Soul ~ 6

155 13 38
                                    

Karamel ~ POV






"Kara kok kamu gak dianter ayahmu?"

"Kamu gak punya ayah? Memangnya kemana ayahmu?"

"Ayahmu tidak pernah menjemputmu?"

Itu pertanyaan teman-teman kecilku dulu yang tidak mengerti bahwa meninggal itu berarti pergi dari dunia ini dan tidak akan pernah kembali lagi

Aku selalu menatap mereka dengan perasaan iri, aku selalu datang paling pertama karena ibuku harus segera berangkat kerja setelah mengantarku ke sekolah, dari situ aku sudah merasa dunia ini tidak adil untukku

Melihat teman-temanku datang dengan ayah mereka, aku selalu menggigit bibir bawahku dengan kuat, kamu tau artinya? Aku menahan mataku berkedip supaya tidak ada air mata yang tumpah, tidak apa-apa jika dia menggenang di pelupuknya, tapi dia tidak boleh jatuh, aku tidak boleh menjatuhkan air mataku

Ketika kamu adalah seorang anak perempuan kamu akan merasa jika satu nama yaitu ayah adalah seorang yang sangat keren, tapi aku tidak memilikinya

Hingga suatu saat aku melihat seorang ayah sedang memukul anak lelakinya, aku menjadi bertanya-tanya apakah dia ayahnya atau bukan

Bahkan aku bertanya pada ibuku, apakah mungkin jika seorang ayah tiba-tiba membenci anaknya

Ibu bilang kalau tidak mungkin ada orang tua yang tidak mencintai anaknya, serigala yang jahat sekalipun tidak akan menyakiti anak-anaknya

Hingga aku menemukan seorang anak lelaki itu dengan jemari yang cantik sedang memainkan piano, permainannya luar biasa bagus tapi lagunya sangat sedih, dia anak yang kulihat sebelumnya

Dia sedikit terkejut saat melihatku mengintip di balik pintu, apa dia sedang bersembunyi?

Kupikir dia anak kecil, karena aku melihatnya dari kejauhan, tapi dia sangat tinggi ketika aku mencoba  mendekatinya, aku hanya ingin melihat permainannya dari dekat

Mungkin hanya aku penonton setianya, dia selalu bermain seorang diri saat orang-orang sudah pulang, dia akan bertanya apakah ada lagu yang ingin aku dengarkan pada saat itu, lalu memainkannya dengan cantik, bukankah dia jenius?

Hingga aku selalu mengikutinya kemana-mana, sepertinya aku lupa jika dia siswa kelas 6  yang kadang juga bermain bola dengan teman-temannya atau mengikuti tambahan pelajaran, sementara aku anak ingusan yang merepotkan, pasti menyebalkan sekali melihatku setiap hari

Kupikir dia membenciku karena aku selalu menempel padanya, aku pasti sangat menggangu hingga dia pergi meninggalkanku

Awalnya aku menyalahkannya karena dia pergi begitu saja, karena dia tiba-tiba menghilang bahkan ketika sehari sebelumnya aku masih melihatnya bermain piano, karena dia sama seperti ayahku yang tiba-tiba tidak bisa aku lihat lagi

Tapi semakin kesini aku semakin menyalahkan diriku sendiri karena tidak bisa menjaganya, karena merasa telah membuatnya tidak nyaman, merasa telah merepotkannya, merasa telah membuatnya pergi

Aku menyadari satu hal yang sudah sangat terlambat, saat melihatnya membantu pak Joko yang sedang memasang alat untuk memanggang padahal kami baru saja turun dari mobil, dia baik kepada semua orang, bukan hanya kepadaku, aku sudah salah paham terlalu lama, aku tersiksa dengan perasaanku sendiri





***




Author ~ POV





Bangtan hanya sedang bergoleran di depan televisi, kecuali Jungkook yang sudah pergi entah kemana dengan Sam dan si kecil Kau karena memang mereka tidak bisa duduk diam, Yun dan gadis-gadis membantu Siren menyiapkan bahan-bahan untuk acara bakar-bakar malam nanti, Seokjin, Andre dan pak Joko sedang  menyiapkan tempatnya

PERSONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang