The Truth

1.6K 204 18
                                    

Siang itu, Sehun baru saja kembali dari Kantor polisi untuk mengurus kasus yang terjadi di apartemennya kemarin. Ia bahkan sampai harus membatalkan pertemuan penting di hari minggu ini hanya demi menyelesaikan masalah itu.

Tepat seperti dugaan Sehun, Kejadian itu ternyata didalangi oleh salah satu saingan bisnisnya. Laki - laki yang masuk ke apartemennya kemarin hanyalah orang suruhan.

Selain lengan Sejeong yang terkena sabetan pisau dan Harin yang sedikit mengalami shock, untungnya semuanya baik - baik saja. Sehun tidak bisa membayangkan kemungkinan lebih buruk lain yang bisa saja dialami keduanya jika saja sang pelaku tidak segera diringkus oleh pihak keamanan saat itu. Pria itu menghela nafas lega mengingatnya.

Mungkin setelah ini Sehun harus lebih siap dan waspada. Akan Ia pastikan kalau Sejeong dan Harin aman dalam perlindungannya. Kejadian semacam ini tidak boleh sampai terjadi lagi pada mereka.

Karena sadar ataupun tidak, keduanya sudah jadi salah satu bagian penting dalam kehidupan Sehun.

.

.

.

Sejeong tersenyum saat melihat wajah polos Harin yang terlelap di sofa ruang tengah . Sejak semalam gadis kecil itu sulit tidur, baru sekitar setengah jam lalu, setelah berbagai cara yang Ia lakukan, Sejeong akhirnya berhasil membuat bocah perempuan itu tertidur nyeyak.

Tangan Sejeong terulur untuk mengusap surai adiknya lembut. Terkadang Ia mensyukuri keadaan ini, operasi itu membuatnya punya lebih banyak waktu untuk merawat Harin.

Sejak pulang dari rumah sakit, Kegiatan Sejeong belakangan ini memang hanya memasak dan merawat Harin di apartemen. Gadis itu tidak bisa lagi bekerja seperti biasa.

Sejeong sudah berhenti dari pekerjaannya di minimarket karena sang pemilik harus segera menemukan karyawan baru saat itu. Pekerjaannya di cafe mungkin aman karena Sehun, dan beruntungnya lagi, bos di tempat gadis itu bekerja sebagai pengantar susu berbaik hati membiarkannya mengambil cuti panjang. Pokoknya setelah pulih ia harus segera mencari pekerjaan baru.

"Sejeong - ah, aku-" Sehun yang baru saja tiba di apartemen, otomatis menghentikan ucapannya saat menemukan Harin tertidur dengan posisi terlentang disofa.

"Oh? Sehun - ah? Kau sudah pulang? " Sehun mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Sejeong - ah, biar aku yang memindahkan Harin kekamar sekarang" Ucap Sehun, Ia ingat kalau dokter melarang Sejeong untuk membawa beban berat selama masa pemulihan, jadi pasti gadis itu pun tidak bisa menggendong Harin untuk sementara waktu.

Gadis itu menggeleng pelan, "Tidak usah Sehun - ah. Dia baru bisa tertidur setelah terjaga semalaman. Aku takut dia akan bangun lagi jika kita memindahkannya ke kamar." Jelasnya.

"Dia tidak bisa tidur semalam? "

Sejeong menghela nafas, " Begitulah. " Sahutnya. " Akibat kejadian kemarin, Harin menjadi sangat ketakutan, bahkan untuk tidur. Dia sangat takut seseorang akan datang kekamarnya saat ia sedang tidur nyenyak. "

"Maafkan aku. " Sehun berucap lirih,
"Polisi sudah menyelidiki nya, dan mereka bilang pelakunya adalah saingan bisnis ku. Maaf karena harus melibatkan kalian dalam masalah ini."

Sejeong tersenyum tipis, " Sudahlah, Sehun - ah. Tidak perlu meminta maaf seperti itu. Kami baik - baik saja, Jadi tolong lupakan saja kejadian buruk seperti kemarin."

-agreement-

Hari itu genap tiga minggu sejak Sejeong tinggal di apartemen Sehun, gadis itu berencana pergi menemui Nayoung untuk pertamakali sejak kepulangannya dari rumah sakit.

Agreement | Sehun & SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang