STRUGGLE(4)

325 41 53
                                    














STRUGGLE
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

       

Ini sudah hari ke 3 jinhwan dirumah sakit pasca pengobatannya. Rencananya hari ini akan pulang, kepulangan memang sedikit ditunda karena reaksi obat obatan kemarin cukup membuat Junhoe kewalahan. Lagi pula Junhoe sebenarnya tidak setuju untuk pulang tapi jinhwan malah terus memohon hingga menangis itu membuat Junhoe takut jika jinhwan malah tertekan.

.
.

"Hoekk... Eghh.. hoeekk.. Jun hikss..".

Ini sudah yang ke 4kali jinhwan berusaha memuntahkan isi lambungnya namun tetap saja tidak ada yg keluar hanya ada sedikit cairan keruh yang menyebabkan mulutnya terasa pahit.

Junhoe setia mengusap punggung dan tengkuk jinhwan, berusaha merilekskan tubuh yang menegang saat mual datang. Dengan telaten Junhoe mengusap membersihkan mulut jinhwan, juga memegangi wadah tempat jinhwan mengeluarkan isi lambungnya. Jinhwan tidak turun kekamar mandi hanya karena rasa mual, mualnya sering kali datang jadi dokter menyarankan untuk tetap di tempat tidur agar tidak lelah.

"Tetap disini ya, jangan pulang hari ini?". Kata Junhoe sambil mengusap keringat kekasihnya yang masih menunduk.

Jinhwan menggelengkan kepalanya samar.

"...hikss .. aku mau pulang".

"Sayang--"

"June kumohon dokter saja tidak melarangnya".

"Tapi dia bilang resikonya besar".

"Aku akan benar benar beristirahat, jun".

Junhoe tidak menjawab lagi dia lebih memilih kekamar mandi membasuh wadah yang tadi di gunakan jinhwan. Jinhwan sendiri masih duduk diatas kasur sambil memandang Junhoe. Hingga beberapa saat setelahnya Junhoe keluar dengan wadah yang lebih besar lengkap dengan waslap nya.

"Basuh badanmu dulu, berbaring atau tetap duduk?". Kata Junhoe sambil menutup tirai privasi Yang dan di ruang rawat tersebut.

"Duduk saja".

"katakan Jika pegal ya". Jinhwan mengangguk sambil membantu Junhoe membuka kancing bajunya. Posisi jinhwan duduk bersila di kasurnya .

Junhoe dengan lembut membuka pakaian jinhwan apa lagi di bagian tangan kanannya yang terdapat infus juga selang PICC.

Setelah pakaian atas jinhwan  terbuka, Junhoe mulai membasuhnya dari mulai wajah, ke leher, dada, hingga lengan jinhwan bagian depan, kini dia beralih ke sisi belakang menaiki tempat tidur agar bisa dengan mudah menggosok punggung jinhwan.

Pergerakan Junhoe terhenti saat memandang tubuh kurus jinhwan, lengan bagian belakang dan punggung belakangnya terdapat banyak memar, Junhoe tidak pernah memberi tahu jinhwan soal memar dipunggung, jinhwan hanya tahu mememar yang ada di paha kirinya. Lagi pula jinhwan tidak bisa melihatnya, letaknya sangat sulit dilihat meski menggunakan cermin.

Memar yang tidak biasa adalah hasil dari jumlah trombosit rendah atau masalah pembekuan darah. Pasien dengan diagnosis leukimia biasa mengalami memar meski tidak ada trauma fisik sebelumnya. Memarnya bersifat abnormal, tidak sakit dan akan muncul secara mendadak, menghilang dengan kurun waktu yang sedikit lambat. Biasanya lebih sering menyerang pada bagian kaki dan lengan.

"Jun, kenapa berhenti? aku mulai dingin". Ucap jinhwan sedikit menoleh ke belakang, dengan gerakan cepat Junhoe memalingkan wajah dan mengusap air matanya.

STRUGGLE ~JUNHWAN - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang