Sepuluh

1.3K 124 26
                                    

"Aku pulang." Jungkook mengernyit saat tak ada sahutan dari dalam rumah. Diliriknya jam yang menggantung di dinding, sudah menunjukkan pukul empat sore. Biasanya Geumjae akan pulang di jam ini untuk membersihkan diri dan istirahat barang sebentar.

Ia hanya menaikkan bahu acuh, mungkin saja kakaknya sedang sibuk di restoran. Berjalan perlahan menuju tangga, tak lupa berhenti sejenak untuk melihat apa yang dilakukan sang ibu. Ya, sudah hampir dua minggu sejak kepulangannya dari rumah sakit jiwa, Hana sudah mulai melakukan aktivitasnya seperti biasa namun masih belum terlalu banyak yang ia lakukan.




Masih tetap dengan dua 'bayi'nya. Hana dengan segera mencari 'bayi' Yoonjae setibanya di rumah. Mulanya ia mengobrak-abrik ruang tamu tapi saat suara rendah Jungho mengalun, Hana terkesiap.

"Min Hana." Tangan Hana yang sibuk melemparkan bantal sofa seketika terhenti, ia ingat janjinya. Janji agar ia dibawa pulang, janji untuk menguasai diri dan tak lagi membuat kekacauan.

Merunduk dengan sebelah tangan mencengkeram ujung bawah terusannya dan sebelah tangan menggendong 'bayi' Yoongi, Hana berjalan perlahan menuju Jungho yang tengah berdiri bersedekap dada.

"Maaf, maafkan aku." Seketika kepala itu ia bawa untuk menengadah, menatap tepat pada sorot tajam sang suami dengan manik berkaca-kaca.

"Maafkan aku, aku berjanji tak akan mengulanginya lagi, jangan bawa aku kembali ke sana, kumohon ... kumohon maafkan aku." Jungho menghela nafas panjang, ia tak akan sanggup jika disuguhi wajah memelas istrinya dengan hiasan air mata, Jungho sungguh tak suka itu.

Perlahan pundak itu diraihnya, ia tuntun menuju kamar. Hana sungguh takut jika saja suaminya kembali membawanya ke tempat terkutuk itu. Bayangan-bayangan itu kembali berputar di kepalanya. Dimana ia tak bisa bebas mengurusi 'bayi' Yoongi dan tak bisa bertemu 'bayi' Yoonjae. Belum lagi ia yang berakhir dengan diikat paksa atau disuntik obat penenang karena memberontak melakukan pengobatan.

Bibirnya masih terkatup rapat, padahal jauh dalam hatinya ia berteriak, meraung agar ia secepatnya dipertemukan dengan Yoonjaenya.
Mata Hana berbinar cerah saat pintu kamarnya mulai terbuka, berlari menghambur ke atas ranjang guna menyentuh apa yang selama ini ia rindukan.

"Yoonjae sayang." Dengan segera Hana membawa 'bayi' itu ke dalam pelukan. Ribuan ciuman kupu-kupu ia layangkan pada wajah plastik itu. Jungho merasa senang dan sendu di saat bersamaan. Senang melihat wanitanya kembali tersenyum bahagia namun sendu karena nyaris pupus harapan melihat sang belahan jiwa kembali terlihat 'normal'.

Mengerjap guna mengembalikan ingatannya yang melayang pada kejadian dua minggu lalu yang ayahnya ceritakan, Jungkook semakin memelankan langkahnya menuju pintu coklat itu, memutar gagangnya perlahan. Tersenyum samar saat yang ia dapati adalah tubuh ibunya yang tertidur menyamping dengan tangan seolah memeluk kedua  'saudara' plastiknya.

"Ku harap yang kulihat hari ini dan beberapa hari lalu bukanlah halusinasiku saja, ku harap itu memang kau hyung."  Menutup kembali pintu tersebut dengan perlahan agar tak mengganggu istirahat sang ibu dan segera menuju kamar karena sungguh tubuhnya perlu dibersihkan.


























.....














Yeonjun baru saja selesai membersihkan diri, kini dirinya hanya mengenakan kaos putih tipis berlengan panjang dengan celana trining abu favoritnya. Kaki jenjangnya dengan lincah menuruni anak tangga.

"Appaaaa ... Appa." Sedari ia pulang tadi ia tak melihat ayahnya, bukankah ayahnya sedang libur? Tak biasanya juga ayahnya menghabiskan waktu di luar jika sedang libur kecuali dengannya. Tolong ingatkan Yeonjun jika ia yang sudah mengabaikan ayahnya akhir-akhir ini.

[ END ] BEGIN  ~Sequel Of Just Minute~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang