Seokjin menggoes sepedanya dengan lesu, pelajaran kelas 6 sudah mulai menguras tenaganya, belum lagi les les yang lain, dia tidak berniat menjadi profesor, tapi kenapa harus belajar sekeras ini? bahkan dia tidak punya waktu lagi untuk main piano
Dia mengerem sepedanya mendadak setelah dilihatnya gadis kecil sedang berhenti di pinggir jalan sambil menoleh kanan kiri
"Hei Karamel ! Ngapain kamu disini!" dia menghampiri anak kecil yang terlihat kebingungan itu, anak kecil yang selalu mengikutinya sejak melihatnya bermain piano di ruang musik
Tapi gadis kecil itu malah mulai menangis tanpa suara, dan mulai sesenggukan
"Hiksshiksss" dia menutupi kedua matanya dengan tangan
"Hei hei kenapa kamu malah menangis!" Seokjin yang kebingungan, segera turun dari sepedanya
"Kamu kenapa? ada yang jahat padamu? kenapa kamu disini" dia membungkuk mensejajarkan tingginya
"Aku gak tau... jalannya" jawabnya terbata bata
"Kamu tersesat?!"
Gadis itu mengangguk, semakin menangis
"Hahhh" Seokjin membuang nafasnya lemas
"Aku akan mengantarmu pulang, aku tau jalan ke rumahmu, jangan menangis lagi" dia mengusap air mata Karamel dengan telaten lalu menyuruhnya membonceng di sepedanya, berdiri
ini sepeda anak cowok dia hanya punya satu tempat untuk duduk, terpaksa"Pegangan yang erat, atau kamu akan jatuh!"
Gadis itu mengangguk patuh
Hanya berjarak dua gang dari sekolahannya dia akhirnya sampai di rumah kecil dengan pagar kayu yang sudah sedikit miring di sisi bawahnya, banyak tanaman di terasnya membuat rumah itu terasa sejuk bahkan jika hanya melihatnya dari luar saja
"Turun" perintahnya
"Ini rumahmu kan?"
Gadis itu mengangguk, wajahnya tampak lega dan mulai tersenyum kecil, bodoh
Seokjin menggandeng tangan kecil gadis itu, lalu masuk untuk mengetuk pintu
Tidak lama hingga pintu terbuka
"Karamel, kamu sudah pulang?" seorang wanita paruh baya langsung memeluk anak itu lega
"Tante! gimana bisa tante biarkan anak kelas 1 SD pulang sendiri?!" Seokjin menggeleng sambil berkacak pinggang
"Apa yang terjadi nak?"
"Dia tersesat dan menangis di pinggir jalan, untung saja aku yang menemukannya, bagaimana kalau penculik?! Ckckck"
"Astaga . . . Benarkah? neneknya sedang sakit, jadi tante tidak bisa meninggalkannya"
"Sayang kenapa kamu bisa tersesat? sekolah kamu kan deket banget sama rumah"
Dia menanyai putrinya yang memeluknya dengan erat
"Karena dia payah dalam menghafal lingkungannya" jawab Seokjin ceplas ceplos tanpa rasa takut
"Kalo gitu aku pulang dulu tante"
"Terimakasih nak . . . ?"
"Jin, Seokjin"
"Terima kasih Seokjin-ah sudah mengantar Karamel, kamu tinggal dimana?"
"Tidak masalah, aku pulang lewat sini, seberang sana, masuk ke dalam yang ada klinik di depannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONA
FanfictionSemua orang pernah mengalami luka atau sedang terluka, tapi dunia menutup mata tentang semua itu, mereka tetap menuntut ini dan itu Bukankah aku dan kamu juga butuh seseorang untuk peduli? bisakah kita saling menguatkan? bisakah kita berjalan bersam...