Strong

455 48 15
                                    

.
.
.
.
.
STRUGGLE
.
.
.
.
.
.

Hari demi hari terus berjalan ke adaan Jinhwan pun sudah membaik meski masih harus melakukan pengobatan secara rutin dan mengonsumsi obat obatan setiap hari. Tidak terlalu buruk menurutnya karena dia sudah menjalankannya bertahun tahun dan itu pun dengan dukungan Junhoe , meski terkadang rasa bosan datang begtu saja.

Oh ya, Dokter bilang jinhwan tidak perlu melakukan pengobatan khusus karena yg dialaminya tidak terlalu parah dokternya menambahkan beberapa obat sejenis obat kemoterapi yang akan di konsumsi jinhwan satu Minggu sekali dengan meminum lima tablet sekaligus dan cek up rutin pastinya.







































Hari ini adalah tiga Minggu setelah kematian Daddy dan mommy Jinhwan, itu artinya ini adalah hari dimana Junhwan akan menikah.

Beberapa hari sebelumnya selalu ada perdebatan antara mereka, Junhoe yang ingin pernikahannya ditunda dengan alasan kesehatan Jinhwan dan Jinhwan yang selalu membantah Junhoe meskipun begitu akhirnya jinhwan menang dan pernikahan tetap berjalan sesuai rencana awal.

Kini mereka yang menggunakan pakaian serba putih sudah sangat siap,

pancaran kebahagiaan sangat jelas terlihat di wajah jinhwan, dengan senyumannya yg manis membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.

Junhoe yang sudah berada di altar tak kalah terlihat bahagia mana kala sang pujaan hati mulai masuk dari pintu utama gereja untuk bersanding bersamanya di depan para undangan, ah tidak untuk kantung matanya Junhoe bergadang semalaman karena Jinhwan terus merintih dan meminta di puk puk saat tidur dan itu berlangsung sampai pagi.


Pernikahan sudah dimulai, janji suci sudah terucap cincin telah disematkan ini sangat indah mana kala dua insan berbeda ukuran mulai bertatapan dengan senyum penuh haru, ini adalah sesi terakhir dimana pasangan pengantin harus saling mencium, semua tamu mulai bersorak bahagia banyak yang tak sabar untuk menyaksikannya. Jinhwan tersenyum mendengar suara riuh para tamu tapi tidak untuk Junhoe.


Dia memandang sendu wajah lelah Jinhwan begitu pucat.

Junhoe menangkup kedua pipi jinhwan dengan tangannya sedikit mengakatnya agar jelas Junhoe melihatnya,

Junhoe memberi kode pada MC dan pendeta untuk menyudahi acaranya tetapi sebelum Junhoe selesai Jinhwan lebih dulu,



Menarik tangan Junhoe sedikit berjinjit untuk merangkul tengkuk lehernya dan mencium bibir Junhoe.

Junhoe yang terkejut hanya bisa kaku terdiam meski perlahan dia membantu jinhwan dengan memegang pinggulnya, tidak, tidak dengan nafsu mereka melakukannya melainkan dengan air mata, Junhoe merasakan saat air mata jinhwan jatuh dan membasahkan kedua pipi mereka,

Junhoe tidak pernah menangis di hadapan jinhwan, tapi kali ini Junhoe minta maaf karena tidak kuat menahan tangisnya di hadapan peri kecilnya. Air matanya jatuh begitu saja mana kala melihat jinhwan dengan wajahnya yang pucat tersenyum bahagia. Sungguh Junhoe tidak ingin senyuman itu hilang (lagi).

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
STRUGGLE
.
.
.
.
M

ereka kini sudah kembali kerumah meskipun begitu mereka masih tetap belum bisa beristirahat karena beberapa tamu yang datang kerumah, untung saja ada beberapa teman jinhwan yang bisa membantu disini, mungkin lain waktu Junhoe harus menyewa pekerja rumah agar jinhwan dan dirinya tak kesulitan.

STRUGGLE ~JUNHWAN - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang