Doyoung menghela nafasnya pelan. Perasaannya belum bisa tenang setelah tim dokter memberitahu mereka kalau Sejeong mengalami pendarahan sesudah tindakan operasi tadi.
Meskipun pada akhirnya hal itu bisa diatasi dan mereka tinggal menunggu gadis itu siuman, namun tetap saja ada yang mengganjal di hatinya. Doyoung menyesali keputusannya melibatkan Sejeong dalam perjanjian itu.
"Cepatlah bangun. " Gumamnya pelan, memandangi kedua mata Sejeong yang masih tertutup rapat, diam - diam ia makin menyesali semua ini.
Seandainya Doyoung memiliki jabatan lebih tinggi dan punya lebih banyak uang, saat itu ia bisa langsung membantu Sejeong tanpa perlu mempertemukannya dengan Sehun. Tanpa perlu membuat gadis itu lebih menderita lagi dengan semua rasa sakit ini.
Tapi sayangnya semuanya sudah terlanjur terjadi. Sekarang yang bisa ia lakukan hanya mendoakan semoga sahabatnya itu akan baik - baik saja.
Karena kalau sampai terjadi sesuatu pada Sejeong, Pria itu tidak tahu bagaimana caranya memaafkan dirinya sendiri.
.
.
.
Sejeong merasakan pening dikepalanya, lalu rasa sakit yang berangsur - angsur muncul dari bagian perutnya. Gadis itu kini dengan susah payah membuka matanya yang terasa berat, mendapati wajah Doyoung tengah menatapnya.
"Sejeong - ah, kau sudah bangun?!" Ucap pria itu terkejut, "Syukurlah. Aku sangat takut tadi. Sekarang, apa yang kau rasakan? "
"Hanya sedikit pusing, dan sakit di sini." Jelas Sejeong pelan sambil menunjuk bagian perutnya "Memangnya apa yang terjadi padaku? "
"Kau sempat mengalami pendarahan. Tapi syukurlah itu bisa cepat diatasi. Sebentar, aku akan panggilkan dokter. " Doyoung bergegas keluar dari ruang rawat.
Seorang wanita yang diketahui adalah dokter akhirnya datang dan langsung bergegas mengecek keadaan Sejeong.
Merasa keadaanya sudah cukup stabil, akhirnya dokter itu meminta izin untuk undur diri."Suster akan rutin datang kesini untuk mengecek keadaanmu. Sekarang saya permisi dulu. " Pamitnya yang dibalas ucapan terimakasih dari Doyoung.
"Dimana Nayoung dan Tuan Sehun? "
"Ah, Nayoung sedang keluar untuk membeli makan. kalau Sehun, dia tengah mengecek keadaan ibunya. " Jelas Doyoung dan Sejeong hanya mengangguk.
"Kau benar - benar— baik - baik saja?"
"Tentu, bahkan tadi dokter juga bilang begitu. Jangan khawatir, masih banyak yang harus kulakukan untuk Harin, tugasku belum selesai. Jadi aku tidak mungkin pergi begitu saja, Doyoung-ah." Ujar Sejeong tersenyum.
—agreement—
Karena Nayoung harus bekerja, dan Doyoung harus pergi ke kampung halamannya di Guri untuk mengurus ibunya yang sakit— jadi pagi itu, di hari ketiganya di Rumah sakit, Sejeong hanya sendirian.Karena mulai merasa bosan, gadis itu kemudian mengambil ponsel, lalu terhanyut dalam kegiatannya melihat foto - foto Harin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement | Sehun & Sejeong
FanfictionDemi kesembuhan adiknya, Sejeong menyetujui perjanjiannya dengan Sehun tanpa rasa ragu hari itu. Gadis itu memang nekad. Ia rela melakukan apa saja, termasuk memberikan separuh dari hatinya untuk ibu Sehun, hanya agar sang adik bisa menjalani operas...