•07 Bimbang•

3.8K 430 6
                                    

Adakalanya untuk memahami perasaan sendiri itu rumit. Ada kebimbangan disana, ada rasa tak yakin yang kian membelenggu. Namun, nyatanya, hanya perlu menenangkan diri dan meresapi apa yang dirasakan hati. Hal itulah yang tengah gue lakukan.

Sedari tadi, gue terus memandangi lukisan wajah Seungwoo yang belum 100 persen selesai. Ada perasaan aneh yang menjalar dalam hati gue. Hal yang sebelumnya belum pernah gue rasakan. Gue sempat ragu untuk mengkategorikan itu cinta.

Tetapi, setelah gue benar-benar meresapi apa yang tengah dirasakan oleh hati gue sendiri, tak bisa dipungkiri. Gue emang udah jatuh cinta sama Seungwoo. Secepat itu kah?

Belum terhitung 1 bulan sejak kami bertemu, dan gue udah jatuh cinta sama dia?!

Sejak awal gue emang berniat buat mencari laki-laki yang tepat biar gue bisa cepetan nikah. Gue pengen bebas dari Mami. Tapi bukan gini juga dong! Gue gak nyangka segalanya terjadi begitu cepat.

Manusia dianugerahi akal budi, biar bisa berpikir sebelum bertindak. Akan tetapi, manusia cenderung lebih cepat bertindak sebelum berpikir terlebih dahulu. Gue salah satunya.

Niatnya mau cari cowok buat nikah, eh malah ketemu sama laki-laki yang udah dijodohin sama sahabat gue sendiri. Untungnya, dengan senang hati dia menyerahkan laki-laki itu buat gue. Eits! Itu bukan sepenuhnya keberuntungan. Gimana kalau keluarga dia tahu tentang semua ini? Pastinya gue yang bakalan dipersalahkan disini. Huft-,-

Gue juga gak berpikir, hati gue bakalan segampang ini luluh sama dia. Orang yang selalu ngomong seadanya sama gue. Gak pernah mau ngomong panjang lebar, ternyata memiliki sisi yang perhatian. Gue udah terperangkap dalam 'perhatian' yang ditunjukkannya. Gue baper sama dia. Ya! Gue jatuh cinta sama dia.

"Kamu belum pulang?" Suara kak Wooseok membuyarkan lamunan gue. "Kamu ngelukis Seungwoo yah?" Kaget kak Wooseok sambil melihat lukisan gue.

"Tumben banget kamu ngelukis orang. Padahal sejak dulu, saya selalu minta kamu buat ngelukis wajah saya, kamu gak pernah mau."

Gue baru menyadari satu hal. Gue gak pernah mau ngelukis wajah orang sejak dulu. Jika diminta, gue selalu memberikan berbagai macam alasan. Tapi kali ini berbeda. Justru gue sendiri yng menawarkan diri buat ngelukis wajah dia.

"Kok diam sih?" Tanya kak Wooseok lagi, seakan menuntut penjelasan dari gue.

"Gak tau kak." Jawab gue seadanya. Karena pada kenyataannya, gue sendiri gak tahu kenapa gue mau ngelukis wajah orang.

"Padahal gantengan saya loh." Ok! Kak Wooseok udah mulai dengan tingkat kepercayaan diri tinggi. "Seksian, juga seksian saya." Apaan sih ini-,-

Gue membiarkan kak Wooseok menatap lukisan gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue membiarkan kak Wooseok menatap lukisan gue. Kak Wooseok terus memandangi lukisan itu dengan wajah serius, seolah-olah hendak memberikan nilai pada lukisan gue.

"Saya heran sama kamu." Ujarnya sembari terus memandangi lukisan itu.

"Kenapa kak?" Tanya gue penasaran.

• Single Dad • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang