chapter 17

21 2 0
                                    

Sebelumnya jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya

Dukungan dari kalian sangat-sangat berarti untuk ku

Kritik dan saran bisa di kolom komentar

Sayang kalian, muachh😘

Fauzan POV

Hari ini pasien ku tidak terlalu banyak hingga aku bisa pulang lebih awal, aku tidak sabar bertemu istriku katanya hari ini dia akan sidang skripsi, sebenarnya aku ingin sekali menemaninya tapi lagi-lagi tuntutan pekerjaan yang membuat ku tak bisa menemani istri cantikku

"hai bro apa kabar?" sapa rekan kerja ku dia juga salah satu dokter di rumah sakit tempatku bekerja, kami sudah berteman sejak SMA jadi kami sangat akrab, dan saat ini kami membuat janji untuk makan siang di salah satu restoran yang tak jauh dari rumah sakit

"Baik gue, lama juga kita gak ngobrol bareng padahal satu tempat kerja, Lo apa kabar?" balas ku padanya

Kami bertemu disini bukan hanya untuk sekedar makan siang kami memang akan membicarakan sedikit pekerjaan, sedikit berkonsultasi sesama dokter spesialis lah

"Seperti yang Lo liat sekarang, gue baik-baik aja" jawabnya "istri Lo mana?" Tanya nya lagi

"Istri gue katanya hari ini sidang skripsi, doain ya" ucap ku memelan

Mataku menangkap sosok yang sangat ku kenal, aku mencoba memastikannya dan benar dia istriku, dan dia sedang bersama lelaki yang tidak sama sekali ku kenal, hatiku bergemuruh melihat nya tampak tertawa lepas dengan duduk yang sangat berdekatan bahkan seperti tiada jaraknya, ya tuhan apa-apaan ini apa dia sedang berselingkuh

Ingin sekali aku menghampirinya tapi sebaik nya nanti saja akan ku tanyakan ketika dirumah

Sampai dirumah aku membuka laptop ku mengecek data pasien yang sedang kutangani, tak berselang lama istriku sampai di rumah, dia masuk dengan wajah yang sumringah sambil membawa map

"Assalamualaikum kak" salam nya pada ku dengan senyum manis nya lalu meraih tangan ku untuk di cium nya

Entah lah aku tak bisa menahan perasaan ku jadi kuputuskan untuk meninggalkan nya kekamar saja setelah tenang aku akan bertanya

Kudengar dia ingin mengejar ku tapi berhenti saat ponselnya berdering dan aku langsung masuk kamar, tak berselang lama dia membuka pintu kamar

"Kak, Naya pamit kerumah sakit ya, assalamualaikum" ucap nya dengan suara bergetar aku mengernyit bingung mau ngapain dia kerumah sakit, baru saja aku ingin menyusul dan bertanya, dia sudah masuk kedalam mobil seseorang yang tadi bersamanya di restoran, tanpa sadar aku mengepalkan tangan ku, aku masih mengingat wajah nya, dan dia juga membuka setengah kaca mobilnya jadi aku dapat melihat wajah itu

Ini hampir magrib bahkan dirinya belum pulang kerumah, apa terlalu asik dengan lelaki itu, aku selalu bertanya sendiri, kulihat ponselku dari tadi berdering tertera nama istriku lagi-lagi ego ku sangat tinggi, tak berselang lama ponselku kembali berdering

Sabil calling...

Langsung ku angkat telpon nya

"Hallo Assalamualaikum kak" salam nya dari sebrang

"Wa'alaikumsalam ada apa bil" jawabku

"Kakak kemana aja sih dari tadi kak Naya nelpon Kaka tau tapi gak di angkat di chat juga gak bales, jadi kak naya tadi chat aku katanya lagi dirumah sakit om Surya masuk rumah sakit dan dia mau izin ke kakak kalau malam ini menginap menjaga om Surya" jelas Sabil padaku dengan nada sedikit kesal, aku jadi merasa bersalah tidak mengangkat telpon istri ku, teryata mertuaku sedang sakit

"Halo kak, kakak dengar aku tidak sih, atau kalian lagi ada masalah sekarang?" Suara Sabil kembali menyadarkan ku

"Tidak bil, kami baik-baik saja, ya udah kakak akan ke rumah sakit sekarang, tadi kakak lagi mandi" ucap ku berbohong karena tidak mungkin aku mengatakan kalau aku sedang cemburu, bisa-bisa dia akan mengejek ku

"Ya sudah aku cuma mau menyampaikan itu saja, Assalamualaikum" ucap nya mengakhiri panggilan nya

"Wa'alaikumsalam" jawabku

Aku segera membuka pesan dari Naya 12 pesan tertera disana dan Naya juga menyebutkan nama rumah sakit dan nomor kamarnya, kebetulan rumah sakitnya tempat ku bekerja, lantas aku bergegas menyambar kunci mobil dan melaju kerumah sakit.


****

Tak membutuhkan waktu yang lama Fauzan sudah sampai di rumah sakit dengan baju biasa, jika biasanya dirinya akan mengenakan baju kebesaran tapi kali ini tidak, karena jadwal nya sudah kosong

"Selamat malam dok" sapa perawatan yang tak sengaja berpapasan dengannya

"Malam" jawab Fauzan dan segera menuju ruang inap mertuanya

Sedikit ragu untuk membuka pintu namun dengan keberanian dirinya pun membuka pintu,hal pertama yang dilihatnya istrinya sedang tertidur di kursi samping tempat tidur pak Surya sambil menggenggam erat tangan sang ayah, dapat dilihat dari raut wajah nya jika wanitanya sangat terpukul

Pandangan nya beralih ke sofa yang terdapat dua orang, yaitu lelaki tadi yang bersama dengan istrinya dan ibu tiri istrinya, atau ibu mertuanya yang sedang tertidur pulas sedang kan lelaki itu memainkan ponselnya

Menyadari ada seseorang orang yang mendekat dirinya mendongak

"Emm maaf, anda siapa" tanya Fauzan pada lelaki itu

"Oh Lo pasti suami nya Aya ya, kenalin gue Hanif Abang nya Anaya, pasti Lo belum kenal gue kan" ucap Hanif tenang dengan seulas senyum dibibir nya

"Abang?" Fauzan mengernyit, setau nya Naya anak tunggal tapi kenapa lelaki ini mengaku Abang nya

"Naya pasti belum mengenalkan ku padamu, jadi aku Abang nya Naya lebih tepatnya Abang sepersusuan nya, sekaligus Abang sepupunya, ibu kami bersaudara" jelas Hanif menjawab kebingungan Fauzan

Seakan tercekat, Fauzan malu pada dirinya setelah mengetahui siapa lelaki itu, dirinya terlalu termakan api cemburu, tapi itu wajarkan dalam rumah tangga, tandanya Fauzan sangat menyayangi Anaya istrinya

"Kenapa saya belum pernah melihat anda" tanya Fauzan lagi, ya benar selama ini dirinya belum pernah melihat lelaki ini

"Hahaha bahasa Lo kaku banget, santai aja ngomong nya, karna gue baru aja tadi pagi pulang dari jepang karena urusan bisnis jadi kita belum pernah bertemu" ucap Hanif lagi menjelaskan "Lo gak capek berdiri disitu" ucap Hanif lagi melihat Fauzan masih nyaman dengan posisinya

"O ya dan Lo gak usah cemburu sama gue, gue tau tadi Lo liatin gue bawa Naya kerumah sakit kan, sebenarnya gue mau nyapa tapi karena darurat jadi gue urungkan niat" ucap Hanif lagi, dan itu sukses membuat Fauzan merasa sangat bersalah  pada Anaya karena sudah berfikir yang tidak-tidak

"Eh,  iya gak masalah, saya minta maaf tadi sempat curiga" ucap Fauzan merasa tak enak hati pada Abang istrinya ini

"Hmm oke tidak masalah, ya udah gue pamit nya ada urusan penting, dan Naya dari tadi belum makan, udah gue paksa gak mau, dan jaga dia, sepertinya dua wanita yang ada disini sedang dalam mode merah" ucap Hanif dan segera berlalu dari ruangan itu, Fauzan sangat faham yang di maksud dengan mode merah

Dirinya bangkit menghampiri sang istri yang terlelap di samping bangsal sang ayah

TBC..

Wah ternyata Fauzan hanya salah faham yaa wkwk

Oke guys sampai disini dulu...

Tetap ikutin terus kelanjutan kisah LUKA ANAYA sampai selesai yaa

Jangan lupa vote and coment 😘

Luka AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang