Tujuhbelas

1K 120 46
                                    

Taeri menggenggam erat jemari Suga yang terkulai di atas ranjang. Air matanya mungkin nyaris kering karena menunggu sembari menangis empat jam lamanya, Suganya tak kunjung membuka mata.

Tak ada seorang pun yang ia perbolehkan masuk, terlebih seseorang yang sejak tiga jam lalu terus mengetuk pintu ruangan di mana putranya terlelap.

"Maaf Tuan Min, aku rasa istriku belum siap untuk bertemu denganmu. Aku minta sedikit pengertianmu." Jungho mendengus kasar, emosinya sudah nyaris meledak jika tak ingat sekarang ia berada di rumah sakit.

"Itu putraku." Siwon menundukkan kepalanya dalam ketika Jungho menunjuk pintu itu dengan pandangan mata menusuk juga nada dalam rendah seakan mampu menusuk dada.

"Ahjussi, itu hyung ku dia Suga hyung ku." Yeonjun tak terima, dia bahkan dibuat bingung saat tiba-tiba Jungho datang dan menuduh ibunya pencuri.

Yeonjun tak tahu apa-apa, bahkan Siwon. Yang ia ketahui adalah mendiang suami Taeri mengadopsi seorang bayi yang baru beberapa jam ia ketahui ternyata adalah putra dari pasiennya, Min Hana. Belum ada bukti kuat memang, hanya sekedar cerita yang ia dengar dari Jungho. Tapi mengingat wajah Suga dan foto mendiang Yoongi ia menjadi sedikit percaya bahwa Suga memang benar anak dari Min Jungho dan Min Hana.

"Maafkan aku, Tuan, sungguh aku tak mengerti dengan situasi ini. Jika memang istriku bersalah aku mohon beri dia waktu, kondisinya sedang tak baik aku takut terjadi sesuatu padanya."

"Lalu, kau fikir istriku baik-baik saja? Istriku bahkan setiap hari bermain dengan boneka yang ia anggap anaknya sendiri, anaknya yang sudah mati yang ternyata masih hidup karena disembunyikan oleh istrimu. Yoonjaeku nyatanya masih hidup, puteraku masih hidup." Jungho tak kuasa menahan tekanan dalam dadanya, ia nyaris ambruk jika Siwon tak meraih bahunya.

Lagi-lagi pria sekuat Jungho harus kehilangan kekuatannya karena puteranya. Entah ia harus merasa sedih ataupun bahagia. Ia tumpahkan seluruh air matanya hingga tubuhnya sempurna merosot dan bersimpuh di atas lantai dingin rumah sakit.

"Ku mohon jangan seperti ini, Tuan, kita akan cari jalan keluar sama-sama."































"TIDAAKKKK ... LEPASKAN AKU, LEPASKAN! Yoonjae, Eomma datang Nak, jangan takut." Geumjae tak lagi menahan tubuh sang ibu.

Dilihatnya tubuh sang ayah yang nyatanya tak lebih kuat dibandingkan dirinya yang tengah bersimpuh itu, Geumjae tahu keluarganya tak sedang dalam situasi yang baik.

"Di mana puteraku, katakan di mana dia?! Dia pasti ketakutan, orang jahat sudah membawanya pergi, ayo kita selamatkan putera kita Jungho ayo selamatkan!" Hana ikut bersimpuh dan mengguncang kuat tubuh lemah suaminya. Seakan terjatuh pun tertimpa tangga, belum juga ia mengetahui kondisi sang putera, sekarang ia dihadapkan dengan sang istri yang tengah dalam kondisi buruknya.

Yeonjun hanya mampu menenggelamkan wajahnya pada dada bidang sang ayah. Ia ikut merasakan sakit pada keluarga sahabatnya itu meski tak ia pungkiri rasa takut juga mendominasi. Ia takut jika sang kakak tak akan kembali lagi padanya.



































Jungkook berhenti mengisak, wajah dan hidungnya yang memerah sudah cukup untuk mendeskripsikan betapa kacau dirinya. Sudah empat jam Suga terkapar di atas ranjang rumah sakit, selama itu pula keadaan Jungkook tak kunjung membaik. Ia takut, benar-benar takut saat Taeri menudingnya membunuh Suga.

Jungkook pernah sekali tak sengaja melukai Yoongi dan sekarang hal itu terulang dengan korban berbeda namun sama statusnya, kakak laki-lakinya.

Jungho yang saat itu tengah menyuapi  Hana di ruang tengah dikejutkan dengan Jungkook yang membuka pintu dengan kasar. Bukannya mengucap salam anak itu justru menangis dengan menggumamkan kata-kata yang tak jelas di telinga Jungho.

[ END ] BEGIN  ~Sequel Of Just Minute~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang