PLEASE VOTE AND COMMENT
Gue tahu setelah keluar dari rumah Caca, hubungan gue dan Seungwoo pasti berubah. Dan itu benar.
"Sas? Aku antar pulang yah." Itu bukan tawaran melainkan sebuah permintaan. Aneh rasanya, dulu gue yang ngebet sama dia, sekarang dengan sukarela dia yang deket sama gue.
"Kenapa ketawa?" Tanya Seungwoo saat melihat gue terkekeh.
"Lucu ajah." Jawab gue jujur.
Dahi Seungwoo berkerut, pertanda dia bingung. "Dulu gue yang ngebet pengen deket sama lo, eh sekarang malah banyak kesempatan yang bikin gue bisa deket sama lo." Jelas gue.
Seungwoo pun tertawa. Posisinya yang lagi ada disamping gue sambil menyetir membuat gue bisa melihat wajahnya dari samping. Gila! Dari samping ajah ganteng banget cuy. Udah gak terhitung berapa kali gue selalu mengagumi wajahnya.
"Sasya?" Panggil Seungwoo.
"Kenapa?"
"Tunggu bentar lagi yah." Gue gak paham maksudnya, tapi ada bagian dalam diri gue yang membuat gue yakin, apapun itu, itu pasti yang terbaik. Gue gak tahu apa akan Seungwoo lakukan, gue lebih memilih percaya. Hubungan kami memang masih mengambang, namun gue yakin, gak selamanya akan terus seperti itu. Percaya. Cukup satu kata itu.
***
Lega banget. Masalah sama Mami selesai, masalah sama Caca dan keluarganya juga udah selesai. Rasa bahagia yang gue punya terasa lengkap.
Apalagi saat ini Mami menemani gue dan kak Wooseok buat ketemu sama calon pembeli lukisan gue. Kami sepakat untuk bertemu pada sebuah kafe.
Seorang pria memasuki kafe tempat kami janjian bertemu. Sosok pria itu terasa gak asing buat gue. Rasanya ada ikatan batin yang terjalin diantara kami.
Mata gue gak sedetik pun lepas dari pria itu. Hingga tanpa gue sadari ia pria itu berjalan mendekat ke arah kami.
"Selamat siang Pak." Ujar kak Wooseok yang sudah berdiri dan menyalami pria itu.
Gue pikir hanya gue larut dalam lamunan gue sendiri, ternyata Mami pun demikian. Hingga deheman dari kak Wooseok menyadarkan kami.
Mami berdiri. Tangannya yang bergetar saat menyalami pria itu, tak lepas dari padangan gue.
"Alarik Wirga." Ujar pria itu.
Bagaikan disambar petir disiang bolong. Itu nama Papi gue.
"Papi..." Tanpa sadar suara gue bergetar.
Mami menatap gue. Pria yang gue yakini sebagai Papi gue pun langsung menatap gue. Meski wajahnya tampak lebih tua, tapi gak bisa membuat buat gak kenal dengan sosok Papi gue sendiri.
"Kesha?" Papi menatap gue tak percaya.
"Riris?" Papi memanggil nama Mami.
Gue pikir Mami bakalan sedih. Atau paling tidak Mami bakalan marah, nyatanya enggak. Mami justru tersenyum. "Long time no see."
KAMU SEDANG MEMBACA
• Single Dad • Han Seungwoo
FanfictionHan Seungwoo, seorang duda tampan yang sudah mempunyai seorang anak, bertemu dengan seorang calon mahasiswa abadi. Cantik sih, tapi sayang bobrok banget, berbanding terbalik dengan sikap Seungwoo yang berwibawa.