•08 Salah Paham•

3.7K 430 20
                                    

Gue sengaja dandan cantik hari ini. Entah mengapa gue pengen kelihatan lebih cantik ketika hendak bertemu dengan Seungwoo. Ah ralat. Gue hanya menggantikan Caca yang emang gak mau ketemu sama Seungwoo.

Gue udah memikirikan ini sejak semalam. Untuk kedua kalinya gue yang menggantikan posisi Caca. Gue harus siap dengan segala konsekuensinya.

"Tumben banget kamu dandan. Mau kemana sih?" Tanya kak Sharen begitu gue keluar kamar. Ia memandangi gue dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Mau kencan yah?" Tebak kak Sharen.

"Enggak kok. Aku mau jalan-jalan ajah." Jawab gue.

"Eits.. anak Mami udah gede nih. Udah kencan sekarang." Kak Sharen menggoda gue. Padahal gue kan gak kencan sama sekali. Boro-boro kencan, punya pacar ajah enggak. Punya orang yang disukai sih ada, tapi masih dalam tahap berjuang, biar si doi bisa suka balik.

"Apaan sih. Enggak kok. Udah ah, aku pergi dulu yah. Bye!" Gue langsung kabur gitu aja, sebelum kak Sharen makin gencar menggoda gue.

***

Caca udah kirimin gue alamat lokasi buat ketemuan sama Seungwoo. Sedari tadi jantung gue gak stabil. Gue deg-deggan parah. Sempat muncul beberapa hal buruk dalam benak gue, tapi dengan segera gue menepis pemikiran tersebut.

Rencananya gue datang duluan ke tempat itu. Gue ber-acting seakan gue sedang menunggu seseorang. Ketika gue melihat Seungwoo datang, gue bakalan pura-pura teleponan sama seseorang, dan orang tersebut batalin janji buat ketemuan sama gue. Pokoknya kayak gitulah.

***

Ternyata lokasi yang dikirimin sama Caca adalah sebuah restoran bintang lima. Sumpah! Ini adalah salah satu restoran termewah yang ada di Indonesia. Harga makanannya pasti mahal-mahal banget. Apakabar dengan isi dompet gue?! Huhu-,-

Sempat gue berpikir untuk pulang aja, tapi, hati gue gak sejalan dengan logika gue sendiri. Kali ini ge membiarkan hati gue menang.

Gue melangkahkan kaki memasuki restoran tersebut. Interior didalamnya super duper mewah. Gue tercengang dengan interior tersebut.

Seorang pramusaji menghampiri gue. "Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" Tanya si pramusaji dengan sopan.

"Ehm.. saya sedang menunggu teman saya." Jawab gue.

"Maaf, jika boleh tahu, ada berapa teman Anda?" Tanyanya lagi.

"Satu ajah." Jawab gue.

Si pramusaji tersebut tersenyum menatap gue. "Kalau begitu, mari saya antarkan ke meja disana. Kebetulan meja itu khusus untuk dua orang." Ujarnya sambil menunjuk sebuah meja disisi kanan restoran. Meja tersebut memang sengaja dibuat khusus untuk dua orang. Gue pun duduk. "Saya pesennya kalau temen saya udah datang ajah yah Mbak." Ucap gue.

"Iya Mbak. Gak papa kok." Balasnya dengan senyum ramah.

Gue mengedarkan kepala gue seraya mengagumi restoran ini. Sesekali gue mengecek arloji yang melingkar di tangan kiri gue. Kata Caca, kemungkinan 15 menit lagi Seungwoo sampai. Dan rasa gugup pun mulai menjalar disekujur tubuh gue disaat jarum jam terus berputar.

Belum genap 15 menit, batang hidung seorang Han Seungwoo sudah terlihat. Gue mencoba untuk mengalihkan pandangan darinya. Sebisa mungkin gue harus bersikap normal. Gue gak pengen ketahuan lagi seperti sebelumnya.

• Single Dad • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang