Pagi itu seperti biasa Sehun terbangun, lalu bergegas menyiapkan diri untuk pergi ke kantor. Pria itu keluar dari kamarnya dan menemukan Harin yang terlihat masih cukup mengantuk sedang duduk di sofa ruang tengah.
Ah, Sehun bahkan hampir lupa kalau mulai sekarang ia tidak lagi tinggal sendirian di unit apartemen itu. Ada Sejeong serta Harin disana.
"Harin - ah, kau belum bersiap? bukankah kau harus sekolah?" Sehun kini bergegas menggendong Harin, berjalan ke sisi lain ruangan itu sambil sesekali mencium pipi anak itu gemas.
Tadinya Sehun ingin memakai layanan pesan antar untuk sarapan mereka pagi ini—mengingat ia sangat buruk dalam hal memasak—tapi Pria itu lalu dikejutkan dengan meja makan yang sudah terisi penuh oleh masakan rumahan.
"Sehun - ah kau sudah bersiap? Kalau begitu makanlah dulu sebelum pergi. Biar aku yang mengurus Harin. "
"Kau yang memasak semua ini? Bukankah sudah k—"
"Sudahlah, makan saja. Lagipula rasanya tidak nyaman jika tinggal disini tanpa melakukan apapun. Memasak juga tidak akan membuatku lelah. Sekarang duduk saja, dan biarkan aku menyiapkan Harin terlebih dahulu. "
Sejeong sedikit memaksa Sehun untuk duduk di salah satu kursi. Lalu bergegas mengambil alih tubuh Harin untuk dituntun ke kamar, membiarkan Pria itu menyantap masakannya sementara ia pergi menyiapkan sang adik untuk pergi kesekolah.
Tidak lama, gadis itu kembali dengan Harin yang sudah memakai seragam sekolahnya. Ia senang karena Sehun terlihat menikmati masakannya.
"Ini enak sekali, Sejeong - ah. " Ucap Sehun berkomentar, Pria itu kemudian membantu Harin untuk duduk di kursinya.
Sejeong tersenyum mendengarnya. "Syukurlah. Aku senang kalau kau menyukainya. "
Pagi itu rasanya hangat. Sebelumnya Sehun selalu memilih untuk melewatkan sarapan dan langsung pergi ke kantor, ia tidak pernah tahu kalau kegiatan itu bisa semenyenangkan ini.
Menatap interaksi manis Harin dan Sejeong dihadapannya, membuat Pria itu tersenyum. Jauh di dalam hatinya, diam - diam jika saja bisa, ia ingin merasakan momen ini selamanya.
..
.
"Harin - ah, hari ini kau pergi ke sekolah bersama kak Hana, ya? Sebentar, kakak hubungi dia dulu. "
"Tidak usah, biar aku yang membawanya kesekolah hari ini. "
Mendengar ucapan Sehun, Sejeong otomatis menggeleng. "Jangan. Sekolah Harin dan kantormu tidak searah, itu hanya akan merepotkan. Kau juga pasti punya kesibukan lain pagi ini. "
"Bukan masalah besar. Sudah kuputuskan, selama kalian tinggal disini aku yang akan mengantar dan menjemput Harin dari sekolah. Kemari Harin-ah, " Sehun melangkahkan kaki lalu dengan cepat menggendong Harin.
"Kami pergi dulu. Jaga dirimu. Sampai jumpa, Sejeong-ah "
—agreement—
Harin menatap halaman sekolahnya yang ramai dari atas ayunan. Beberapa ibu terlihat sudah datang untuk menjemput anak - anaknya, sedangkan Paman Sehun yang ditunggu Harin sejak tadi belum datang juga. Paman baik hati itu pasti masih sibuk, jadi Harin hanya harus lebih sabar menunggu disini sebentar lagi.
"Hey, cepat turun! Aku juga ingin main."
Harin yang semula hanya menatap ujung sepatunya kini mendongak dan mendapati Kang Minji, teman sekelasnya yang sejak awal sudah menunjukkan rasa tidak suka pada kehadirannya di sekolah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement | Sehun & Sejeong
Fiksi PenggemarDemi kesembuhan adiknya, Sejeong menyetujui perjanjiannya dengan Sehun tanpa rasa ragu hari itu. Gadis itu memang nekad. Ia rela melakukan apa saja, termasuk memberikan separuh dari hatinya untuk ibu Sehun, hanya agar sang adik bisa menjalani operas...