Seperti hari biasanya semua orang menjalankan kegiatan mereka masing-masing
Anaya masih berkutat dengan rumus-rumus yang sangat cukup membuat kepala pusing
Di Semester tujuh ini ia jauh leebih sibuk karena harus memikirkan judul skripsi sebagai syarat kelulusan dan di wisuda
Kedua sahabatnya juga demikian, mereka bertiga sudah bertekad agar bisa di wisuda bersama-sama
"Aggrrh, pusing banget gue apa ya judul yang pas buat skripsi" teriak Naya yang kini sedang berada di kontrakan Gisel, karna memang Gisel yang mengontrak di karenakan rumah nya yang jauh di antara mereka bertiga
"Lo kira Lo doang yang pusing gue juga sama pusingnya kali" komentar Rika yang tampak awut awutan memikirkan judul skripsi nya
"Buset dah, bisa pada diem gak sih, tambah pusing nih guee" sahut Gisel yang juga terlihat lelah
"Eh cari makan yuk, laper gue, sekalian istirahatin otak bentar" ajak Rika kepada keduanya
"Boleh juga tuh" setuju Naya
"Iya gue juga setuju, laper juga gue, hehe" ucap Gisel meringis
Mereka bertiga memutuskan untuk mencari makanan di sebuah taman yang letaknya tak jauh dari kontrakan Gisel, mereka memilih jajanan gerobak yang ada di bawah pohon rindang, Naya memilih menu bakso, Gisel mie ayam, dan Rika mie ayam
Setelah makanan datang di hadapan mereka, ada seorang laki-laki mendekatinya
"Hai, boleh gabung?" Ujar lelaki itu
"Iya silahkan" jawab Rika singkat, sedangkan Gisel dan Naya masih fokus dengan makanan nya
Naya sedikit tersentak, karena tiba-tiba lelaki itu duduk di samping nya, karna memang kursi panjang itu masih kosong di sebelah nya
"Apaan sih ni orang main duduk-duduk aja gak permisi dulu kek apa kek" geram Naya dalam hatinya
"Emm maaf bisa sedikit geser tidak?" Titah Naya sedikit ketus dan tidak suka
" kenapa, tidak suka saya duduk di sini" tanya lelaki itu yaitu Fahmi
"Waduh nay Lo kenapa sih, enggak papa kok mas santai aja kita, mas gak pesan makan kah?" Protes gisel kepada Anaya karna hampir mengusir lelaki tampan yang pas duduk di hadapannya itu
"Iya nay gak papa lah masnya duduk sini lagian juga gak ada tempat duduk lagi" ucap Rika menyetujui perkataan Gisel
"Serah lo pada dah, tapi gue gak suka duduk sampingan sama yang bukan mahram gue" jelas Naya malas
"Ya udah, gimana kalau kita jadi mahram" Fahmi berucap santai
Sedangkan Naya langsung tersedak makanannya, saat mendengar perkataan Fahmi barusan, apa Fahmi sedang melamarnya? Ya Tuhan
Tanpa di ketahui dari kejauhan ada seorang laki-laki tampan yang sedang menatap tajam ke arah mereka, melihat istrinya sedang duduk sebelahan dengan lelaki lain
Fauzan berjalan untuk menghampiri mereka berempat, cukup terkejut ia Meliah siapa lelaki yang ada di samping istrinya.
"Ekhemm" dehem Fauzan menyadarkan mereka
Seketika itu juga Naya menegang"Kakak kok ad a di si ni"ucap nya gugup ini lah yang dia takuti sedari tadi kenapa ia tak mau duduk bersebelahan dengan Fahmi
Seakan tau dari sorot mata Fauzan kalau ia sedang cemburu kedua sahabat Naya hanya diam saling menyenggol bahu mereka seakan tak mau di salahkan
"Eh Lo berdua jelasin dong, kan gue yang kena ini" pinta Naya memelas
"Hehe, iya iya kita jelasin" ringis keduanya berusaha untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada Fauzan, dan Gisel mulai ingin menjelaskan
"Mas Fauzan jangan salah faham ya, sebenarnya bukan Naya yang mau duduk ber.."
"Hahahaha" tiba tiba Fauzan terbahak-bahak mentertawakan wajah takut ketiganya, sangat berbeda dengan Fahmi yang hanya santai saja
Ketiganya memasang wajah bingung dengan ekspresi yang sangat menggelikan sekali (waduh author juga mau ketawa wkwk)
Anaya menempelkannya tangan nya ke jidat memeriksa suhu tubuh suaminya apakah sedang bermasalah atau ada bagian kabel yang konslet atau bagaimana, Fauzan mengikuti arah kemana tangan Naya bergerak yaitu menuju bagian jantung, setelah menerimanya jantung suaminya lalu menempelkan telinganya ke dada suaminya
Fauzan merasa aneh dengan sikap Naya yang demikian lalu bertanya kenapa istrinya begitu
"Sayang" panggil Fauzan kepada Naya yang masih berada di posisi yang sama, bahkan dia lupa bahwa di depan mereka masih ada kedua sahabatnya dan Fahmi yang memperhatikan mereka
"Ssstttt, kakak diem dulu, 34 35 36 37...." Telunjuknya menempel ke bibirnya sebagai perintah diam
"Nay? Lo masih waras kan?" Tanya Rika prihatin melihat sahabatnya itu
"Iya nay Lo emang nya mau ya tinggal di rumah sakit jiwa, ingat ya nay gue gak mau jenguk Lo kalau Lo beneran masuk ke sana hii" Gisel bergidik ngeri membayangkan jika hal itu benar-benar terjadi
"Enak aja lo pada gue masih waras kali, siapa juga yang mau ke rumah sakit jiwa, Yanga aka Lo berdua yang masuk" ucap Naya tak terima seraya menjauhkan dirinya dari dada Fauzan
"Ya lagian Lo ngapain tadi, Lo lupa ini tempat umum" dengus Rika
"Hehe, bukan gitu gue udah deg degan karna kak Fauzan tiba-tiba Dateng pas mau di jelasin malah ketawa gitu, gue kira termometer udah rusak sampe gak bisa ngukur suhu panas suami gue lagi, jadi ya gue sebagai istri yang baik hati dan suka menghabiskan uang suami, tapi juga suka menabung ini harus turun tangan langsung, eh iya kakak kenapa malah ketawa hee." Ucap Naya panjang kali lebar sama dengan luas persegi panjang itu kepada mereka yang disana
Ingat ya Fahmi masih tetap pada posisinya sedang menyeruput es teh yang tadi di pesannya, tanpa memperdulikan keadaan yang terjadi
"Sebenarnya kakak itu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Anaya
RandomPLEASE JADILAH PEMBACA BIJAK.. Tidak mengerti dengan segala keadaan yang seakan akan selalu tak berpihak padaku, semua melakukan apa yang mereka suka tanpa memikirkan bagaimana perasaanku, hingga ada cinta yang tanpa di sengaja bertemu, membuat hidu...