Weird

1.9K 235 17
                                    

Nayoung keluar dari taksi yang ditumpanginya dengan sedikit tergesa, langit nampak sudah cukup gelap saat  ia berjalan melintasi pelataran Rumah sakit sore itu.

Sejak meninggalkan Sejeong siang tadi hatinya memang terasa tidak tenang. Maka dari itu Nayoung membujuk sang manager, mencari cara agar bisa pulang cepat dan sampai di Rumah Sakit lebih awal.

Bagaimanapun sekarang sahabatnya itu tidak punya siapa - siapa lagi selain adiknya yang masih kecil, Siapa lagi yang akan menjaganya kalau bukan Nayoung sahabatnya?

Namun, gadis itu cukup terkejut saat melihat Sehun masih berada diruangan itu. Ah, tidak. Ada satu pria lagi disana yang tampak sedang menggendong Harin dalam pangkuannya. Sementara itu, Sejeong sedang tertidur pulas diranjangnya.

"Ah, selamat malam, Tuan. Saya kembali kesini untuk membawakan baju-baju Sejeong. Jadi, Tuan bisa pulang. Biar saya yang menjaganya sampai besok. " Jelas Nayoung.

"Tak apa, biar aku yang menjaganya. Tapi tolong bawa Harin pulang bersamamu, tidak baik anak sekecil dia berlama-lama dirumah sakit. "

Ya, Sehun pikir ini jalan paling baik yang bisa ditempuh. Jika Nayoung menjaga Sejeong, maka otomatis Harin pun akan tetap berada dirumah sakit dan tidak mungkin Sehun membawanya pulang. Maka dari itu lebih baik ia membiarkan Harin pulang bersama teman baik Sejeong itu,  sementara Sehun menjaganya disini.

Nayoung mengangguk. Perkataan Sehun bagai perintah ditelinganya, selain itu, apa yang diucapkan sang bos memang dirasa menjadi solusi yang terbaik.

"Baiklah Tuan, Saya akan membawa Harin pulang sekarang. Saya titip Sejeong,  terima kasih sudah mau menjaganya." Ucap Nayoung,  gadis itu kemudian beralih mengambil Harin dari pangkuan Jaehyun. Anak itu sepertinya sudah sangat mengantuk, matanya sudah hampir terpejam saat bersandar di  bahu Nayoung.

"Kalau begitu kami permisi, Tuan. "

"Ah, tunggu sebentar. Jaehyun, ayo antar mereka pulang. "

Jaehyun mengangguk, "Mari, saya antar."

Jaehyun, Nayoung dan Harin segera keluar dari ruangan itu. Menyisakan Sehun serta Sejeong yang masih terlelap.

Tiba-tiba, Sehun teringat sesuatu. Kim Doyoung. Pria itu belum tahu apapun mengenai kondisi temannya yang cukup parah ini.

"Halo? "

"Halo, Sehun? Ada apa menelepon selarut ini? "

"Doyoung, aku hanya ingin memberitahumu kalau sekarang Sejeong dirawat dirumah sakit. "

"Hah? Rumah sakit? Apa yang terjadi padanya?"

Bahkan hanya dari suaranya saja, Sehun dapat mengetahui bahwa Doyoung sangat khawatir.

" Nanti aku jelaskan kalau kau sudah disini. Kau sedang ada dimana sekarang? "

"Aku sedang menjalankan dinas diluar kota. Bagaimana keadaan Sejeong sekarang? "

"Dia sudah mendapatkan perawatan dan sedang tidur saat ini. "

"Baiklah,  terimakasih sudah mau menjaganya. Aku akan pulang secepatnya. Aku tutup telepon nya,  Selamat malam. "

Panggilan telepon terputus, Sehun kemudian menyimpan benda itu disaku celananya. Ia beranjak menuju sofa panjang yang ada diruangan itu dan memutuskan untuk mengistirahatkan tubuhnya sebentar tapi berakhir tertidur lelap disana.

Sehun terbangun tengah malamnya,  suara berisik cukup mengganggu tidurnya. Dia menoleh kearah ranjang, menemukan Sejeong tengah berusaha turun dari sana dengan susah payah.

Agreement | Sehun & SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang