•15 Papi? (2)•

3.6K 421 9
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT!

Diluar dugaan, kak Seungwoo datang menghampiri gue di kampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Diluar dugaan, kak Seungwoo datang menghampiri gue di kampus. Duda satu ini emang pandai bikin jantung gue berdegub kencang.

"Ngapain kesini?" Tanya gue.

"Jemput kamu lah." Jawabnya.

"Dongpyo mana?"

"Dirumah Mama."

Gue mengangguk paham.

"Yuk masuk. Ada seseorang yang harus kita temui." Ajak Seungwoo dan gue menurutinya.

Sepanjang perjalan gue terus bertanya siapa yang akan kita temui, tetapi Seungwoo memilih bungkam. Ia gak mau kasih tahu. Bikin gue penasaran ajah deh-,-

Mobil yang kami kendarai memasuki kawasan perumahan elit. Gue sempat berpikir jika Seungwoo mau ngajak gue ketemu sama orang tuanya. Hehehe..

Kami berhenti tepat disebuah hunian mewah. Tangan gue dingenggam erat oleh Seungwoo. Ia menatap gue dan tersenyum, seakan sedang menstrasfer energi buat gue agar gak perlu cemas.

Ekspetasi gue sepertinya berlebihan. Bukan orang tua Seungwoo yang gue temui, melainkan Papi gue sendiri. Beliau tersenyum begitu melihat gue, walaupun gue bisa melihat dengan jelas ada raut keragu-raguan di wajahnya.

"Ngapain lo bawa gue kesini?" Tanya gue kesel.

"Masuk dulu Sha." Papi dengan sopan menyuruh gue buat masuk. Dengan langkah berat gue tetap masuk ke rumah itu.

Seungwoo duduk disebelah gue, sedangkan Papi dihadapan kami.

"Kenapa bawa gue kesini sih?"

"Sha, saya ingin bicara sama kamu."

Gue benci ketika Papi menyebut dirinya dengan kata ganti 'saya'.

"Jadi, Tuan Alarik Wirga mau berbicara apa dengan saya?" Tanya gue dengan nada yang sengaja gue buat-buat.

"Saya minta maaf." Gue merasakan ketulusan dalam kalimat Papi, tapi hati gue enggan menerima ketulusan itu.

"Saya tahu, saya udah nyakitin kalian."

"Saya udah tinggalin kalian."

"Saya minta maaf."

Papi menunduk saat kalimat terakhir ia ucapkan.

Gue gak tahu harus ngomong apa. Gue hanya diam sambil menatap Papi. Disini gue gak mikirin Papi, melainkan Mami.

"Mami hancur Pi." Meski beliau selalu menyebut dirinya dengan kata ganti 'saya', gue mencoba untuk tetap memanggilnya sebagai Papi.

"Papi bikin Mami hancur, sehancur-hancurnya."

"Kenapa Pi?" Tanya gue menuntut penjelasan.

Mengabaikan Seungwoo yang duduk disebelah gue, Papi menjelaskan semuanya.

• Single Dad • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang