"saya itu sebenarnya sudah melamar mu sejak 2 tahun yang lalu, saat masih kuliah semester satu, tapi pak Surya tidak mengizinkan karena masih terlalu muda, dan memintaku kembali setelah kamu wisuda nanti, akan tetapi takdir berkata lain hingga pada detik ini kamu sudah menjadi halal bagi saya, mungkin kamu akan bertanya apa yang menyebabkan saya ingin melamar mu, karna saya sudah jatuh hati pada seorang gadis yang ceroboh, dan selalu ceria dalam keadaan apapun sejak pertama kali melihatnya, saya melihat dia gadis yang berbeda, di saat gadis lain sibuk berpacaran dia tidak sama sekali tertarik pada hal itu bahkan dia lebih suka Menghabiskan waktu bersama teman teman wanitanya di sebuah taman walau hanya untuk bercanda" Fauzan menerawang hal tersebut lalu melanjutkan penjelasannya
"Setiap kali saya bertemu dengan nya jangan kan untuk berbicara menatapnya saja saya tidak berani, bukan karna saya takut tapi karena saya tidak ini jatuh pada zina memandang seseorang yang belum menjadi mahram saya, hingga saya pun bertekad untuk melamarnya ketika lulus SMA, dan gadis itu adalah Anaya gabiela fransakti yang sudah menjadi istriku sekarang" Fauzan menyudahi penjelasan nya
Anaya tetap lah Anaya dia bukan tipe orang yang mudah baper dengan kata kata lelaki
Naya menakupkan kedua tangannya di depan mulut nya karena kalau tidak sudah bisa di pastikan tawa nya akan menggelegar di dalam ruangan"Dokter serius? Gadis itu saya bukan teman saya Sabilla?" Tanya Naya masih sedikit tertawa
Fauzan mendengus mendengar perkataan Anaya barusan
"Sabilla itu mahram saya mana mungkin saya menikahi" jelas Fauzan
"Lah siapa emang?"
"Dia itu adik kandung saya Anaya, makanya saya tidak segan untuk menyentuh nya"
"HAAHH!!!"
"Adik kandung?"Anaya terkaget dengan kenyataan itu, lalu tiba tiba ia bersemu
"Iya billa itu adik ku, yang berarti sekarang adik ipar mu"
Wajah nya semakin merah
"Pipi Naya kenapa" tanya Fauzan cemas
Naya langsung menutup kan jaz Fauzan kemuka nya
" Naya kenapa"
"Saya malu sama dokter sudah mengira kalau kalian sepasang kekasih"
"Sudah tidak apa apa"
Hening sejenak
"Anaya?"
"Ya"
"Maukan kamu hidup dengan saya sampai kesurga, menemani setiap langkah saya, menjadi tulang rusuk yang bisa mendengar segala keluh kesah saya, menjadi ibu dari anak-anak saya kelak?" Ucap fauzan sungguh sungguh
Perlahan Naya menurunkan jaz Fauzan yang menghalangi wajahnya
Tes
Tes
Air mata berhasil lolos dari mata Anaya mendengar penuturan Fauzan Barusan
"Sebenarnya nya saya sempat mengagumi seorang lelaki semasa SMA, karna saya juga melihat dirinya berbeda, selain dia disebut sebagai most wanted sekolah dia juga sangat santun pada wanita, namun perasaan itu saya kubur dalam dalam, semenjak ia lulus SMA sedangkan saya baru naik kelas 2 saya mengira tidak akan mungkin untuk bertemu, tapi siapa sangka sekarang ia ada di depan ku dan tersenyum padaku" ucap nanya lalu tersenyum dan airmata sudah mengalir sedari tadi
Fauzan ikut tersenyum
"Anaya bolehkan aku meminta sesuatu?"
Seketika Naya menegang pikirannya sudah tidak fokus" Jangan panggil saya dokter lagi, kita biasakan menggunakan aku-kamu ya" lanjut Fauzan
Naya menghembuskan nafas lega
" Trus saya eh aku panggil dokter siapa"
"Panggil Fauzan saja gak papa"
"Itu sama sekali tidak sopan, emmm ku panggil kakak Abi saja gimana, sepertinya itu lebih baik"
"Iya terserahmu"
Naya lalu tersenyum
"Ayo tidur" ajak Fauzan
"Seranjang?"
"Iya"
"Hmmm"
"Kenapa"
"Gak papa, tapi boleh gak kalau kita tidak tidur bersama emm maksudnya tidak anuu emm" Naya menggaruk tengkuknya yang tak gatal
" Emang kenapa cuma tidur doang"
" Ya maksudnya aku belum siap"
Fauzan tersenyum
"Aku akan menunggumu siap"..
_________###________
Pendek aja yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Anaya
RandomPLEASE JADILAH PEMBACA BIJAK.. Tidak mengerti dengan segala keadaan yang seakan akan selalu tak berpihak padaku, semua melakukan apa yang mereka suka tanpa memikirkan bagaimana perasaanku, hingga ada cinta yang tanpa di sengaja bertemu, membuat hidu...