Sejeong berjalan menuruni bus dengan Harin yang terlelap di punggungnya. Menjemput gadis kecil itu dari daycare adalah rutinitas baru bagi Sejeong selain menjemputnya dari sekolah siang harinya.
Tak ada pilihan. Mereka tak punya sanak saudara ataupun orang lain yang bisa dimintai tolong untuk sekedar menjaga Harin ketika Sejeong pergi bekerja. Maka dari itu, dengan berat hati Sejeong memutuskan untuk menitipkan adiknya itu disalah satu daycare milik teman masa SMA-nya, Hana. Setidaknya itu dirasa lebih baik daripada harus meninggalkan Harin sendirian dirumah.
Beberapa hari setelah pulang dari Rumah sakit, anak itu mulai menunjukan cukup banyak perubahan. Harin mulai bisa menerima apa yang sudah terjadi, selain itu ia juga mulai terbiasa berkomunikasi lewat media tulisan belakangan ini.
Sejeong melirik jam di ponselnya. sudah pukul sepuluh malam, pantas saja jika Harin sudah nyenyak. Perintah tuan Lee untuk membersihkan cafe diluar jam kerja terpaksa menahan Sejeong disana lebih lama, membuatnya terlambat sampai di daycare, lalu membuat mereka terlambat sampai di rumah seperti sekarang.
Gadis itu kini mempercepat langkah, tinggal satu belokan lagi sebelum mereka benar - benar sampai dirumah. Malam ini sangat dingin, mereka tidak boleh berlama - lama di luar atau besok pagi Harin akan sakit.
Maka ketika kakinya mencapai pintu, sejeong bergegas membuka kuncinya. Tidak lupa melepas sepatu, syal dan jaket yang melekat di tubuh Harin sebelum menidurkannya dikasur.
"Selamat malam, " bisiknya pelan sebelum mengecup kening gadis kecil itu lembut.
Setelahnya, Sejeong bergegas pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Baru beberapa langkah meninggalkan ranjang, Ia dikejutkan dengan suara pintu rumahnya yang diketuk secara brutal.
Tidak salah lagi, itu pasti Kang Dongho. Seorang rentenir kejam yang telah menjadi mimpi buruk Sejeong selama ini.
"Sudah lama sejak terakhir kali kita bertemu Kim Sejeong-ssi? Aku turut berduka atas kematian ibumu. Tapi, hutang tetaplah hutang. Bukankah begitu Kim Sejeong-ssi? " Ucap Pria itu dengan segaris senyum miring terpatri dibibirnya saat mereka akhirnya berhadapan.
"Bukankah sudah kubayar kemarin? Mau apalagi kau datang kemari? Lagipula aku tak memiliki uang, tidak ada yang bisa kuberikan lagi." Seru Sejeong lantang.
Mendengar itu, kali ini Kang Dongho bergerak maju kehadapan Sejeong, tangannya mencengkram leher gadis itu, lalu mendorongnya ke dinding.
"Dasar pembohong! Aku melihatmu pergi dengan pria kaya belum lama ini. Pasti kau dapat banyak uang kan, darinya? Cepat berikan semuanya padaku, Jalang!"
"T-tidak ada! Lagipula aku bukan perempuan seperti itu! Jadi Pergilah. "
"Oh, masih keras kepala rupanya Huh?! Kau lupa bagaimana terakhir kali aku menghajarmu? Baiklah aku mengerti. Kali ini aku bisa saja melenyapkanmu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement | Sehun & Sejeong
FanfictionDemi kesembuhan adiknya, Sejeong menyetujui perjanjiannya dengan Sehun tanpa rasa ragu hari itu. Gadis itu memang nekad. Ia rela melakukan apa saja, termasuk memberikan separuh dari hatinya untuk ibu Sehun, hanya agar sang adik bisa menjalani operas...