tiga

30 2 0
                                    

"Besok kalo kita udah gede,kamu masih mau ngga main sama aku?"

"Mau,aku bakal ajak kamu main pake mobilku"

"Beneran?? Asiikkk,nanti kita ke kota!!"

Tidak ada yang bisa menghalangi kebahagiaan dua anak kecil yang lucu itu. Mereka berdua saling meyakinkan bahwa suatu saat hal itu memang benar akan terjadi.




-----

"HERAAA!!"

Oh tidak! Hera masih tertidur ternyata. Ia langsung bangun dan mengacak kasar wajahnya,antara kaget dan masih terngiang mimpi tadi,intinya ia sudah sadar saat ini.

"BANGUN WOY!"

suara itu! Suara yang sangat ia kenal,suara yang ia rindukan 3 tahun terakhir. Tanpa basa basi Hera langsung berlari ke pintu kamar dan menemui siapa suara dibalik pintu kamarnya.

Tubuh jangkung seseorang yang ia rindukan,yang selalu ia nantikan kepulangannya kini ada dihadapannya. Hera tak bisa membohongi dirinya bahwa ia bahagia saat ini.

"KAK KAIIIIIII. AAAAAAA KAKAAAA KANGEEEENNN" seru Hera sangat antusias,sangat bahagia,terlihat dari manik matanya yang indah. Hera langsung menyambut pelukan hangat dari lelaki yang ia panggil Kai tadi.

"Iya kangen iyaaa. Uluuhhhh udah gede aja adeknya Athala Kaif ini yaampun. Mandi dulu gih nanti kaka anterin kamu ke sekolah"

Athala Kaif alias Kai adalah kakak Hera alias anak sulung dari pasangan Taeyon dan Heechul.









"Ma,mama udah ngasih tau belom ke papa kalo kak Kai pulang?"

"Udah dong,justru yang jemput kakakmu dari bandara ya papamu"

"Ih kok ga adil sih,aku kan belum ketemu papa,kenapa kak Kai nyolong start sih"

"Salah siapa molor mulu,nasi tuh rapiin nempel di pipi"

Ya beginilah situasi ketika Hera dipertemukan dengan kakaknya,sekalipun Hera sangat rindu,tapi war adalah nomor satu.

"Terus papa ga pulang dulu gitu kerumah? Ga pengen liat anak perawannya gitu? Aelah papa betah banget cari duitnya"

Bentuk protes seorang anak sebenarnya hal yang wajar,sesederhana itu ia mengucapkan kalimat itu hanya karna dia benar benar merindukan suasana keluarganya yang utuh.

Hera menunduk sambil mengerucutkan bibirnya,tanda entahlah ia sedikit merasakan rindu papanya.

"Eeehhh kok adeknya kak Kai cemberut sih,ga suka ya kakak balik? Yaudah deh gue mending balik lagi aja ke London"

"Mama ngertiin kamu kok kangen sama papa,nih ada titipan dari papa buat kamu,nah habis ini kamu berangkat,kakakmu siap anter jemput kamu pokoknya".

"Iya ma"

--

"Gue ingetin ke elu,jangan brani ngadu ke bokap,lo harusnya ngaca,kalo ga ada bokap gue,lo sekarang udah mati,paham!"

Brakk..

Suara tubuh yang terbanting ke loker siswa sangat terdengar dan itu pasti sangat sakit. Tidak ada yang berani untuk melawan Algafari Jeno Juanda,sekalipun itu teman segerombolannya sendiri.

"Jeno!"

Seorang gadis baru saja berteriak dari kerumunan siswa yang malah asik menonton kejadian buruk itu.

"Apa apaan lo hah? Braninya sama yang kecil,mikir lah lo,ga malu sama adek kelas lo?"

"Ada urusan apa lo brani belain cowo lemah kaya dia hah! Lo gak tau apa apa mending minggir!"

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang