Enambelas

1K 118 21
                                    

Senyum cerah itu terpampang nyata pada wajah yang masih lumayan pucat milik pemuda manis itu. Suga sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah tiga hari dirawat di rumah sakit. Senang tentu saja ia rasakan, tapi ada satu hal yang membuatnya merasa sedih, adiknya sama sekali tak menjenguknya setelah hari itu.

"Eomma, apa kita akan pulang ke rumah appa?" Pertanyaan penuh harap itu agaknya menyakiti pendengaran Taeri, ia sampai menghentikan gerakan tangannya yang tengah mengemasi barang-barangnya juga sang putera.

Sebisa mungkin Taeri menahan emosinya, ingin sekali ia marah pada Suga tapi sedikit kewarasannya masih tersisa. Ia tak mungkin marah pada Suga ketika kondisinya baru saja membaik, ia tak ingin Suga kembali drop. Taeri membawa tungkainya menuju ranjang di mana di sana Suga tengah terduduk di tepiannya.

"Kita pulang ke apartemen, kau masih perlu istirahat." Suga menumpukan kepalanya pada pundak sang ibu, merasakan usapan-usapan lembut di kepalanya.

"Aku ingin tinggal bersama appa dan Yeonjun," lirihnya. Taeri sebenarnya tak tega, sudah sejak kemarin Suga merengek ingin pulang ke rumah Siwon.

"Nanti kita bicarakan lagi, sekarang berbaringlah kembali. Kita tunggu appa menjemput."




















































Jungho mengurut pelipisnya yang sedari tadi terasa pening. Sudah tiga hari lamanya Hana mengurung diri di kamar, bahkan Jungho tak diijinkan untuk tidur di kamar mereka. Hana akan marah dan mengamuk ketika Jungho mengajaknya berbicara.

"Apalagi yang terjadi pada Eomma, kenapa Eomma jadi suka mengamuk lagi?" Geumjae masih belum mendapatkan jawabannya sejak kemarin. Ia memang berhasil memasuki kamar sang eomma untuk mengantar makanan sekaligus menyuapinya, tapi ia sama sekali tak mendapat jawaban ketika ia bertanya ada apa dengan ibunya.

"Entahlah Jae, eomma mu marah pada Appa, padahal Appa sendiri tak merasa melakukan kesalahan apapun padanya." Kini kedua pria beda usia itu hanya mampu mendesah pasrah. Satu-satunya wanita dalam rumahnya itu sangat sulit untuk ditebak.




















.
.
.










Tidak ada kata yang terucap di antara keduanya, baik Jungkook maupun Yeonjun hanya memainkan makanannya. Terlihat sekali raut kesedihan di antara keduanya.

"Ppssttt." Jungkook melirik ke samping di mana Yeonjun berada.

"Kau sedang sedih, ya?" Jungkook hanya kembali memandang ke arah makanan yang sudah nampak seperti makanan kucing tanpa menjawab.

"Aku juga sangat sedih. Aku benar-benar tidak bisa menemui Suga hyung,  eomma tak pernah meninggalkannya barang sedetik pun dan kata appa sekarang dia sudah diperbolehkan pulang. Kalau kau, sedih kenapa?" Yeonjun menyenggol beberapa kali lengan Jungkook ketika tak mendapat jawaban darinya hingga Jungkook mendengus kesal.

"Haruskah kita membahasnya di sini? Ditempat ramai seperti ini? Ini tentang eomma." Mendengar jawaban Jungkook, Yeonjun hanya membulatkan mulutnya. Bukannya tak peduli hanya saja Yeonjun hafal jika Jungkook tak akan membahas tentang ibunya di tempat umum seperti ini.















































"Tidak Suga, kau baru satu hari beristirahat di rumah." Taeri terus mengiris bawang itu dengan geram karena Suga sedari tadi mengikuti pergerakannya di dapur dan terus merengek.

[ END ] BEGIN  ~Sequel Of Just Minute~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang