•22 (Pra) Nikah•

3.3K 342 16
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Gak pernah terlintas sedikitpun didalam benak gue mengenai ribetnya mengurus persiapan pernikahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gak pernah terlintas sedikitpun didalam benak gue mengenai ribetnya mengurus persiapan pernikahan. Gue pikir kalau persiapan pernikahan itu gampang. Ternyata enggak sama sekali!

Serius!

Untungnya gue dan Seungwoo menggunakan jasa Wedding Organizer. Dengan begitu, kerempongan kami lumayan berkurang.

Palingan gue sama Seungwoo sibuk buat foto-foto pre-wedding dan fitting baju pengantin saja. Tapi syukurlah semuanya boleh berjalan dengan baik.

Satu hal yang harus gue lakukan saat ini adalah diet! Gila! Berat badan gue naik. Gue gak mau kelihatan gendut saat nikah nanti. Makanya dengan bantuan kakak gue yang notabenenya adalah seorang dokter, gue meminta untuk mengatur menu makan gue.

"Sas, kakak itu dokter ahli bedah syaraf lho, bukan dokter ahli gizi."

"Kan intinya sama-sama dokter, kak."

"Beda lah."

"Minimal kakak kan tahu tentang gizi-gizi gituh kan? Atau gak, kakak hubungin teman kakak ajah, minta tolong ngatur menu makan Sasya. Kan aku mau terlihat seksi pas acara nanti. Eh, sama pas malam pertama juga, biar Seungwoo puas, hahaha." Otak gue udah melalang buana membayangkan malam pertama sama Seungwoo. Pokoknya gue harus memberikan service yang paling yahut! Biar Seungwoo puas.

"Husshh. Kamu ngomongnya!"

"Hehehe. Sorry." Cengir gue. "Oh iya kak, aku mau tanya dong." Raut wajah gue berubah serius. Menurut gue ini adalah masalah yang sangat krusial.

"Apa?" Tanya kak Sharen yang raut wajahnya juga ikutan berubah serius. Kalau seperti ini, gue merasa lagi konsultasi sama dokter.

"Kak, kira-kira apa yang harus aku lakukan untuk malam pertama nanti?"

PLAK!

Satu jitakan mendarat dengan mulus di jidat gue. "Kakak kira kamu mau tanya apaan." Kak Sharen memutar bola matanya malas.

"Aduh kak sakit." Sungut gue. "Tapi yah kak, ini tuh krusial banget. Seungwoo kan sudah bisa dipastikan berpengalaman. Nah kalau aku kan sama sekali gak berpengalaman. Aku takut Seungwoo gak puas."

"Ya terus ngapain kamu tanya kakak. Kakak juga gak berpengalaman." Sungut kak Sharen.

"Makanya kak, cari pacar, terus nikah. Oh iya, kabarnya kak Hanif gimana kak? Kakak kenapa sih putus sama kak Hanif?" Gue terlalu asyik berceloteh, tanpa sadar raut wajah kak Sharen berubah sedih. Disaat itu gue langsung tahu, gue udah keterlaluan. "Kak... Maafin Sasya." Gue langsung minta maaf.

"Udah gak papa kok." Senyum kak Sharen terlalu dipaksakan.

"Aku udah kelewatan kak."

"Baru sadar non?" Ada nada canda dalam kalimat kak Sharen.

• Single Dad • Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang