"Halo? Doyoung-ah, kau benar - benar sudah dapat orangnya?"
"Ya, tentu. Kalau tidak mana mungkin aku meneleponmu?" jawab Doyoung sinis "Ah, Sehun bisakah kau datang ke cafe dekat Apartement ku sekarang? Kau bisa bertemu dengannya hari ini juga."
"Baik, aku akan segera kesana."
Sehun menutup panggilan. Dengan langkah terburu - buru ia meninggalkan ruangannya menuju mobil, bersiap menuju tempat yang Doyoung perintahkan.
.
.
"Ah, sudah datang? Duduklah." Doyoung tersenyum ketika Sehun menepuk pundaknya.
"Ya." balas pria itu singkat "Dimana, 'dia' ?"
"Maksudmu Sejeong? Dia sedang ke toilet. Kau tenang saja, sepertinya dia gadis baik - baik—ah itu dia." Tunjuk Doyoung pada gadis yang kini terlihat berjalan menghampiri mereka berdua.
"Sejeong, perkenalkan, dia teman yang aku ceritakan tadi."
"Oh Sehun." Ucap Sehun Singkat.
"Kim Sejeong."
"Baik, kita langsung saja. Apa alasanmu mau menerima tawaran Doyoung untuk menjadi pendonor?"
"Ah, Adikku tengah sakit parah. Saat ini dia sedang ada di Rumah sakit dan aku tak punya apapun kecuali tubuhku untuk membiayai perawatannya yang sangat mahal. Jadi, kau hanya perlu membayar biaya rumah sakit sampai dia sembuh. Dengan begitu, anggap saja kita impas." Jelas Sejeong.
Sehun tertegun. Ia melirik Doyoung disebelahnya yang kini memasang wajah terkejut seolah tak tahu menahu soal ini sebelumnya.
Padahal gadis itu bisa meminta apa saja padanya. Tapi mendengar perkataannya—semua itu benar - benar diluar ekspektasi Sehun.
"Baiklah, aku mengerti. Akan aku pastikan untuk mengurus semuanya. Sekarang kau bisa tanda tangan disini."
"Apa ini berarti kita sudah sepakat, Tuan?"
Sehun mengangguk mantap, "Ya, kita sepakat. Setelah ini kau bisa mulai melakukan beberapa pengecekan dengan dokter. Terimakasih sudah mau membantuku, Kim Sejeong-ssi."
"T-tidak, Tuan! Terimakasih, terimakasih banyak." balas Sejeong cepat
Hatinya merasa senang, setelah ini adiknya akan bisa mendapatkan seluruh perawatan yang ia butuhkan untuk bisa sembuh. Walau di sisi yang lain terasa sesak.
Karena bahkan meski semua ini terasa menyedihkan, lagi - lagi ia tak punya pilihan.
–agreement–
Next or No?
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement | Sehun & Sejeong
FanfictionDemi kesembuhan adiknya, Sejeong menyetujui perjanjiannya dengan Sehun tanpa rasa ragu hari itu. Gadis itu memang nekad. Ia rela melakukan apa saja, termasuk memberikan separuh dari hatinya untuk ibu Sehun, hanya agar sang adik bisa menjalani operas...