delapan belas

14 2 0
                                    

"JENOOOOO!!!!"

Algafari Jeno Juanda,pria tampan yang sedang nongkrong di belakang kantin alias ruang parkir tambahan dibuat terkejut oleh teriakan gadis yang berlari kearahnya. Bukan hanya Jeno,ke tiga cecunguknya itupun juga tersentak dan reflek membuang rokok yang sedang mereka hisap,kalau Jeno? Santai dia sadar diri baru sembuh.

Jeno menutup telinga saat gadis berambut sebahu itu mendekatinya. Sambil masih berteriak.

"Eh buset ini gadis kaga takut pita suaranya ancur kali ya" ujar Haechan yang ikut menutup telinga.

Si tersangka hanya cengar cengir dan menunjukkan sikap aneh. Entah aneh yang bagaimana,intinya mungkin dia sedang senang tingkat atas.

"Kenapa sih pagi pagi udah teriak gini? Malu tau" kata Jeno.

Han dan Hyunjin memandang mereka berdua malas.

"Gakpapa,oh ya,ini buat elo,di makan ya dijamin enak" katanya

"Elo yang masak?"

"Kepo. Yaudah gue balik dulu babay. Eehhh- iya lupa,lo ngga ngerokok kan?"

"Engga,yaudah ini gue makan nanti ya,thanks"

Gadis itu pergi meninggalkan Jeno dan teman temannya,entah apa yang ada di benak seorang Yoon Hera saat ini,dia sungguh bahagia.

"Itu si Hera kenapa sih Jen? Jadi agresif gitu,ngeri gue liatnya" kata Han yang bergidik

"Hooh,biasanya juga ngomel ngomel ke elo" sambung Haechan

"Bodo amat lah lagi kelebihan vitamin kali dia,dah ah gue cabut ya" kata Jeno yang mengembangkan senyum sumringah kala tadi ia melihat Hera dengan kegembiraannya.

"Kirik lo Jen! Bilang aja nyamperin Hera" protes Hyunjin

"Makannya ajak Somi aahahahahy" tawa Jeno lepas lalu ia melangkah pergi meninggalkan ktiga temannya disana.

--

"Lah kok belum di makan,trus temen temen lu mana?"

"Tadi gue ngeles ke mreka mau ke uks,aslinya sih nemuin elo biar makan bareng sekalian heheee"

"Cih bisaan,awas ini ya nanti Somi sama Yeri balik lo harus pindah tempat,auto kena siram air ntar lo. Lagi pms dua duanya"

"Ga takut"

Hera mendecih lalu ia menyuruh Jeno makan. Suapan demi suapan Jeno makan,tanpa sadar makanan yang Hera berikan hampir habis. Begitupun dengan Hera yang santai menyantap bekal dari Taeyon.

"Jen"

Jeno ber-hem karna ia masih mengunyah makanan.

"Itu dari mamah loh"

Jeno beralih cepat menoleh kearah Hera,ia melotot dan tersedak. Tak percaya lebih tepatnya,bagaimana bisa? Sedangkan Taeyon sangat membenci Jeno.

Hera yang menyadari hal itu langsung memberikan Jeno minum.

"Eh kok bisa??" Tanya Jeno penasaran,tak percaya,setelah ia menelan semua makanannya.

"Ya bisa lah. Gue gitu loh" ucap Hera dengan bangga.

"Serius Yen,ga mungkin juga kan nyokap lo ngasih gue ginian,sejak kapan dia peduli gue udah makan apa belom sampe dibawaan ginian... aaaa gue tau,lo bungkus sendiri ya? Parah lo" kata Jeno yang terus mengoceh

"Iiihhh dengerin dulu ngapa sih,nyerocos mulu kaya petasan banting. Nih dengerin yaa.."

Hera menceritakan semua kejadian semalam yang membuatnya bahagia seketika,tak lupa dengan pertanyaan yang diberikan Taeyon untuk Hera tentang keadaan Jeno,setelah itu pagi harinya Taeyon dengan sengaja mengatakan bahwa bekal yang akan dibawakan Hera salah satunya untuk Jeno.

AmigdalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang