Entah apa yang merasukimu
Hingga kau tega menyakiti aku
Yang tulus mencintaimu
Salah apa diriku padamu
Hingga kamu tega menghianatiku
Kau sia siakan cintakuIkut ikutan yang viral aja hehe ✌
Aku menyelesaikan ritual mandiku setelah diantar Ilham. Kak Nanda mengajakku keluar ke suatu tempat dan menghabiskan waktu sebelum besok aku kembali ke Jogja. Rasanya berat hati untuk meninggalkan Jakarta, tapi apalah daya aku telah memutuskan tinggal bersama nenek.
Aku dan mas Nanda duduk diantara keramaian orang yang berlalu lalang di pasar malam. Hari ini hari minggu jadi lapangan sudah penuh dengan banyak orang dari semua kalangan usia. Aku mulai membuka suara "Hubungan mas Nanda sama kak Nabila gimana?"
Nanda menghela nafasnya kasar "Putus dek". Aku kaget dengan ucapan mas Nanda "Kenapa mas Nanda putus juga sama kak Nabila?" Tanya aku penasaran.
"Mungkin gak jodoh dek lagian dia yang mutusin aku" ucap Nanda.
"Terus mas Nanda nggak ngejar dia gitu?" ucap aku
"Ngapain ngejar, orang dia ninggalin mas demi cowok lain. Lagian kalo dia emang jodoh mas ya bakalan kembali lagi tanpa mas kejar"
"Mas Nanda pede banget ya" ucap aku tertawa geli
"Yee malah ketawa" ucap Nanda kesal "Dasar adek, kalo tau gini mah mending gue gak usa ngajak lo kesini. Orang cuma mau ngeledek doang" sambung Nanda
"Iya iya gitu doang marah. Pantesan kak Nabila gak betah sama mas" ucap aku yang terus membuat mas Nanda risih.
"Uda deh dek, kamu mau aku telen pake pisang hah?" ucap Nanda tak mau kalah.
"Sadis!" ucap aku lalu kami tertawa puas.
Malam ini adalah malam yang bisa dibilang indah karena aku bisa tertawa bersama kak Nanda. Dan sekaligus masalah dengan Kevin juga udah clear. Tapi aku gak tau gimana hari hariku selanjutnya tanpa Kevin ketika Kevin masih di Jakarta.
_____________
Aku dan mas Nanda pagi pagi sekali sudah berada di stasiun karena aku akan pulang menggunakan kereta. Pagi itu aku masih terasa lelah karena semalam pulang terlalu larut dari pasar malam. Mas Nanda juga izin tidak sekolah demi mengantarku ke stasiun, yang sebenarnya cuma alasan nya saja karena mau nambah tidurnya.
"Dek, Kevin itu pacar kamu ya?" tanya Nanda
Aku langsung meninggikan nada bicaraku "Enggak!!"
"Biasa aja kali dek selow. Kalo gitu calon pacar dong?" Goda mas Nanda
"Udah ah mas Nanda nyebelin" ucap aku dan mengerucutkan bibirku
"Kan gitu aja ngambek, makanya Kevin gak betah sama kamu" ejek Nanda
"Oh gitu, ceritanya mau balas dendam nih?" Ucap aku
Tiba tiba kereta yang aku tumpangi sudah sampai di stasiun dan mas Nanda langsung menyuruhku untuk masuk dan keretapun mulai berangkat. Air mataku menetes melihat mas Nanda yang melambaikan tangannya, rasanya masih ingin bersama kak Nanda. Kereta mulai menjauh dari stasiun dan mas Nanda sudah tak terlihat oleh mataku jadi aku hanya melihat keluar jendela hingga kereta melewati beberapa stasiun pemberhentian sebelum sampai di Jogja.
Skip***
Sesampainya di Jogja....
Aku kerumah dengan naik mobil nenek yang di kendarai oleh sopirnya. Aku masuk ke gerbang dan membuka pintu.
Ceklek!!
"Assalamualaikum nenek!"
"Waalaikumsalam sayang, gimana Kevin?"
"Kevin baik baik aja nek yang sakit itu kakaknya"
"Yauda kamu masuk ke kamar terus istirahat. Kamu kelihatan lelah sekali"
"Iya nek Tari ke kamar dulu"
Aku masuk ke kamar dan menatap betapa bodohnya diriku di cermin. "Bukankah dulu aku yang meminta petunjuk darimu ya Allah. Kau sudah memberi petunjukmu agar aku memilih Ilham tapi aku malah pergi dan mengenal Kevin. Kenapa aku selalu di hadapkan dengan dua pilihan yang berat. Dulu Gandy harus kutinggalkan lalu sekarang siapa lagi? Ilham atau Kevin? Aku takut salah memilih untuk kedua kalinya" Aku merutuki diriku sendiri dan mengusap gusar wajahku. Karena matahari belum tenggelam jadi aku pergi ke taman untuk menenangkan pikiran dan mengurungkan niat untuk tidur. Aku turun dari lantai 2 dan menghampiri nenek yang sedang duduk santai di teras sambil mengelus kucingnya.
"Nek aku ke taman bentar ya?" Ucap aku
"Loh katanya mau istirahat dulu?" Ucap nenek
"Nanti deh nek setelah pulang dari taman"
"Oh yauda hati-hati ya sayang. Jangan lama-lama" ucap nenek dan aku hanya mengiyakan lalu mencium tangan nenek. Aku pergi dengan jalan kaki karena jarak taman lumayan dekat.
Aku duduk di kursi taman sambil sesekali menyendok eskrim yang baru saja ku beli ke dalam mulutku hingga habis. Aku mengingat pertama kali duduk di taman bersama Kevin dan Kevin membelikanku jaket. Aku memikirkan Kevin tapi di satu sisi aku merasa bersalah karena menghancurkan harapan Ilham. "Tapi bukankah harusnya begitu? Ilham harus merelakan aku biar bisa membuka hatinya untuk Anya. Mungkin aku memang harus memilih dan menerima perasaan Kevin yang terlanjur hadir di masa terpurukku" Tanyaku pada diri sendiri yang pastinya hanya aku yang bisa menjawabnya. Aku tersadar dari lamunanku dan memutuskan untuk pulang karena jam yang melingkar di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 5 sore.
Aku masuk ke indomaret sebentar untuk membeli camilan. Dari jauh aku melihat sesosok cewek yang familiar buatku. "Itu Hana?" Ucap aku lalu berteriak sambil melambaikan tangan "Hana!!"
Aku lantas berlari ke arahnya dan benar itu adalah Hana. "Eh Lestari kamu kemana dua hari gak sekolah kan aku rinduuu!" Ucap Hana dengan alaynya.
"Aku ke Jakarta bentar. Rindu aku apa rindu nyontek pr nih?" Tebak aku.
"Ehehehe ya dua-duanya" ucap Hana sambil mengangkat jarinya berbentuk v.
"Hana mau beli cemilan?" Tanya aku
"Iya nih, barengan ke dalam yuk" ajak Hana lalu kami berdua masuk dan mengambil camilan yang akan di beli.
Akhirnya kami keluar dari indomaret dan Hana mengajakku mampir ke sebuah restoran kecil untuk mengisi perut kami. "Besok kamu sekolah kan?" Ucap HanaAku tersenyum tulus "Sekolah kok"
"Oh iya kamu sama Kevin gimana?"
"Emm ya masih sama aja masi belum pacaran beneran"
"Tapi kamu ke Jakarta buat nyusulin Kevin kan?"
"Iya Han aku mau menyelesaikan kesalahpahaman Kevin tentang undangan mantan aku"
"Oh itu. Gitu aja sampe kamu bela-belain nyusul ke Jakarta? Kamu beneran suka sama Kevin?"
"Emm nggak tau deh" ucap aku malu malu.
"Cie bilang aja iya lagian si Kevin gak pernah pacaran juga sebelumnya. Dia tuh belum pernah mainin perasaan cewek"
Lalu pelayan datang membawa nampan dan setelah itu hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu dari kami yang sedang makan. Setelah mengisi perut, akhirnya kami pulang ke rumah masing masing.
Jangan lupa sentuh bintang di bawah ya ❤
Salam sayang,
Rk')
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Please [Revisi]
Teen Fiction[Revisi Ulang sudah sampai part 13] Perasaan seseorang itu RANDOM. Tidak menentu, tergantung sang pencipta. Seperti dalam ayat suci bahwa Allah berkuasa membolak balikkan hati makhluknya. Meskipun saat ini kau sangat memujanya, suatu saat perasaan...