba-tiba saja pingsan," jawab pria itu dengan dingin.

"Sol,"
"Sol," Han-Byul sudah sadar. Kini kepala Han-Byul berada dipaha Tae-Hyung yang sengaja Tae-Hyung rebahkan.

"Bukan. Aku bukan Han-Sol, aku Tae-Hyung. Kim Tae-Hyung," Tae-Hyung membantu Han-Byul untuk duduk.

"Mana pria yang menolongku tadi, Tae??" tanya Han-Byul.

Tae-Hyung langsung mencari sosok yang ditanya Han-Byul tadi, "Kemana perginya orang asing itu?? Apa dia tersinggung dengan pertanyaanku tadi??"

"Aku tidak tahu. Mau berdiri?? Ayo aku bantu!!" Tae-Hyung berdiri lebih dulu lalu memberikan tangannya sebagai pegangan untuk Han-Byul.

"Terima kasih," Han-Byul kini sudah berdiri.

Tanpa Tae-Byul (Tae-Hyung dan Han-Byul) sadari kini sepasang mata tampak memerah ketika melihat keduanya yang saling pegang pada kedua tangan mereka. Sepasang mata itu milik Jeon Jung-Kook, pria yang pagi tadi menjadi korban kebaperan Han-Byul.

"Ayo aku antar pulang," ujar Tae-Hyung, Han-Byul hanya diam.

Seolah mengerti dari diamnya Han-Byul itu Tae-Hyung melanjutkan ucapannya, "Dengan bus. Kau tahu aku tak memiliki kendaraan,"

"Aku tak bilang kau tidak memiliki kendaraan," ujar Han-Byul.

"Oh ya, kau mengenal pria tadi??" tanyanya.

Han-Byul menggeleng, "Justru aku, berharap kau yang menggenalnya. Aku orang baru disekolah ini, lagi pula kau sangat tahu jika aku sedang kehilangan sebagian ingatanku,"

"Masalahnya dia bukan siswa dari sekolah kita, Byul!!"

****

Tae-Byul sedang menunggu di halte bus, tanpa mereka tahu siswa yang tadi menolong Han-Byul sedang memperhatikan mereka dari kejauhan, lebih tepatnya dari mobil mewahnya.

"Busnya sudah datang, ayo!!" Tae-Hyung langsung menggiring tangan Han-Byul ke dalam bus. Entah dapat keberanian dari mana Tae-Hyung memegang erat tangan Han-Byul yang dari dulu jadi mimpinya.

Tae-Hyung mempersilahkan Han-Byul duduk di kursi bus, sedangkan dia memilih berdiri dengan gagang bus yang tergantung.

"Jika aku duduk, kau duduk dimana??"

"Berdiri lah, apalagi??"

"Berdiri?? Kau yakin??"

"Wanita lebih di utamakan,"

"Siapa yang mengajarkanmu hal semanis itu??"

"Uri eomma,"

"Aku yakin ibumu orang yang hangat,"

Datanglah seorang wanita renta yang berjalan sambil tergopoh-gopoh karena usianya yang sudah senja tubuhnya sudah renta dimakan usia. Tae-Hyung langsung berjalan menghampiri nenek tua itu, Han-Byul menatap Tae-Hyung dengan tatapan aneh dan bingung.

RIVAL [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang