New Page

1.2K 187 11
                                    

Lobi salah satu rumah sakit terlihat padat siang itu. Banyak perawat serta dokter berlalu lalang panik seraya mendorong ranjang pasien, tak sedikit juga keluarga mereka yang turut mendampingi dengan raut wajah sendu.

Tak terkecuali Sejeong. Dengan tangis dan langkahnya yang tak teratur gadis itu berusaha mengikuti ranjang pasien yang didorong oleh beberapa perawat serta dokter, pandangannya tak pernah lepas dari Sehun yang kini terbaring di ranjang dengan mata terpejam dan tubuh yang dipenuhi darah.

Sejeong bahkan tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di Unit Gawat Darurat, setelah tubuh pria itu dibawa masuk kedalam, ia akhirnya hanya bisa terduduk lemas di kursi depan Ruang UGD dengan Harin di pangkuannya.

Gadis itu kemudian memutuskan untuk menelepon Yerim dengan menggunakan ponsel milik Sehun, bagaimanapun keluarganya harus tahu  bagaimana keadaan pria itu sekarang.

Telepon tersambung, dan terdengar suara seseorang dari seberang sana. "Halo, kak? Ada apa? "

"H-halo Yerim-ssi? Ini aku Kim Sejeong. Sehun mengalami kecelakaan dan sekarang ada di Rumah sakit. Bisakah kau datang kesini? "

"Kecelakaan?! Sekarang dia ada di Rumah sakit mana?"

"Kami ada di Miso hospital."

"Baik. Aku akan kesana sekarang juga."

Sambungan terputus dan Sejeong langsung saja memasukan ponsel itu ke saku celananya. Perhatiannya kembali terpusat pada Harin yang sepertinya masih sangat shock dan ketakutan.

"Harin - ah, tidak apa - apa. " Bisik Sejeong ditelinga anak itu pelan. "Paman Sehun pasti akan baik - baik saja, jangan khawatir. " Lanjutnya, berusaha menenangkan.

.

.

.

Sekitar hampir satu jam, akhirnya pintu ruang  UGD terbuka, Sejeong langsung menghambur menghampiri dokter dengan Harin dipangkuannya, diikuti Yerim yang juga baru saja tiba disana.

"Bagaimana keadaannya, dokter? " Tanya Sejeong.

"Pasien kehilangan cukup banyak darah, tapi untunglah itu sudah bisa diatasi. Selebihnya, tangan kanan serta kaki kirinya mengalami patah tulang dan mungkin akan perlu masa pemulihan yang cukup lama. Setelah ini, kami akan terus memantau kondisinya." Ucap dokter itu menjelaskan.

Mendengar itu, Sejeong akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Meskipun kekhawatiran dihatinya masih tersisa, paling tidak sekarang ia tahu kalau keadaan Sehun baik - baik saja. Itu sudah lebih dari cukup.

"Kalau begitu, kapan kami bisa melihatnya? " Kali ini Yerim yang bersuara, ia memandangi wajah sang dokter dengan raut cemas.

"Kalian bisa melihatnya jika pasien sudah dipindahkan ke kamar perawatan. " Jelas dokter yang dibalas anggukan kedua perempuan itu.

Sejeong mengulas senyum tipis, "Kalau begitu terima kasih banyak, dok. "

"Sama - sama. Saya permisi. " Pamit sang dokter, meninggalkan Sejeong, Harin serta Yerim yang berhadapan canggung di lorong rumah sakit itu.

"Sejeong - ssi, bisakah kita bicara sebentar? " Yerim mulai membuka suara dan bertanya ragu.

"Tentu, " Sejeong mengangguk setuju, mereka memang benar - benar harus berbicara.

Akhirnya ketiganya memutuskan untuk pergi ke taman rumah sakit, perhatian Harin langsung saja teralihkan pada ayunan serta perosotan yang kebetulan tersedia disana, sementara Sejeong serta Yerim terlihat duduk disalah satu kursi taman.

Agreement | Sehun & SejeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang