“Pasar Koloni merupakan sebuah tanah lapang yang menampung ratusan bus karavan. Bus-bus karavan ini berfungsi ganda, sebagai tempat tinggal dan kedai tempat berjualan. Para pedagang dan pembelinya bukan hanya berasal dari Santuy City, tapi juga para tamu dari koloni lain. Kaum hooman, chimera, cyborg dan penghisap saling menawarkan produk serta jasa mereka. Transaksi terjadi dengan logam emas, ataupun dengan cara barter barang dan jasa. Kamu bisa menikmati semangkuk Mie Kuah Daging atau mendapatkan sepasang sepatu survival dengan hanya menawarkan pinjatan dan jilatan manja, misalnya, tentu jika si pedagang pun menginginkannya.” ~ Catatan Tanpa Nama, Hari Berniaga, Minggu Pertama, Tahun 90 Bumi Baru
5. Pasar Koloni
Jin terbangun lebih dulu, mendengar alarm di sleepingsuitnya meraung-raung: "Ikkeh..., ikkeh..., kimochi...--"
Limbung dan panik, Jin meraba-raba sleepingsuit untuk mematikan alarmnya. Dia tidak ingin Rin sampai tahu kalau dirinya suka memasang cuplikan video dewasa yang sangat femes di Dunia Lama itu, sebagai bunyi alarm favorit di sleepingsuit-nya. Jin menghembuskan napas lega setelah berhasil membungkam alarmnya. Satu matanya yang sempat terbuka ia pejamkan lagi. Rasanya Jin ingin bisa tidur seribu tahun lagi.
"Dame! Yamete kudasai, Senpai!"
"Njirr..., perasaan gue udah matiin alarmnya!"Jin tersentak mendengar sebaris kalimat yang sangat familiar dalam industri film dewasa itu.
Bukan, itu bukan berasal dari alarm Jin! Itu dari...—
"Ikkeh..., Ikkeh..., kimochi...! Unch...!"
"Woi..., Rin!" Jin melempar sebuah botol wine kosong ke wajah Rin. Botol itu pecah membentur medan pelindung sleepingsuit milik Rin.
Sleepingsuit merupakan setelan tidur yang sangat aman dan nyaman. Selain memiliki lapisan pelindung energi, Sleepingsuit dilengkapi sejumlah fitur canggih, seperti pengatur suhu hingga pemutar video yang dapat beroperasi dengan perintah suara hati."Apaan sih, lo, Jin? Masih ngantuk gue!" respon Rin bête, dengan suara kumur-kumur dan mata masih terpejam.
"Elo sadar gak barusan, igauan macam apa yang keluar dari mulut lo, Coeg?" cecar Jin.
"Ya mana mungkin gue sadar, boedjang? Gue kan lagi tidur. Govlok uga ya lo, kadang-kadang!" Rin lantas menguap panjang.
"Mimpi apaan emang lo, sampai ada ikeh ikeh kimochi segala macem, Coeg!" desak Jin yang sepertinya belum bisa menerima kenyataan bahwa Rin berpotensi untuk jauh lebih binal dibanding dirinya.
"Lupa gue, beneran, Slurd, ahahaha. Lagian lo kepo bgt sih, gue mimpi apaan?"
"Ya karena jarang-jarang gue lihat cewek ngigonya mengerikan kayak lo tadi!"
"Mengerikan apaan sih, boedjang? Gue cuma mimpi enak doang. Lebe ah."
"Faaak! Terus lo ngompol gak?" Jin makin kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALTERRA (Open PO)
FantasyKengkawans, barusan gue dapat kabar dari pihak penerbit Elfa Mediatama bahwa novel Valterra sudah bisa dipesan. 😘 Valterra akan jadi novel gue yang kesebelas tapi sekaligus novel pertama setelah sepuluh tahun gue gak menghasilkan karya. Novel gue s...