Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati
Sejauh apapun berlari akan juga di hampiri
Sekuat apapun menghindari akan juga di temui____________________________________
Naya mengerjap ngerjapkan matanya, mencoba mengenali di sekelilingya, kepalanya terasa sangat pusing, apa yang terjadi itu pertanyaan yang ada di pikirannya kenapa dia ada disini siapa lelaki di samping nya ini, dia terus bertanya pada dirinya sendiri
"Hmm?"
"sudah bangun? " tanya seseorang tersebut
"Siapa anda?" tanya naya berusaha untuk duduk
"Seimbangkan dulu tubuhmu" ucapnya tanpa menjawab pertanyaan naya
Naya masih terlihat seperti orang bingung, dan sekali lagi ia mengeryitkan dahinya, leleki tersebut faham apa yang di maksud naya
"O iya saya fauzan, tadi anda pingsan dan saya yang merawat anda sesuai permintaan pak surya" jelasnya ramah
"Tapi kok menggunakan jaz dokter?" tanya naya seperti orang linglung
Fauzan tersenyum tipis " karna saya seorang dokter di rumah sakit ini"
"Mama saya mana?"
Fauzan terdiam sejenak "bu winda sedang di mandikan, sebentar lagi akan dibawa pulang" ujarnya pelan pelan
"Maksudnya?kenapa mama harus dimandikan? mama bisa mandi sendiri dok, jangan bercanda deh" ucap naya terkekeh, dia lupa bahwa ibunya telah tiada
"Sudah bisa berjalan? Mari saya antar"
"Antar kemana?"
Alih alih menjawab, fauzan langsung meninggalkan naya keluar ruangan, karna ia tak ingin terlalu lama berduaan
Naya mendengus lalu mengikuti langkah fauzan kemanapun ia melangkah, seperti terhipnotis dia tidak sama sekali membantah apa yang di katakan fauzan, kini mereka sudah berada di pekarangan rumah naya yang sudah rame orang dengan beberapa bendera kuning di beberapa titik rumahnya
"Loh kok rumah saya rame dok?" tanya nya bingung
"Naya kamu bener-bener lupa?"
"Maksud dokter?"
"Bu winda sudah tiada nay" ucap nya pelan
"Gak! Dokter ngomong apaan sih" naya langsung keluar dari mobil dan di ikuti oleh fauzan, naya tak mengubris orang orang yang ada di halaman rumah nya ia terus berjalan dan masuk kerumah, terdengar lantunan surah yasin secara serempak dan ia dapat melihat orang berbaju hitam termasuk papa dan ibu tirinya di sana juga ada kedua sahabatnya
Kini pandangannya terfokus pada seseorang yang berada ditengah dengan tertutupi kain kafan sedang terbujur kaku, pandangganya meredup ia menyadari bahwa tadi siang ibunya telah tiada
Kakinya terasa sangat lemas untuk menopang tubuhnya, naya ambruk menjadikan lututnya untuk bertumpu, Kedua sahabatnya segera menghampiri sahabatnya itu, dokter fauzan hanya bisa berdiri di belakangnya tidak berani untuk memegang naya, karna ia tau naya bukan mahramnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Anaya
RandomPLEASE JADILAH PEMBACA BIJAK.. Tidak mengerti dengan segala keadaan yang seakan akan selalu tak berpihak padaku, semua melakukan apa yang mereka suka tanpa memikirkan bagaimana perasaanku, hingga ada cinta yang tanpa di sengaja bertemu, membuat hidu...