Terkadang kualitas mengalahkan kuantitas.
Luha
Hari ini sama seperti hari sebelumnya. Jungkook belum menemui Hanbyul. Entah mengapa hati Jungkook menginginkan bertemu dengan Hanbyul. Mungkin karena rasa khawatir atau bisa juga karena ia sangat menginginkan Han-byul menjadi 'Teman Bermain'~nya.Jungkook selama beberapa hari tidak seperti Jungkook yang biasanya. Jungkook tak lagi membully Taehyung. Bahkan, Taehyung heran dengan sikap yang Jungkook berikan.
Saat dikantin sekolah Taehyung yang sedang melahap sarapannya pun sontak kaget dengan kedatangan Jungkook dan kawan-kawan.
"Hai, Kim Taehyung!!" sapa Hoseok lemah lembut yang dibuat-buat.
"Tu..tu..tunggu a...a..aku.. Menghabiskan sa..sa..sa..sarapanku, ya??" pinta Taehyung pada Jungkook.
"Enak saja. Aku ingin bermain sekarang!!" ucap Jimin sembari mendekat pada Taehyung.
"Aku tidak ikutan!!" seketika ketiga temannya menatap aneh pada Jungkook yang berlalu pergi meninggal mereka.
Tak seperti biasanya, Jungkook biasanya akan sangat bersemangat jika berhubungan dengan Tae-Hyung. Tapi, hari ini berbeda.
"Ada apa dengannya?? Apa ini hari ulang tahunnya??" tanya Ji-Min pada Ho-Seok.
Plak...
Sebuah tangan melayang dikepala Ji-Min."Ahh. Sakit," pekik Ji-Min yang kesakitan karena Ho-Seok yang tiba-tiba memukul kepalanya.
"Apa kau lupa?? Baru tanggal satu kemarin kita mengadakan pesta ulang tahunnya," ucap Ho-Seok sedikit geram.
"Lalu?? Mengapa dia tidak ingin bermain dengan Tae-Hyung kita yang tampan ini??" ucap Ji-Min sambil mengusap-usap pucuk kepala Tae-Hyung dengan lembut namun wajah Tae-Hyung tatap saja ketakutan.
Nam-Joon selaku teman akrab Jung-Kook mengerti dengan perasaan sahabatnya itu. Iapun menyusul ke mana Jung-Kook pergi. Karena, hanya ada satu tempat yang akan Jung-Kook kunjungi saat dia sedang kesal atau sedih saat disekolah. Atap. Ya atap, tempat biasanya mereka berdua bertemu tanpa diketahui Ho-Seok dan Ji-Min. Seperti tempat rahasia yang hanya mereka berdua yang tahu.
***
Terlihat Jung-Kook sedang kepanasan melepas seragamnya dan membuangnya kesembarang tempat. Entah memang karena kepanasan atau memang suasana hati Jung-Kook sedang kesal.
Karena setahu Nam-Joon, Jung-Kook selalu mendapatkan apapun yang ia mau.
"Ehem.." deheman Nam-Joon tak digubris. Sebab, Jung-Kook sudah hafal betul suara siapa yang sedang berdehem tersebut.
"Kenapa lagi??" berdiri didekat pagar tepat disamping kiri Jung-Kook.
Jung-Kook menghela nafas panjang, lalu melepasnya. "Huuuuhh. Hari ini masih sama. Dia belum juga sekolah. Aku hanya ingin bertemu dan memastikan satu hal pada 'Anak Baru' itu Hyung. Aku tidak ingin mengganggunya. Ada hal yang ingin kutanyakan," Nam-Joon memandang aneh pada Jung-Kook.
Jung-Kook melihat tatapan Nam-Joon. "Ayolah Hyung!! Aku serius?! Jangan tatap aku dengan tatapan itu!!" tambah Jung-Kook.
"Jika ku boleh tahu, apa yang ingin kau tanyakan??" Jung-Kook menatap Nam-Joon.
Saat pelajaran olahraga. Seperti biasanya untuk menghemat waktu Guru Kim, selaku guru olahraga selalu menggabungkan dua kelas untuk berolahraga bersama. Kini, siswa-siswi dari kelas 3-2 dan kelas 1-2 sudah berkumpul dilapangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
RIVAL [REVISI]
RomancePernahkah kalian berpikir jika kalian sedang dipermainkan oleh takdir? Pernahkah kalian berusaha mati-matian melupakan sesuatu namun hal itu selalu kau ingat bahkan ketika kau sedang tertidur sekalipun? Atau, pernahkah kalian berusaha mengingat se...