Tigapuluh Satu

1.4K 97 35
                                    

Sudah satu minggu berlalu, Jungkook sudah tidak sabar menunggu kedatangan sang kakak yang akan tiba di Seoul siang ini. Geumjae dan Jungho sampai kualahan menjawab pertanyaan Jungkook seminggu terakhir ini yang terus menanyakan kapan sang kakak pulang.

Sebenarnya, Jungho ingin sekali agar Suga segera kembali pulang ke Korea, tapi menurut Namjoon, akan lebih baik jika Suga dirawat terlebih dahulu di Jepang karena kondisinya yang masih belum stabil. Keamanannya juga menjadi prioritas karena polisi yakin bahwa masih ada tersangka yang terlibat dalam kasus penculikan ini. Ya, kedua pengawal dan Taeri tak buka mulut perihal terlibatnya Donghae atas kasus ini. Taeri cukup tahu diri jika ini memang kemauannya juga kedua pengawal itu, sudah bukan rahasia lagi dalam kelompoknya jika ada yang tertangkap polisi, mereka tak boleh membawa serta nama sang ketua yakni Kim Donghae, jika sampai mereka berani buka mulut, maka keluarga mereka yang menjadi taruhannya.

"Appa, kapan pesawatnya akan tiba?" Jungkook sungguh tak sabar, sedari tadi jemarinya sudah saling meremat. Duduk lalu berdiri lalu duduk lagi, terus seperti itu selama setengah jam terakhir.

Jungkook yang menerima minuman dari sang kakak segera mengambil dan menenggaknya dengan rakus. Ia gugup, tenggorokannya terasa kering, tapi baru setengah minuman itu ia tenggak ia tiba-tiba saja menyemburkan minuman yang berada dalam mulutnya.

"Mereka sudah tiba! mereka sudah tiba! Hyung, Appa, cepat cari Suga hyung ." Jungkook segera berlari menuju kerumunan orang yang baru saja masuk di gate kedatangan. Ia hirau akan teriakan sang kakak untuk menyuruhnya menunggu di sana.

"Hyung, Suga hyungkau di mana?" Ia terus saja meneriakkan nama sang kakak. Matanya kian berkaca-kaca saat sang kakak tak kunjung menampakkan presensinya.

"Ah ... maafkan aku, Tuan." Sampai ia menabrak seorang pria tua hingga ponsel yang dibawa pria tersebut terjatuh sedikit jauh dan berada di antara kaki orang-orang yang lewat.

Jungkook berusaha menggapainya meski sering kali ponsel itu kian menjauh saat seseorang tak sengaja menendangnya dengan ujung kaki.

"Ini Tuan, maafkan saya." Ia terus membungkuk berkali-kali menyalurkan rasa bersalah, pria itupun tersenyum dan mengusak sebentar rambut Jungkook.

Setelah pria tua itu menjauh, Jungkook baru sadar jika ia tengah menunggu sang kakak, tapi hingga hanya tersisa satu dua orang yang keluar pun sama sekali tak menampakkan wajah sang kakak yang amat ia rindukan.

"Hyung, apa mereka berbohong?" Air matanya sudah meluncur bebas. Jungkook tak perduli jika ada yang melihatnya menangis.

"Jungkook, ayo pulang." Jungkook yang terdiam di tengah jalan itu diseret paksa oleh tangan besar Geumjae yang gemas dengan sang adik.

"T-tapi Suga hyu-- Hyuunggg!" Jungkook berlari sekencang yang ia bisa. Ternyata yang ditunggunya sudah berdiri di samping sang ayah, melambaikan tangan putihnya dan memberi senyum gusi padanya.

"Bagaimana bisa hyung sudah ada di sini? Hyung  lewat pintu belakang, ya?" Ia peluk erat tubuh yang sedikit lebih kurus dari terakhir kali ia lihat itu.

"Mana ada pintu belakang. Hyung tadi melewatimu saat kau hendak mengambil ponsel itu, ngomong-ngomong maaf tadi itu Hyung  yang tendang." Suga terkikik melihat wajah kesal sang adik dan bibir mengerucutnya.







"HYUNG!" Suga menoleh ke belakang, ia tidak tahu siapa yang orang itu panggil, tapi hatinya mengatakan ia harus berbalik, sejalan dengan perintah otaknya.

"Hyung, kau baik-baik saja? Aku sangat merindukanmu." Jungkook mendengkus. Baru saja dua menit ia melepas rindu dengan sang kakak, kini datang pengganggu yang merampas waktunya bersama sang kakak.

[ END ] BEGIN  ~Sequel Of Just Minute~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang