• 11 Me and Seungwoo •

3.7K 454 23
                                    

Gak pernah sekalipun terbesit dipikiran gue kalau gue bakalan mengalami hal seperti ini. Terlalu cepat buat gue untuk bisa mempelajarinya satu persatu.

Gue bodoh.

Gue baru menyadari hal itu.

Dan gue benci dengan keadaan diri gue saat ini.

Gue terlalu larut dalam perenungan akan diri gue sendiri hingga tanpa sadar ada seseorang yang berdiri tepat didepan gue.

Han Seungwoo.

Mata gue terbelak begitu melihat keberadaannya.

Dalam posisi gue yang duduk dan dia yang berdiri tepat dihadapan gue, membuat gue harus mengangkat muka untuk melihat wajahnya.

"Sini..."

Tubuh gue langsung dibawa kedalam pelukannya. "Nangis ajah, ga papa." Ucapannya bagaikan mantra, membuat gue tanpa sungkan mengeluarkan air mata.

"Maaf." Disela tangisan gue masih berusaha meminta maaf darinya. Entah mengapa gue merasa ini semua salah gue. Karena pada akhirnya hanya gue yang paling terluka disini.

"Jangan ngomong dulu. Tunggu kamunya baikan dulu." Ujar Seungwoo sambil menyapu punggung gue dengan tangannya itu.

Menuruti ucapannya, gue sama sekali gak ngomong. Gue hanya menangis dipelukannya.
Seungwoo pun gak ngomong apapun.

"Udah..." Ujar gue setelah gue merasa baikan. Namun Seungwoo enggan melepas dekapannya.

"Bentar lagi yah." Ucap Seungwoo. Gue mengangguk pelan.

Tangan Seungwoo sedari tadi gak berhenti untuk mengusap punggung gue. Sesekali ia merapatkan dekapannya.

"Sesaakkk..." Keluh gue pelan.

Bukannya melepaskan dekapannya, Seungwoo justru terkekeh. "Lepasin ah." Ujar gue.

Kali ini Seungwoo menuruti pinta gue, ia melepaskan dekapannya.

"Liat sini Sas."

Gue gak mau menatap Seungwoo. Paling tidak gue gak mau tunjukin wajah gue yang sembab ini. Gue terlalu malu. Entahlah.

"Sas, saya disini, bukan dibawah." Kata Seungwoo lembut.

"Enggak ah. Wajah gue jelek." Balas gue sambil menggelengkan kepala.

"Kata siapa?" Seungwoo menangkup pipi gue dengan kedua tangannya, membuat wajah gue mau gau mau terlihat olehnya. "Cantik gini kok." Shit! Setiap kali gue diperlakukan begitu oleh Seungwoo, wajah gue selalu memerah.

"Tuh kan, semburat merahnya muncul lagi. Gemess deh." Kata Seungwoo sambil mencubit gemes pipi gue.

"Udah ah. Gue mau pergi dulu." Seru gue.

Saat gue akan berdiri, tangan gue ditahan oleh Seungwoo. "Jangan pergi lagi." Ujarnya.

Gue menatap Seungwoo dalam. "Enggak, gue harus per..."

"Jangan pergi sendiri. Ada aku yang mau pergi sama kamu."

Aku?!

Seungwoo bilang aku? Selama ini dia selalu bilang saya bukan aku.

"Lo bilang apa barusan?" Tanya gue seakan gak percaya dengan pendengaran gue sendiri.

Tapi bukannya menjawab Seungwoo malah menggenggam tangan gue dan membawa gue pergi. Kaki gue gak sinkron sama otak gue. Gue gak mau ikut, tapi kaki gue malah mengikuti langkah Seungwoo. Gue pengen tanya kemana ia akan membawa gue, tapi lidah gue seakan kelu.

Seungwoo membawa gue kemobilnya. Bahkan saat ia membukakan pintu mobil dan menyuruh gue masuk, gue tetap menurutinya.

"Sas?" Seungwoo memanggil gue pelan.

Gue menatap Seungwoo.

"Aku gak maksa kamu buat cerita. Tapi kondisi kamu saat ini, aku rasa kamu butuh tempat cerita."

Gue berpikir sejenak.

Gue emang butuh tempat cerita.

Beban pikiran gue terlalu banyak saat ini. Terlalu banyak hal yang gue pendam sendiri.

Tangan gue digenggam oleh Seungwoo. Ia tersenyum menatap gue. Seakan meyakini gue kalau gue bisa cerita apapun ke dia. Gue gak perlu takut. Gue bisa cerita apapun ke dia.

"Lo bener. Gue butuh tempat cerita."

"Kamu bisa cerita apapun ke aku. Kamu gak perlu khawatir."

Gue menghela nafas gue.

Ini pertama kalinya gue menceritakan keluh kesah gue ke orang lain.

Ini pertama kalinya gue memcoba untuk percaya kepada orang lain.

Ini pertama kalinya gue merasa gue terlihat begitu lemah dihadapan orang lain.

Dan orang itu adalah Seungwoo.

***

"Gue menyedihkan yah?" Tanya gue setelah selesai menceritakan semuanya kepada Seungwoo.

Mobil Seungwoo udah menepi dari tadi. Jalanan pun udah sepi. Maklum, ini udah dini hari.

"Kamu gak menyedihkan."

"Buat aku, kamu itu kuat."

"Sasya yang terlihat begitu bodoh, ternyata sekuat itu."

"Aku kagum sama kamu."

Pertama kalinya seumur hidup gue ada yang bilang kagum sama gue.

Gue langsung menatap Seungwoo tak percaya.

"Lo gak salah kan?" Tanya gue.

Seungwoo menggeleng. "Aku serius, Sas."

Gue malah tertawa. Seakan semuanya lucu. Padahal ada rasa haru yang hinggap dihati gue.

Mami ajah gak pernah kagum sama gue, wkwk.. perih!

Malam ini.

Malam yang luar biasa buat gue.

Malam ini.

Malam pertama gue buat jadi diri gue sendiri dihadapan orang yang bahkan belum lama gue kenal.

"Seungwoo..."

Ia berbalik menatap gue.

"Makasih yah, mau dengar cerita gue."

"Makasih juga udah kagum sama gue disaat orang lain gak pernah kagum sama gue."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
• Single Dad • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang