Gubuk Ajar

2.7K 193 3
                                    

Keriuhan pagi ini terjadi di dapur milik keluarga Rizki. Zefan, Revan, dan Rizki ikut membantu Linda membuat kue setelah selesai sarapan. Mereka mengacau sejak tadi, membuat Linda pusing di buatnya. Zefan dan Rizki memutuskan untuk izin tidak masuk sekolah, karena menuruti keinginan Revan yang semalam merengek membuat list hari ini untuk keluar, menghabiskan waktunya.

"Sehari aja, siapa tau ini permintaan terakhir gue."

"Apaan sih Van, ngomongnya nggak usah ngaco."

"Pokoknya loe berdua harus bolos besok."

"Anjirrr Revan sesat."

"Sesekali bolos nggak papa."

"Tapi, gimana kalo ada perbaikan nilai?"

"Gue percaya loe berdua nggak bakal perbaikan nilai. Jadi, mau ya besok keluar."

"Kan bisa pulang sekolah Van."

"Gue maunya seharian dari pagi sampe  malam." Zefan dan Rizki tidak bisa membantah lagi. Akhirnya mereka mengiyakan keinginan Revan.

Revan tersenyum tipis saat tiba-tiba teringat kejadian semalam bagaimana ia merengek pada kedua sahabatnya untuk bolos hari ini.

"Kenapa loe senyum-senyum?" Tanya Rizki yang memperhatikan Revan.

"Hah, nggak papa." Ucap Revan terkejut. Revan kembali pada pekerjaannya, membulatkan adonan donat. Tiba-tiba senyum jahil tersungging dari bibirnya. Ia mengambil sedikit adonan dan mengoleskannya pada pipi Zefan di sampingnya.

"Ahhhhh, kotor." Seru Zefan.

"Hahaha." Revan hanya tertawa melihat raut wajah kesal dari Zefan. Kejahilan seorang Revan tak berhenti disitu. Ia juga mengoleskannya pada Rizki.

"Revannnnnnnn!" Seru Rizki. Ketiganya lalu, larut dalam pertempuran saling oles adonan.

"Ehh itu yaallah malah dimainin." Seru Linda geram. Bukannya jera ketiga anak laki-laki itu malah makin asik bermain, layaknya anak kecil.

"Hahaha." Suara tawa itu terdengar mengisi ketenangan yang biasa tercipta di dapur Linda. Mereka saling melempar tepung.

"Bun Bun tolong." Seru Rizki yang mengumpat di belakang punggung Linda saat Revan dan Zefan sudah bersiap melempar tepung. Berantakan sungguh sangat berantakan dapur ini sekarang.

"Ehh yaallah udah udah, kalian ini mau bantu Bunda atau mau hancurin dapur sih hah?" Cerca Linda yang sudah memasang wajah kesal.

"Eh iya bunda maaf, kita udah bikin kekacauan hehehe." Kekeh Revan.

"Nanti kita beresin deh Bun, janji." Zefan ikut bersuara dan merasa bersalah sudah mengacau sepagi ini. Revan dan Zefan yang melihat Rizki lengah langsung mengoleskan adonan ke pipi Rizki sampai wajahnya kotor oleh adonan.

"Akhhhhhhh...." Teriakan itu menggelegar dengan mulusnya dari mulut Rizki, mengundang tawa Zefan dan Revan.

"Ehh stop main-main nanti nggak selesai-selesai ini." Ketiganya langsung menurut dan kembali ke pekerjaan masing-masing, tanpa membuat kekacauan.

"Bisa pusing bunda kalo punya tiga anak kayak kalian."

"Hehehe, maaf bunda." Ketiganya terkekeh. Linda hanya geleng-geleng kepala dan melanjutkan aktivitasnya.

1 jam lebih setelahnya mereka selesai, donat dan pie susu yang mereka buat untuk bekal main hari ini pun sudah selesai.

"Kalian beresin kekacauan ini, jangan main-main lagi. Bunda mau mandi, karena siangan nanti ada arisan." Pesan Linda sebelum beranjak untuk mandi.

Tentang Dia RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang