chapter 10

40 2 0
                                    

Hari demi hari telah berlalu sekarang mereka kembali pada aktivitas mereka seperti biasanya, Fauzan yang sudah rapi dengan jas putih tertengger di tangannya dan Anaya sudah siap juga untuk berangkat ke kampus

"Sayang"

"..."

"Sayang"

"Hmmm" hanya gumaman yang keluar dari mulut Anaya

Dikarenakan ia sedang fokus mengikat tali sepatunya

Fauzan mendengus mendengar jawaban dari istri nya itu, lalu ia berjongkok untuk membantu Anaya mengikat tali sepatunya

"Udah"

"Thank you" ucap Naya disertai senyuman

"Hmmm"

"Ih Naya bilang thank you cuma di jawab hmmm doang?" Protes naya yang sudah cemberut

"Gitu aja ngambek" ucap fauzan mencubit pipi Naya gemas

"Sakit Kaakk" rengek Naya

"Ya udah ayo berangkat" ajak Fauzan, yang di jawab dengan anggukan dan senyum kepada Fauzan

Naya sudah melupakan acara ngambek nya, ya begitulah Anaya tidak pernah ngambek lama-lama paling hanya beberapa menit saja, karena Fauzan sangat pintar membuat mood nya kembali lagi

Skip..

Universitas negeri......

Anaya keluar dari mobil namun sebelumnya tak lupa ia mencium tangan suaminya sebagai tanda hormat, lalu di balas dengan usapan lembut di puncak kepala Naya yang tertutup jilbab

"Naya masuk kekelas dulu ya kak, hati hati" pamit Naya dengan senyum selalu

"Siap tuan putri, belajar yang bener" ucap fauzan sedikit menggodanya

Fauzan pun melajukan mobil nya menuju rumah sakit, dan Naya berjalan menuju kelas nya, siapa sangka di tengah perjalanan ia bertemu teman nya yang dulu pernah ada di hatinya

"excuse me, can you tell the medical school building?" Tanya seseorang kepada Anaya

Yang seperti nya jika di lihat dia adalah orang baru di sini atau pindahan dari luar negeri, karna dari cara berbicaranya yang menggunakan bahasa Inggris

"yes i can, let's follow me" jawab Naya

"Emm wait" lelaki tersebut mengetuk kan jari di dagunya seperti sedang menikirkan sesuatu

Naya mengernyitkan dahi nya bingung dengan tingkah lelaki tersebut

Yang ada dalam batin nya lelaki tersebut aneh

"Are you Anaya?" Lelaki itu memastikan

"Yes, where you know?" Anaya menautkan kedua alisnya karena bingung

"Oh may God" teriak nya sambil menepuk jidat

Naya POV

"Are you doing Mr?" Tanya ku memastikan, lelaki ini memang aneh dari parasnya sama sekali tidak menampakkan kalau dirinya adalah orang Eropa atau luar Asia, wajah nya Indonesia sekali lebih tepat nya wajahnya itu seperti keturunan jawa asli
Tapi logat bicaranya seperti seorang turis yang sedang menanyakan tempat wisata

"Nothing, aku rasa kita pernah kenal sebelumnya" ucapnya lelaki itu

'Bisa bahasa Indonesia tuh oncom, gaya banget dah pusing gue' batin Naya bergidik ngeri

Apa dia bilang, mengenalku? Yang benar saja bahkan baru 5 menit yang lalu kami bertemu

" Apakah kamu tidak mengenalku nay?" Tanyanya padaku

Kaku banget bahasanya kayaknya dia sudah terlalu lama di luar negeri

"Maaf siapa ya" jawabku yang memang tidak mengenalnya

Aku memang orang yang gampang lupa sama orang yang ku anggap tidak terlalu berpengaruh di hidupku

Naya end

"Aku Fahmi, Fahmi ananta dulu kita peena satu sekolah waktu itu saya kelas 12, dan kamu kelas 10, walaupun cuma 1 semester setelah itu aku pindah sekolah ke Australi, apakah kamu bisa mengenalku?" Jelas Fahmi

"Maaf Fahmi saya lupa, anda jadi mencari gedung tujuan anda?, Biar saya antar!"
Tawar Naya masih sedikit sopan walau sebenarnya dia berat hati

"Oh ya tidak masalah, dan tentu saja saya perlu bantuan mu" dengan wajah sumringah nya berjalan mengikuti Naya yang akan mengantarkan dirinya

Skip...

Jam kuliah sudah selesai dan semua mahasiswa meninggalkan kampus satu persatu termasuk Anaya, dirinya hanya duduk sendiri di sebuah kursi yang ada di taman kampusnya itu sambil mengayunkan kakinya yang terjuntai, sesekali melihat kiri kanan untuk memastikan apakan kedua sahabatnya sudah keluar kelas atau belom

Namun sudah hampir setengah jam dirinya duduk di kursi besi yang sudah di warnai menjadi putih itu, sama sekali belom muncul tanda-tanda bahwa kedua sahabatnya akan muncul hingga ada sebuah suara deheman yang membuyarkan pikirannya

"Ekhemm" naha hanya mendongak sebentar lalu kembali menatap sepatu putih yang di kenakannya "bolehkan saya duduk di sini?" Sepertinya dia tidak kehabisan cara

Naya hanya membalasnya dengan gumaman dan menggeser kan tubuh nya kanan dan memberi ruang untuk lelaki itu duduk

Hening sejenak Anaya sama sekali tidak tertarik untuk menjadi lawan bicara seseorang yang ada di sebelahnya

"An-

Suara lelaki itu terhenti saat ada sebuah mobil yang membunyikan klakson

Seketika senyum Anaya mereka melihat siapa yang datang, siapa lagi kalau bukan suami tercinta nya, cinta? Benarkah itu?

Fauzan keluar dari mobil dan segera Naya berlari kecil mendekati suaminya, karna dia merasa risih jika Fahmi berada di dekatnya

"Kakak lama banget sih" Rajuk Naya yang sudah cemberut

"Maaf tadi ada pasien yang gak bisa di tinggal" jelas Fauzan, " jangan cemberut dong, senyum plis😄 " seketika naya langsung tersenyum

"Siapa dia?" Tanya Fauzan mengintruksikan ke arah Fahmi yang masih berada di tempat tadi

" Nanti Naya ceritain ke kakak, pulang yok" ajak Naya yang di angguki Fauzan

____________✨✨✨_____________

Maaf ya lama baru bisa update hehe

Jangan lupa voment

Dityaditalorenza



Luka AnayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang