chapter 14

47 2 0
                                    

"Sebenarnya itu kakak... Dan Fahmi sudah kenal sejak SMA dia temen sekelas ku dan satu fakultas saat kuliah, ya kan mi" jelas Fauzan kepada mereka yang tampak kaget mendengar hal tersebut

"Yoi bro, hahaha, mereka lucu-lucu duh ekspresi nya pengen cubit pipinya Naya" goda Fahmi yang membuat Fauzan tampak geram dengan tingkah temannya

"Est.. berani Lo ya" ucap Fauzan menepis tangan Fahmi yang hendak menyentuh pipi naya, padahal Fahmi hanya berniat untuk menggoda Fauzan saja, tapi ternyata dirinya yang kena apesnya.

"Iya gue masih paham kali batas-batas nya" sanggah Fahmi membela diri

_____✨✨

Tanpa terasa hari sudah beranjak sore, mereka memutuskan untuk kembali kerumah masing-masing, sedangkan Fahmi sudah pulang setengah jam yang lalu

Cuaca sore ini sepertinya sedang tidak bersahabat kepada orang orang yang ingin bermain di taman terutama keluarga kecil yang tengah ingin menikmati angin sore

"Kak pulang yuk" ajak Naya kepada Fauzan

"Ka, gi pulang yuk kayak nya mau hujan deh, tuh awannya gelap banget" ajak Naya juga kepada kedua sahabatnya

Keduanya menyetujui itu, keduanya kembali ke kontrakan lalu Rika pulang kerumahnya, sedangkan Fauzan dan Naya berjalan ke mobil untuk segera pulang kerumahnya karena hujan akan segera turun, padahal baru jam 3 sore tapi karena cuacanya yang sangat mendung seperti sudah jam 6 sore.

Belum sempat masuk ke mobil tiba tiba hujan sudah mengguyur tubuh kedua nya hingga mereka berjalan sambil berlari agar cepat sampai dan segera masuk ke mobil

"Dingin ya yang? Ini pake jaket ku aja biar gak dingin, AC mobil ku matiin aja ya" ucap lembut Fauzan seraya mengeringkan wajah Naya dengan tisu lalu menyerahkan jaket miliknya yang ada di tempat duduk belakang, Naya cukup merasa kedingingan hingga dia memeluk dirinya sendiri

"Haciinn..."
"Haciinn..."
"Haciinn..."

Naya bersin berkali kali, dikarena dia memiliki alergi dingin, hidungnya langsung memerah

"Kok bersin terus kita langsung pulang aja ya, nanti kamu sakit lagi" Fauzan merasa khawatir dengan keadaan Naya saat ini

"Dingin kak haciinn.." ucap Naya dengan suara gemetarnya karena kedinginan

"Kamu alergi dingin ya? Ya udah sini biar kakak hangat kan" ucap Fauzan dengan senyum jahilnya

"Caranya?" Tanya Naya dengan polosnya

"Hmmm sepertinya istriku lupa punya suami dokter, hehe, udah sini" Fauzan mengulurkan tangannya

"Ngapain sih kak, haciinn.. kakak emang dokter tapi haciin.. cara menghangat jamnya gimana, pake jaket haaciin Kaka aja masih dingin kok" ucap Naya yang masih belom juga paham dengan maksud Fauzan

"Yee kata siapa gak bisa, makanya kesini" ucap Fauzan seraya menepuk sedikit celah kursi dibalik kemudi

"Mau ngapain kak, gak ah sempit bukannya hangat malah sakit pinggang" tolak Naya

"Yang suruh kamu duduk di bawah dashboard juga siapa hmm, sini kakak pangku" ucap Fauzan menepuk pahanya untuk mengarahkan agar Naya duduk di pangkuannya

"Gak ah haccinn sini aja nanti juga gak lagi ber haaciin.. bersin" tolak Naya dengan wajah malunya

"Duh ngeyel banget sih dari tadi bersin bersin mulu sampe hidung kayak tomat gitu, sini" fauzan menarik tangan Naya agar segera mendekat

Naya hany bisa pasrah dan menahan rasa malunya karena kini dia sudah di pangkuan suaminya

Fauzan segera memeluk tubuh mungil Naya yang masih terbungkus  jaket milik nya

"Hangat kan" ucap Fauzan yang masih setia memeluk Naya

"Hehe iya" jawab Naya nyengir sambil mendongak memandang wajah suaminya

Cup

Fauzan mengecup singkat bibir Naya yang sangat dekat dengannya, Naya yang merasa kaget mendapat serangan tiba tiba masih bengong

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Cup

Ciuman bertubi tubi  mulai dari dahi, kedua mata, pipi dan hidung dari Fauzan membuat Naya semakin terlihat cengok, ciuman itu berakhir dengan mencium lama bibir Naya hanya sekedar mencium biasa

Tersadar akan hal itu naya protes

"Kakak curang mencuri kesempatan dalam kesempitan" protes Naya pada suaminya

"Pahala sayang ku, cup" kembali mengecup singkat bibir Naya

Naya memasang wajah  cemberut merasa dikerjain oleh suaminya

"Jangan cemberut lagi dong nanti kakak cium lagi nih" Naya segera menyebunyikan wajah nya di ceruk leher Fauzan menghindari wajah Fauzan yang semakin menggodanya

" Kak aku duduk sendiri aja gak usah di pangku udah hangat kok gak lagi bersin ini"  pinta Naya masih dengan posisi yang sama

"Bentar lagi hujan nya masih deras males nyetir hehe" sangkal Fauzan padahal dirinya masih ingin menikmati posisinya yang memeluk tubuh mungil Anaya

"Heuh bilang aja masih mau melukin aku" sergah Naya

"Dosa lho kalau nolak" ucap fauzan  seakan mengancam

" Hmm iya deh iya, nih aku pelukin" ucap Naya pasrah yang mengeluarkan kan tangannya untuk memeluk Fauzan

Mereka berdua tampak nyaman dengan posisi yang seperti itu  hingga kantuk menyerang keduanya di tengah hujan deras

Untung saja keduanya sudah melaksanakan sholat ashar di musholla taman sebelum menuju mobil

Hingga keduanya lelap dalam tidur mereka dengan posisi masih berpelukan.

✨✨✨

Kalau udah nikah tuh gini gaes
Bebas mau ngapain sama pasangan, hayo siapa yang baper hehe

Maaf ya author baru update
Lagi sibuk banget sama kuliahnya hehe

Jangan lupa vote dan commet ya
Muach...

Luka AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang