11 • Unforgiven Past

4.7K 385 7
                                    

Notes:
Di part ini akan ada banyak kata-kata kasar dan sedikit adegan vulgar yang mungkin memicu trauma.

Notes: Di part ini akan ada banyak kata-kata kasar dan sedikit adegan vulgar yang mungkin memicu trauma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-FLASHBACK-

"Sar, ini MoU projectnya, ya." Bu Yuri menyerahkan sebendel kertas berisi kontrak awal kerja sama timku dengan pihak client.

"Makasih banyak, Bu." Aku tersenyum senang karena akhirnya berhasil menyelesaikan satu tahap lagi dalam proyek kolaborasi pertamaku sebagai perwakilan dari tim marketing.

"Oh iya, Sar. Kamu habis ini meeting sama tim projectnya dimana?"

"Di meeting room finance, Bu. Ada apa?"

"Pas banget! Sekalian titip laporan buat finance, ya. Kasih ke internal, sama sekalian minta tanda terima, ya." Beliau menyerahkan sebuah map berisi laporan klaim tim kami bulan ini.

"Siap, Bu!" Ucapku yang selalu siap diandalkannya dalam urusan seperti ini.

"Ngomong-ngomong, dari finance yang ikut project ini Pak Sean, ya?"

"Iya betul, Bu. Mau titip salam mungkin?" Candaku.

"Sar, ini jahitan abis ngelahirin belum kering, ya! Kamu aja sana yang deketin, siapa tau nyangkut. Ya, nggak Pak Cal?" Ucap beliau nyaring hingga mungkin bisa terdengar dari meja manager divisi penjualan.

Lelaki yang dimintai pendapat oleh Bu Yuri itu menatap kami bingung, "Kenapa, Bu?"

"Sarah direstuin ga, nih, kalo mau PDKT sama Pak Sean?"

"Wah, kok tanya saya, Bu?" Pria itu terkekeh.

"Pak Calvin, kan, bestienya dari SMA dulu, Pak. Mau minta doa restu dulu ini anaknya."

"Ih, nggak ah, Bu. Deketin Pak Sean saingannya banyak!" Aku tertawa pelan.

"Deketin aja kalo mau, Sar. Masih ga ada yang nyangkut, tuh, peletnya orang-orang." Pria itu tersenyum penuh makna.

Aku hanya mengangguk pelan menanggapi para atasanku itu. "Ya sudah, Pak, Bu. Saya pamit meeting dulu, takut telat nanti."

Dengan langkah ringan, aku melangkah menuju kantor departemen keuangan yang berjarak dua lantai di atas kantor departemen sales and marketing. Pagi ini, suasana departemen tujuanku itu sedikit lebih tenang karena tampaknya mereka sedang mengadakan monthly meeting. Tetapi karena hal itu pula, aku jadi harus menunggu beberapa saat untuk bisa mengumpulkan laporan kami pada divisi internal mereka.

The One That Behind You [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang