Semua berjalan lebih sulit dari
yang Sejeong kira. Tidak mudah menjelaskan pada Harin yang baru berumur 6 tahun tentang banyak hal yang berubah dari hidup merekatermasuk tentang suaranya.
Pertamakali sadar dari koma dan menyadari ada hal yang berbeda darinya, membuat gadis kecil itu terguncang. Matanya menatap penuh tanya sedangkan Sejeong tak cukup kuat untuk menjelaskan apa - apa selain membawa tubuh mungil itu kedalam dekapannya seperti sekarang.
"Dokter bilang kau sudah bisa pulang, sayang." Sejeong menunduk menatap Harin, berusaha menampilkan senyum terbaiknya, "Setelah ini kita akan kembali kerumah. kau bisa kembali sekolah dan coba tebak? Kakak sudah dapat pekerjaan baru! Tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi pada kita." Tangan gadis itu kini menelusuri pipi chubby sang adik, mengusap permukaannya yang basah.
"Kakak janji. "
Mungkin benar, perjalanan dan hari - hari setelah ini akan makin terasa berat.
Tapi Sejeong janji kalau semua akan baik - baik saja, paling tidak, untuk mereka berdua.
.
.
.
Sehun memperhatikan objek yang berjarak tidak jauh dari tempatnya berdiri. Merasa lumayan familiar dengan siluet punggung perempuan yang kini terlihat berjalan perlahan sambil sesekali tersenyum pada gadis kecil dipangkuannya.Kim Sejeong?
Benar, dan gadis kecil di pangkuannya itu pasti adiknya. Syukurlah, Kim Harin sudah terlihat jauh lebih baik sekarang. Dan Sejeong, dengan wajah se-berseri itu, pasti merasa sangat senang.
Sehun kini mempercepat langkah, memanggil nama gadis itu hingga Sejeong menolehkan wajah, ada sedikit keterkejutan disana.
"T-tuan Oh? "
"Ya, Ini aku. Dia...sudah diizinkan pulang? "
Sekali lagi, kebahagiaan itu terpancar di wajah Sejeong sebelum kemudian ia menjawab, "Benar Tuan, setelah sadar dari koma kondisinya mengalami kemajuan pesat. Karena itu, hari ini dia sudah boleh pulang dan hanya tinggal melakukan terapi secara rutin. "
Sejeong menjeda kalimatnya sebentar sebelum beralih menatap sang adik "Oh iya, Harinie, kenalkan ini Tuan Se-
"-Paman Sehun. " Potong Sehun cepat.
"A-ah ya, Paman Sehun. Dia sudah banyak sekali membantumu. Kita harus banyak berterimakasih padanya. "
Mendengar itu, gadis kecil dipangkuan Sejeong kini beralih menatapnya, tersenyum, seperti mencoba mengatakan kalau ia benar - benar berterimakasih.
Sehun mengangguk kecil, "Bukan masalah."
Selama hidup, ungkapan terimakasih seperti itu sudah sering Sehun dengar dari banyak orang. Tapi yang barusan itu rasanya berbeda, anak itu berterimakasih padanya seperti pada sosok Superhero yang telah menyelamat banyak nyawa, dan entah kenapa itu membuat hatinya menghangat.
Padahal Sehun hanya seorang pria egois yang melakukan apapun yang ia mau dengan uang.
Termasuk menyakiti Sejeong, bahkan setelah ia mengetahui dan melihat sendiri apa saja hal buruk yang telah gadis itu alami selama ini.
Memanfaatkan penderitaan kakak-beradik itu sebagai alasan untuk menyetujui perjanjian yang mereka sepakati tempo hari-dengan keuntungan yang bahkan tak setimpal untuk gadis itu sama sekali.
Selamanya, Sehun akan merasa menjadi orang jahat karena ini.
"K-kalau begitu kami permisi, Tuan. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement | Sehun & Sejeong
FanfictionDemi kesembuhan adiknya, Sejeong menyetujui perjanjiannya dengan Sehun tanpa rasa ragu hari itu. Gadis itu memang nekad. Ia rela melakukan apa saja, termasuk memberikan separuh dari hatinya untuk ibu Sehun, hanya agar sang adik bisa menjalani operas...