Prolog

169 26 7
                                    


"Astagfirullah!" Farensa memekik kaget saat menabrak seseorang di lorong rumah sakit.

"Maaf-maaf, Pak, saya tidak sengaja." ocehnya sembari cepat-cepat memunguti lembaran kertas yang berserak di lantai.

Laki-laki itu hanya diam memandangi perempuan yang tengah memungut kertas-kertas di hadapannya. Darahnya berdesir pelan mendengar suara perempuan tersebut.

Begitu selesai, Farensa segera bangkit berdiri. Reflek matanya tertuju pada wajah laki-laki di hadapannya.

Ia mematung seketika.

Mata itu ... mata yang tidak pernah ia lupakan sampai sekarang. Sorotannya masih sama persis dengan yang dulu. Farensa meneguk ludahnya sebelum kemudian berjalan agak berlari meninggalkan laki-laki yang masih saja mematung di tempatnya.

Farensa ..., batin laki-laki itu menatap gamang perempuan yang tengah berjalan menjauhinya.

****

Mangkir di draft 2 tahun.

Semoga menghibur ❤️

Thanks, udah baca.
Salam sayang ❤

FARENSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang