lima belas

14 2 0
                                    

Setelah kejadian besar itu,esoknya guru konseling memanggil orang tua Jeno dan Jeongin. Yang sebenarnya masih satu orang tua yang sama. Dari kejadian itulah,forum orang tua pun sampai ramai di grup khusus orang tua siswa. Dimana disitu Taeyon sudah langsung tau apa yang terjadi di sekolahan tanpa Hera harus menceritakannya.

Di sekolahan,Hera sedang menunggu hasil rapat guru konseling dengan Yoona,setelah kejadian yang menimpa Jeongin,ia hari ini dirawat di rumah sakit. Separah itu.

Ia menunggu sambil duduk di ruang kelasnya,menyadari hal itu semua teman teman dekat Hera sangat melindunginya hari ini,mereka selalu menemani Hera dengan setia.

Dan sebuah kejadian tak terduga lagi datang. Nancy justru datang membawa teman teman hedonnya.

Yeri dan Somi mendecih kasar saat mereka masuk ke ruang kelas. Dan memang benar saja,Nancy ke ruang kelas itu lalu menghampiri Hera.

"Sini lo!"

Plak

Satu tamparan tepat melayang dari telapak tangan Nancy yang finalnya menyulut emosi kedua temannya,bukan,bahkan Han,Hyunjin dan Haechan.

"Gara gara elo Jeno makin berantakan. Semenjak kehadiran elo,hubungan Jeno sama Jeongin jadi makin kacau bahkan udah ancur se ancur ancurnya. Jangan jadi cewe murahan yang pengen di perhatiin cowo deh! Ngotak dong Jeno sama Jeongin itu kaka adek"

Nancy benar benar tidak bisa mengontrol perkataannya,hal itu membuat Somi langsung mendorongnya hingga hampir jatuh tersungkur,sementara Hera? Ia bahkan sudah merasa terpojokkan dengan situasi ini. Ia tak berkutik bahkan hanya untuk mengucapkan satu kata.

"Congor lu ga bisa banget disaring ya! Elo yang ngotak mestinya,lo ga ada hubungannya sama masalah ini,lo juga mestinya bisa dong jangan jadi cewe yang seolah olah ga laku sampe harus nglakuin hal kaya gini buat dapetin Jeno. Heol,lo itu cuma mantannya Jeno. Paham,sekarang pergi dari sini atau besok nyokap lo yang bakal kena sidang konseling!"

Itu adalah Jessifa Rubbyga Somi yang teman temannya kenal,meski terlihat barbar,tapi Somi ini sangat solid,ia berani melawan balik orang yang berani menindas teman karibnya yang tak bersalah. Dengan demikian kubu Hera dengan pembicara Somi menang dan Nancy beserta antek anteknya pergi.

Hyunjin sang pacar dari Somi hanya bisa kagum dan tak henti untuk memberikan senyum,meskipun menurut Hyunjin,Somi adalah perempuan yang galak,cerewet,tapi terlihat sisi dimana ia memang patut diacungi jempol.

--

"Aku pulang"

Hera masuk dengan wajah yang sudah lesu tak bersemangat bahkan tak mengerti lagi harus bagaimana. Biasanya kalau seperti ini ia langsung mengadu pada Kai,tapi semenjak Kai kembali ke London untuk kuliah,ia tak punya teman cerita. Taeyon? Jangan harap ia bisa menceritakan hal apalagi berhubungan dengan Jeno.

Taeyon yang sedang menonton tv sendirian bangkit dan menghampiri Hera. Ia berdiri di ambang pintu sambil melipat kedua tangannya.

"Kena masalah apa lagi kamu di sekolah?" Tanya Taeyon yang membuat Hera mendongak

Hera mengerutkan dahinya dalam,ia tidak mengerti.

"Jeno. Kamu ada kaitannya kan sama masalah Jeno?"

"Engga mah" ujar Hera

Taeyon menghela napas sarkas.

"Terus kenapa kemaren Jeno berantem sama yang katanya adiknya itu?"

Pertanyaan Taeyon lama lama membuat Hera menjadi ingat bahwa Taeyon memiliki forum khusus orang tua siswa.

"Aku gak tau mah" jawab Hera seadanya

"Mamah tuh malu ya nama kamu tuh terus terusan di sebut di grup chatting wali siswa. Mamah udah bilang sama kamu jangan deket deket Jeno lagi,ini kan yang kamu dapet?"

"Mah,sebenernya apa sih salah Jeno? Sampe mamah ngelarang keras aku sama dia? Mah,aku ngrasa baik baik aja sama dia"

"Baik baik aja yang gimana? Dari dulu kamu sama dia selalu dapet masalah"

Dari dulu? .. pertanyaan itulah yang terus menjadi tanda tanya Hera

"Oh berarti selama ini masalah mamah nutupin semua hal tentang Jeno itu bener? Mah,kalo emang ada kesalahan dari dia yang bikin aku harus lupa semua tentang Jeno,tapi kenapa aku harus ga tau siapa aku yang sebenernya!"

"Maksud omongan kamu itu apa?"

"Aku Hera atau Yena? Aku udah tau percakapan mamah sama Jeno waktu diluar itu,jangan pikir sekarang aku ga tau siapa aku yang sebenernya dan siapa Jeno"

Hera yang belum sempat mengganti seragam sekolahnya kemudian pergi kebkamar Kai,sementara Taeyon frustasi dengan Hera yang semakin hari justru seperti orang yang dikendalikan orang lain.

--

Hari libur dimana seharusnya orang orang senang menyambut hari yang dinanti ini,lain hal dengan Hera yang sedari tadi duduk di taman dekat rumahnya,ia duduk termenung,dengan alasan ia jalan jalan pagi dengan kedua temannya itu,ia bisa meninggalkan perang dingin yang ia alami dengan mamanya.

Sedang heningnya ia duduk,seseorang entah siapa berdiri di depannya,ia yang masih dalam posisi menunduk menyadari kehadiran seseorang kini mendongak dan menemui wajah yang tak asing. Didetik berikutnya Hera berdiri dan justru beranjak pergi.

Sebelum itu,jangan kira ia bisa pergi begitu saja,karna seulur tangan berhasil menggapai tangan mungil Hera yang membuatnya harus menghentikan langkah.

Hera tak bergeming dan membiarkan apa yang akan terjadi saat ini.

"Maaf. Lo harus jadi ikut nanggung kesalahan gue"

"Gue ngelakuin ini karna elo"

Hera yang sedari tadi tak berani menatap siapa dia,akhirnya memberanikan diri. Ia menatap manik milik Jeno yang saat ini benar parau dan tak punya sedikitpun harapan.

"Apa yang lo lakuin karna gue itu justru nyakitin. Elo udah ngingkarin janji buat ngga kasar sama Jeongin"

"Salah gue kalo gue cemburu?"

Hera mendengus kasar tak percaya

"Apa yang mesti lo cemburuin? Elo ataupun Jeongin sekalipun sama. Cemburu lo itu yang berlebihan Jen,lo bener bener bikin gue ada di masalah yang besar,seakan akan gue dalang dari semua masalah yang lo punya"

Emosi Hera naik,ia mengingat perkataan Nancy yang seperti ada benarnya,sejak saat itu,Hera selalu berfikiran bahwa ada benarnya sejak kehadirannya,ia seperti dihantui rasa bersalah karna telah membuat Jeno dan Jeongin semakin buruk.

"Karna Nancy yang lo maksud itu? Yen,lo ga salah sedikitpun,selama kita diem dieman,jauh jauhan,apalagi ketika terbesit omongan nyokap lo tentang elo yang dilarang deket deket gue,gue makin ga ngerti lagi harus gimana,cuma elo yang bisa ngerubah gue"

"Ngerubah elo jadi semakin buruk kan? Emang ga seharusnya gue dateng lagi Jen,udah semestinya gue ga kenal elo lagi"

"Yena! Gue ga peduli lo ngomong apa,sekali lo ngejauh dari gue karna gertakan nyokap lo dan omongan Nancy yang udah bikin lo kaya sekarang ini,gue ga peduli Yen. Kalo lo bisa inget dulu gue gimana yang tetep kekeh sama elo"

"Yang ga pengen sehari aja ga berangkat sekolah bareng elo sampe nyokap lo harus bilang elo ga masuk sekolah,yang tetep bandel meskipun gue tau apa imbasnya ketika nyokap lo tau gue lagi sama elo"

"Jenoooooo"

Hera kini berada di tekanan yang tinggi,ia sudah cukup dengan sandiwara murahan ini. Dengan segala emosinya yang meluap dan menyadari sakit pada kepalanya datang lagi disaat seperti ini,Hera memegangi kepalanya frustasi. Melihat hal itu,Jeno yang awalnya berusaha membuat Hera percaya akan kesetiannya untuk terus bersama Hera,kini harus membawa Hera untuk duduk dan mendapatkan ketenangan.


Puncak dari segalanya..
Lo berharga buat gue
-Jeno Juanda






TBC

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang