Karamel ~ POV
"Kara kok kamu gak dianter ayahmu?"
"Kamu gak punya ayah? Memangnya kemana ayahmu?"
"Ayahmu tidak pernah menjemputmu?"
Itu pertanyaan teman-teman kecilku dulu yang tidak mengerti bahwa meninggal itu berarti pergi dari dunia ini dan tidak akan pernah kembali lagi
Aku selalu menatap mereka dengan perasaan iri, aku selalu datang paling pertama karena ibuku harus segera berangkat kerja setelah mengantarku ke sekolah, dari situ aku sudah merasa dunia ini tidak adil untukku
Melihat teman-temanku datang dengan ayah mereka, aku selalu menggigit bibir bawahku dengan kuat, kamu tau artinya? Aku menahan mataku berkedip supaya tidak ada air mata yang tumpah, tidak apa-apa jika dia menggenang di pelupuknya, tapi dia tidak boleh jatuh, aku tidak boleh menjatuhkan air mataku
Ketika kamu adalah seorang anak perempuan kamu akan merasa jika satu nama yaitu ayah adalah seorang yang sangat keren, tapi aku tidak memilikinya
Hingga suatu saat aku melihat seorang ayah sedang memukul anak lelakinya, aku menjadi bertanya-tanya apakah dia ayahnya atau bukan
Bahkan aku bertanya pada ibuku, apakah mungkin jika seorang ayah tiba-tiba membenci anaknya
Ibu bilang kalau tidak mungkin ada orang tua yang tidak mencintai anaknya, serigala yang jahat sekalipun tidak akan menyakiti anak-anaknya
Hingga aku menemukan seorang anak lelaki itu dengan jemari yang cantik sedang memainkan piano, permainannya luar biasa bagus tapi lagunya sangat sedih, dia anak yang kulihat sebelumnya
Dia sedikit terkejut saat melihatku mengintip di balik pintu, apa dia sedang bersembunyi?
Kupikir dia anak kecil, karena aku melihatnya dari kejauhan, tapi dia sangat tinggi ketika aku mencoba mendekatinya, aku hanya ingin melihat permainannya dari dekat
Mungkin hanya aku penonton setianya, dia selalu bermain seorang diri saat orang-orang sudah pulang, dia akan bertanya apakah ada lagu yang ingin aku dengarkan pada saat itu, lalu memainkannya dengan cantik, bukankah dia jenius?
Hingga aku selalu mengikutinya kemana-mana, sepertinya aku lupa jika dia siswa kelas 6 yang kadang juga bermain bola dengan teman-temannya atau mengikuti tambahan pelajaran, sementara aku anak ingusan yang merepotkan, pasti menyebalkan sekali melihatku setiap hari
Kupikir dia membenciku karena aku selalu menempel padanya, aku pasti sangat menggangu hingga dia pergi meninggalkanku
Awalnya aku menyalahkannya karena dia pergi begitu saja, karena dia tiba-tiba menghilang bahkan ketika sehari sebelumnya aku masih melihatnya bermain piano, karena dia sama seperti ayahku yang tiba-tiba tidak bisa aku lihat lagi
Tapi semakin kesini aku semakin menyalahkan diriku sendiri karena tidak bisa menjaganya, karena merasa telah membuatnya tidak nyaman, merasa telah merepotkannya, merasa telah membuatnya pergi
Aku menyadari satu hal yang sudah sangat terlambat, saat melihatnya membantu pak Joko yang sedang memasang alat untuk memanggang padahal kami baru saja turun dari mobil, dia baik kepada semua orang, bukan hanya kepadaku, aku sudah salah paham terlalu lama, aku tersiksa dengan perasaanku sendiri
***
Author ~ POV
Bangtan hanya sedang bergoleran di depan televisi, kecuali Jungkook yang sudah pergi entah kemana dengan Sam dan si kecil Kau karena memang mereka tidak bisa duduk diam, Yun dan gadis-gadis membantu Siren menyiapkan bahan-bahan untuk acara bakar-bakar malam nanti, Seokjin, Andre dan pak Joko sedang menyiapkan tempatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
PERSONA
FanficSemua orang pernah mengalami luka atau sedang terluka, tapi dunia menutup mata tentang semua itu, mereka tetap menuntut ini dan itu Bukankah aku dan kamu juga butuh seseorang untuk peduli? bisakah kita saling menguatkan? bisakah kita berjalan bersam...