•05 Ice Cream Time•

3.8K 446 57
                                    

"Saya gak tega liat wajah sedih kamu saat ini. Kamu abis nangis kan? Mau cerita sama saya apa masalah kamu?"

Gue terkesima dengan pertanyaan Seungwoo. Tapi gue memilih untuk gak menjawab pertanyaan tersebut. Biarlah ini menjadi masalah gue sendiri. Gue masih cukup kuat buat memendam semuanya sendiri.

"Gak mau cerita yah? Yaudah deh gak papa." Monolog Seungwoo sembari fokus mengemudi.

"Miss, Dongpyo mau duduk sama Miss." Pinta Dongpyo yang duduk dibelakang sendiri. "Yaudah sini, yuk." Ajak gue sambil menepuk paha gue. Dongpyo pun maju kearah gue dan mendudukkan dirinya diatas pangkuan gue. Sekilas gue melihat Seungwok tersenyum, tapi itu hanya sepersekian detik. Apa mungkin gue salah liat kali yah?

"Pipinya Miss merah." Pekik Dongpyo sambil menunjuk pipi gue. Ah, sepertinya itu adalah bekas tamparan Mami. Memang sih rasanya perih, tapi gue mengabaikannya sejak tadi.

"Digigit nyamuk tadi, hehehe." Bohong gue.

"Digigit nyamuk tapi kok ada bekas 5 jarinya sih?" Tanya Seungwoo sakarstik. Mampus gue! Apakah itu terlihat jelas?

"Siapa yang nampar kamu?" Tanya Seungwoo.

"Siapa yang nampar? Gak ada yang nampar kok." Elak gue.

"Terus itu kenapa merah banget pipinya? Ada bekas 5 jari lagi. Gak mungkin digigit nyamuk lah itu." Seungwoo terus mendesak gue.

"Daddy! Jangan bikin Miss tambah sedih." Ujar Dongpyo sambil menatap Daddynya itu.

Tangan gue tiba-tiba dipegang sama Seungwoo, tentu saja gue langsung menoleh kepada Seungwoo, seakan mempertanyakan apa maksud ia menggenggam tangan gue. "Kalau kamu ada masalah, ada baiknya cari orang yang tepat sebagai tempat kamu cerita, jangan dipendam sendiri, kamu gak akan kuat. Jadi, jangan pura-pura kuat kamu." Ujarnya sambil menatap gue.

Gue seolah-olah mematung saat mendengar penuturan Seungwoo. Benar katanya, selama ini gue selalu pura-pura kuat. Nyatanya, gue gak sekuat itu. Tapi, saat ini gue belum menemukan orang yang tepat sebagai tempat gue berbagi.

***

"Rumah gue bukan arah sini deh kayaknya." Ujar gue saat Seungwoo mengemudi kearah yang berlawanan dengan arah rumah gue. Bukannya merespons ucapan gue, Seungwoo malah serius mengendarai mobil.

"Yuk turun." Titahnya begitu mobil berhenti. Gue langsung menatap dia kesal. "Ini bukan rumah gue." Protes gue.

"Yesss... ice cream!!!" Dongpyo malah kegirangan begitu dia tahu kalau Daddynya berhenti didepan kefai es krim. Mungkin ini adalah kedai es krim langganan mereka.

"Tuh, Dongpyo udah kegirangan mau makan ice cream." Tunjuk Seungwoo.

Gue pun mengalah, percuma juga kan ngelawan?

"Kamu duduk disini ajah sama Dongpyo, biar saya yang pesenin kalian ice cream." Dari tadi si Seungwoo ini ngomongnya kayak lagi ngasih perintah ke bawahan ajah. Dia pikir gue salah satu karyawannya apa? Kesel deh gue.

"Miss?" Disaat gue lagi kesel, Dongpyo memanggil gue. "Kenapa sayang?" Tanya gue lembut. Heran deh gue, gue bisa kesel banget sama Daddynya, tapi sama anaknya gue malah lembut banget, hehehe.

• Single Dad • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang