chapter 18

18 4 1
                                    

Yeay... Akhirnya 700 viewer
MasyaAllah tabarakallah
Author seneng banget walau butuh waktu yang cukup lama biar bisa mencapai ini, tapi author sangat bersyukur

Apalagi kalau kalian meringankan tangan untuk klik bintang di pojok kiri bawah

Terimakasih semuanya kiss jauh..

_______

Sepasang mata hitam legam tak pernah beralih menatap wanitanya yang masih nyaman dengan posisi tidur nya, meskipun dapat di pastikan setelah dirinya bangun seluruh tubuh nya akan pegal-pegal

Tangan kokohnya terulur untuk mengusap puncak kepala sang istri, ada raut penyesalan yang terpampang pada wajah tampan tersebut

Dirinya sungguh menyesalinya, seharusnya dirinya tidak mengedepankan ego nya yang sedang termakan api cemburu

Di kecup nya lembut puncak kepala sang istri sebagai tanda permintaan maaf nya

Merasa tidurnya terusik si empunya menggeliat menyesuaikan cahaya yang menerjang retinanya

Hal pertama yang di lihatnya adalah sang suami yang tersenyum lembut padanya

"Kak, udah lama?" Tanya anaya dengan suara parau, lalu menegakkan kepalanya menghadap suaminya

"Lumayan" jawabnya "ayo kita makan dulu tadi aku udah beli makanan, sayang belum makan kan" ucap nya lembut menuntun tangan sang istri agar bisa berdiri

"Akhhhh." Rintih Anaya memegang perut nya yang terasa sakit, memang benar jika dirinya sedari siang belum sama sekali mengisi perutnya, bahkan meminum air untuk melegakan tenggorokan nya pun tidak

Dirinya terlalu khawatir dengan kondisi sang ayah

"Tuh kan, pasti asam lambungnya naik lagi, sayang kakak dah sering ingatin tetap makan dalam kondisi apapun, ayo kita duduk di sofa aja" ucap Fauzan membimbing Naya menuju sofa, tapi lagi-lagi Naya memegang perutnya yang terasa sangat sakit seperti kram, untuk berdiri tegak saja kesulitan

Tanpa pikir panjang Fauzan segera menggendong nya ala style bridge dan membaringkan tubuh istrinya di sofa panjang yang ada di ruang rawat ini

Fauzan mencoba memberi perlakuan kecil untuk meredakan rasa sakit pada perut istrinya

"Gimana udah mendingan belum?" Tanya fauzan masih memberi pijatan di perut ramping anaya sedang Naya  memejamkan matanya menahan kram di perutnya

Naya hanya membalasnya dengan menganggukkan kepalanya pelan

"Sayang makan dulu ya, kakak suapin" ucap Fauzan yang kini sudah beralih memegang bungkusan makan dan segera menyodorkan nya ke mulut Naya

"Naya makan sendiri aja kak, kakak makan makanan kakak aja, kakak pasti belum makan juga kan" balas Naya dengan suara lirih

"Sstttt, kakak gak terima penolakan, aaaaa" tutup Fauzan

Mau tak mau Naya membuka mulutnya, karena jika sudah begini dia akan tetap kalah, hitung-hitung juga dirinya ingin bermanja pada suaminya itu

"Sayang" panggil Fauzan pelan

"Hmm"

"Yang"

"Iya"

"......."

"Ih apaan sih kak" ujar Naya melihat suaminya tampak bimbang dan sedang memikirkan sesuatu

"Kak" panggil nya lagi pada sang suami, seraya menduduk kan dirinya dan bersandar pada lengan sofa, jujur saja perutnya masih terasa kaku

"Eh, anu.. emm itu, kakak mau minta maaf ke sayang" ucap Fauzan menunduk dan merasa sangat malu

"Minta maaf buat?" Tanya Naya merasa bingung

Haahh.... Fauzan menghela nafas nya sepertinya dirinya harus turunkan sedikit egonya dan mengakui kesalahpahamannnya

"Tapi janji Naya jangan ketawa" ucap Fauzan mengacungkan jari kelingking nya

"Dih kok gitu, masa iya wanita cantik kayak Naya di larang ketawa" kekeh Naya yang dengan percaya diri nya mengatakan bahwa dirinya cantik

"Ya Tuhan percaya diri sekali istri ku ini" kekeh Fauzan mengusap lembut puncak kepala istri tercinta nya
Perlahan menarik nafas berat, mempersiapkan diri untuk menahan gengsi yang tak kian bersudah "kakak kira lelaki tadi selingkuhan mu" ucap nya rintih menahan malu

Spontan Naya membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang di katakan suami gagah nya barusan "maksud kakak siapa kak?" Lalu dirinya bertanya dengan terbata tak dapat menutupi rasa kagetnya

"Anu emm itu, baaa baang haa nif" ucap nya terbata-bata 

"MasyaAllah suamiku, dia Abang Naya, kita memang bukan saudara kandung tapi Naya dan bang Hanif saudara sepersusuan, jadi ibu meninggal 40 hari setelah melahirkan bang Hanif, kata mama karena pendarahan, dan ibu sama mama itu saudara kandung, karena bertepatan dengan 7 hari sebelum ibu meninggal mama melahirkan ku dan karena Abang masih kecil jadi mama membagi asi nya untuk Abang, jadi Naya dan bang Hanif itu saudara sepupu sekaligus sepersusuan, kalau pun bukan mana mungkin istri mu akan berpindah hati kepada lelaki lain sedangkan dihadapannya sudah ada lelaki tampan seperti ini" jelasnya panjang lalu mengusap lembut rahang tegas milik sang suami seraya tersenyum manis yang hanya di tunjukkan kepada orang spesial nya.

"Kakak minta maaf ya, kakak terlalu takut kehilanganmu sayang" ucap Fauzan menikmati sentuhan lembut sang istri lalu mengecup tangan halus milik istrinya dengan sayang
"Em kakak udah ketemu Abang?" Tanya Naya
"Udah tadi pas nyampe sini, sayang masih tidur, sekali lagi kakak minta maaf ya udah berprasangka buruk" ucap Fauzan "emm iya kak" jawab Naya lalu mereka larut dalam peluk hangat para pecandu cinta.

Syukron teman-teman sudah bersedia mengikuti cerita absurd saya, semoga suka dan jangan lupa vote nya biar author tambah semangat..

Semoga hari kalian menyenangkan

I love you so much..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Luka AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang