Hari itu, setelah hampir tiga minggu dirawat di Rumah Sakit, Sehun akhirnya diperbolehkan pulang.
Pria itu bahkan sudah bisa berjalan menggunakan tongkat sebagai penyangga. Meskipun patah tulang yang dialaminya tidak terlalu parah, tapi masa pemulihan tetap memerlukan waktu yang cukup lama, jadi mau tidak mau ia harus terbiasa.
Waktu menunjukkan pukul sebelas siang ketika Sehun, Sejeong, Harin, serta Jaehyun tiba di apartemen. Kedua pria itu langsung saja menuju ruang kerja Sehun untuk membahas soal perusahaan, sementara Sejeong disibukan dengan kegiatan memasak hidangan makan siang mereka di dapur sambil mengawasi Harin yang tengah menonton televisi.
'Oh Yerim, putri semata wayang keluarga Oh, sekaligus salah satu pewaris perusahaan terkemuka Oh Corp, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam peristiwa kecelakaan yang merenggut satu korban jiwa.'
Sejeong yang tengah fokus menata hidangan di meja makan kini menghentikan aktivitasnya, gadis itu kemudian langsung bergegas menghampiri sang adik untuk mengganti saluran televisi. Ia tidak mau jika Harin sampai mendengar apapun tentang peristiwa mengerikan itu lagi.
"Harin-ah, bolehkah kakak meminta bantuan? Tolong panggilkan paman Sehun dan paman Jaehyun di ruang kerjanya, ya? Bilang pada mereka kalau makanannya sudah siap. Kau bisa melakukannya kan, sayang?" Ucap Sejeong, berusaha mengalihkan perhatian anak itu dari televisi.
"Tentu."
Harin mengangguk kecil dan langsung pergi untuk melakukan tugasnya, sementara Sejeong terlihat mengamati punggung mungil milik gadis kecil itu dengan raut lega.
Sejeong masih ingat dengan jelas bagaimana wajah ketakutan Harin ketika para polisi mencoba menggali informasi darinya dua minggu yang lalu, setiap pertanyaan yang mereka ajukan seakan membangkitkan kenangan buruk bagi gadis kecil itu, jadi membiarkan Harin melihat berita - berita tentang peristiwa kecelakaan itu jelas bukan ide yang bagus.
Sampai saat ini, pemberitaan tentang Yerim memang masih menjadi topik hangat dimana - mana. Meskipun kasus itu sudah resmi usai dan Hakim sudah menjatuhkan vonis dipersidangan seminggu yang lalu, nyatanya para wartawan masih belum berhenti menjadikannya headline diberbagai surat kabar maupun berita televisi. Keluarga Oh masih menjadi sorotan utama publik akhir - akhir ini.
Ting tong!
Suara bel membuat Sejeong yang tadinya berniat untuk kembali ke dapur buru - buru menghampiri pintu.
"Sejeong-ah!" Sapa Doyoung begitu pintu apartemen terbuka, "Senang bisa bertemu denganmu lagi." ucapnya tersenyum.
"Aku juga. Maaf atas semuanya." Sejeong menunduk, merasa menyesal karena telah terlalu cepat menyimpulkan sesuatu yang belum jelas.
Doyoung menepuk bahu gadis itu pelan. "Sudahlah. Jika ada diposisimu, aku pasti melakukan hal yang sama. Lagipula sekarang semuanya sudah berlalu, jadi lupakan saja, ya?"
Sejeong tersenyum kemudian mengangguk pelan, Ia membiarkan Doyoung mengikuti langkahnya menuju meja makan, mempersilahkan pria itu untuk duduk disalah satu kursinya. Sementara itu, dari arah lorong, terlihat Sehun, Jaehyun serta Harin yang juga tengah berjalan beriringan menuju kesana.
"Kau sudah datang?"
Sehun melempar senyum tipis sebelum kemudian segera duduk dihadapan Doyoung, Pria itu tidak lupa membantu Harin untuk duduk di kursi yang berada disampingnya, diikuti Sejeong dan Jaehyun yang kini melakukan hal yang sama.
Doyoung terkekeh kecil, "Tentu. Tidak mungkin aku terlambat menghadiri jamuan makan siang seperti ini, kan? Selain sangat enak, semua ini juga diberikan secara cuma - cuma. Kau tahu bagian itu favoritku." sahutnya, berhasil membuat mereka semua tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement | Sehun & Sejeong
FanficDemi kesembuhan adiknya, Sejeong menyetujui perjanjiannya dengan Sehun tanpa rasa ragu hari itu. Gadis itu memang nekad. Ia rela melakukan apa saja, termasuk memberikan separuh dari hatinya untuk ibu Sehun, hanya agar sang adik bisa menjalani operas...