chapter 7

38 2 0
                                    

Kusebut namamu dengan satu tarikan nafas sebagai tanda bahwa kau sudah beralih menjadi tanggung jawabku

~fauzan abigael bimajaya~

________________🍁_________________

"Dia fauzan"

Dua kata itu berhasil membuat mata anaya membulat, dan selajutnya tanpa terasa air matanya kembali menetes tanpa permisi

"Kenapa harus dia kenapa ya Allah, dia tak pantas mendapatkanku yang hina ini" ucapnya dalam hati bersedih

Anaya pov

Bahkan aku sama sekali tidak mengenalnya, aku hanya mengenalnya sebagai dokter yang menunggu ku ketika aku pingsan, apakah aku sanggup menjalani ini dengan diriku yang sangat hina ini, semua yang kujaga seenak hati mereka ingin merenggut nya

"Kenapa papa menerima lamarannya" tanyaku kepada papa

"Nanti kamu akan tau sendiri jawabannya dari fauzan langsung" ujar papa lalu bangkit " papa keluar dulu ya" lanjut papa

Author

Setelah surya meninggalkan ruangan anaya sudah tak sanggup menahan air matanya ia menangis dalam diam nya

Ceklek...

Naya tau siapa itu, dengan cepat naya memalingkan wajah nya ia tak ingin terlihat menangis

Fauzan mendekat

"Anaya saya minta maaf" ucap fauzan lemah

Anaya bergeming masih menunggu kalimat lanjutnya, "saya tidak meminta izin kepadamu terlebih dahulu" hanya itu lanjutannya

Naya memalingkan wajahnya menghadap dokter fauzan yang tak lain adalah suaminya kini, bekas air matanya masih terlihat jelas di pelipisnya, fauzan yang melihat itu terasa sakit

"Hei kenapa nangis, saya minta maaf" ucap fauzan dengan lembut tanpa ada kontak fisik karna fauzan belum berani menyentuhnya ya walaupun mereka sudah halal

Naya berusaha untuk mendudukan dirinya, setelah terduduk ia meraih tangan fauzan lalu di cium nya dengan hikmat hingga meneteskan air mata

Fauzan tersenyum dengan hal yang di lakukan naya kepadanya, tanganya tergerak untuk mengusap puncak kepala anaya dengan lembut

"Dokter saya yang minta maaf, karna kejadian ini dokter harus menikahi saya, seharusnya dokter cukup membantu saya tanpa harus menikahi, saya ini hanya wanita yang kotor" ucap anaya dengan air mata dan hanya bisa tertunduk

"Tidak anaya kamu bukan wanita kotor, kamu masih suci mereka belom merenggutnya, jadi jangan pernah merasa seperti itu lagi" fauzan merasa sedih jika anaya mengatakan itu

"Saya menikahimu bukan hanya karna hal tersebut" lanjutnya lagi

Naya mendongak "lalu" dengan kerutan di dahi nya menandakan ia kurang fahan dengan apa yang di sampaikan dokter fauzan barusan

"Lalu sekarang istirahat biar cepat sembuh, jangan nangis terus, matanya udah sembab gitu hidung nya juga udah kayak tomat" ucap fauzan seraya tersenyum manis pada naya

"Hufh.. Itu bukan jawaban, saya mau bukti bahwa kita sudah benar-benar menikah" ucap naya memicingkan matanya

"Itu di meja ada mahar nya, masih kurang?" naya hanya mengangguk kan kepalanya, lalu fauzan merogoh celananya mengambil benda pipih milik nya dan menayangkan rekaman video saat dirinya menjabat tangan surya sambil menyebutkan ijab dan kabul

Anaya hanya bisa menangis terharu dengan apa yang di saksikannya barusan kini ia udah menjadi tanggung jawab seorang lelaki yang baru beberapa minggu di kenalnya, fauzan mendekat lalu memeluk anaya yang masih saja menangis tiada penolakan dan tiada balasan naya seperti hanya pasrah saja saat di peluk oleh fauzan

Beberapa menit kemudian anaya pun sedikit tenang dan berhenti manangis, fauzan pun melepas pelukannya

"Udah?"

Naya hanya mengangguk kan kepala

"Kok disitu tidak ada orang tua dokter?"

"Umi sama abi sedang umrah jadi gak bisa datang, tenang saja saya sudah izin, dan mereka merestui, dan satu lagi jangan panggil dokter, panggil saja fauzan atau kakak, atau mas, atau panggilan yang kamu suka" jelas fauzan lembut

"Hmm baik lah, tapi pertanyaan gue eh saya tadi belom dijawab" ketahuilah reader bahwa anaya ini orangnya mudah sekali akrab dengan orang yang baru dikenalnya dan satu sifat yang dia miliki adalah sangat kepoan apalagi menyangkut dengan dirinya

Fauzan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal, "nanti saja kalau sudah di rumah kita" ucap fauzan dengan santai

"Kok rumah kita sih, oo dokter mau kerumah ya maksudnya" dengan polosnya anaya mengatakan itu

Fauzan menepok jidadnya melihat tingkah anaya yang sangat menggemaskan ini lalu tangannya tergerak untuk mencubit hidung anaya yang mancungnya tak seberapa namun pas di wajahnya

"Ya ampun anaya kita kan sudah menikah jadi kita akan tinggal serumah, di rumah kita" ucap fauzan dengan gemas

Anaya hanya menyengir meruntuki kebodohoan nya itu, kenapa dia bisa lupa kalau sudah menikah, ah mengingat hal itu dirinya jadi malu hingga menciptakan rona di wajahnya, tapi dengan cepat ia menutup wajahnya dengan tangan

"Sudah sekarang istirahat saja ini sudah larut malam, saya masih ada pasien nanti saya kesini lagi, besok kita pulang" ucap fauzan lalu meninggalkan anaya yang kini masih menahan rasa malunya, lalu ia menarik selimut dan tertidur

___________🍁🍁🍁_________

Emang aneh ya si naya
Part ini pendek yaa

Selamat membaca

Dityaditalorenza

Luka AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang