Bagian 6

44 10 0
                                    

Pagi itu aku bangun seperti biasa dan berangkat kesekolah dengan kak Nanda.

Sampailah aku disekolah.....

"Hai Lestari" ucap Ilham yang menahan tanganku dari ujung koridor.

Ilham menyodorkan sebuah kotak yang dibungkus dengan kertas berwarna biru tua dengan aksen pita berwarna merah muda. "Ini apa?" Ucapku heran.

"Itu buat di taruh di bawah mejanya Anya. Makasih ya Ta daadaah" ucap Ilham dan berlalu begitu saja.

Aku membuka tas dan memasukkan kotak tersebut ke tasku. Karena masih agak pagi, aku berlari menyusuri koridor menuju kelas dan dengan cepat menaruh kotak tersebut di kolong meja Anya sebelum pemiliknya datang.

Anya datang dari balik pintu dan untung saja aku tidak ketahuan memasukkan sesuatu di mejanya. "Hai, pagi" ucap Anya sambil tersenyum.

"Oh pagi" ucapku membalas sapaanya.

Anya memasukkan buku kedalam kolong meja dan tersadar ada sesuatu yang mengganjal. Anya menarik kotak tersebut dan mengeluarkan dari kolong mejanya. "Kotak dari siapa nih?" Ucapnya terheran.

Aku mengangkat bahu pura-pura tidak tahu. Dengan lihai Anya melepas tali pita dan membuka kotaknya. Tertera nama ILHAM disana dan ada sepucuk surat serta hadiah yang dibeli kemarin sore.

Anya membuka surat tersebut dan membacanya. Dia berubah sedikit salah tingkah setelah membaca surat tersebut.

"Apa tulisannya?" Tanyaku penasaran.

Anya melipat kertas surat tersebut dan menyisakan tulisan 'WILL YOU BE MY GIRLFRIEND?'

Aku pun terkejut setelah membacanya. Jantungku berdegup cepat seperti ada sesuatu yang telah terjadi dalam jantungku. Entah aku harus merasa senang atau kecewa. Sudah kuduga aku akan merasakan sakit ini akibat menaruh hati sembarangan.

Ku coba menetralkan detak jantungku dan memberikan senyum manis kepada Anya "Terima aja, Ilham orangnya baik kok dan jago ngaji juga"

"Iya gue uda tau kok kan dia sering jalan bareng sama gue" ucap Anya.

Sering? Lantas mengapa setiap malam Ilham menelponku memberi perhatian untukku, apa dia menyukai dua cewek dalam satu waktu?

Jam 06:25.

Ilham muncul dari balik pintu dengan wajah sumringah dan langsung menatap ke arah Anya sehingga membuatnya tersipu malu. Entah mengapa aku harus menyaksikan dua orang yang sedang kasmaran tersebut dan sialnya mengapa aku harus menyukai Ilham juga.

Perasaanku kecewa, tapi apalah arti kecewa tanpa adanya ikatan. Ku simpan dalam-dalam dan mencoba baik-baik saja dalam keadaan ini.

Kriiinnnggggg!

Akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Aku berlari ditengah kerumunan di koridor ke halaman depan. Takut, jika kak Nanda menjemputku lebih awal dan meninggalkanku jika ku tak kunjung keluar dari sekolah seperti hari yang lalu.

"Ta, pulang bareng gue" ucap Ilham yang memberhentikan motornya di depanku.

"Udah bareng aja. Ini ucapan terima kasih gue karena lo uda mau bantuin gue pdkt sama Anya" sambung Ilham.

"Yauda aku ikut" ucapku dan langsung naik ke motor Ilham.

Aku mengambil ponsel dari saku jaketku dan menghubungi kak Nanda agar tak menjemputku. Kumasukkan kembali ponselku setelah mngirim sebuah pesan. "Ham!" Ucapku.

"Iya Ta?" ucap Ilham ditengah kebisingan jalan raya.

"Lo bukannya jadian ya sama Anya?" Tanyaku.

"Belum, Anya belum jawab lagian kalo dia gak mau kan gue masih ada stock satu lagi yaitu elo" ucap Ilham sambil tersenyum miring.

Aku memukul punggung Ilham pelan "Ngacok".



Jangan lupa ada simbol bintang dibawah ⬇⬇

Salam sayang,
Rk')

Silent Please [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang