22

39 11 0
                                    

Hari cepat berganti, sepekan sudah Kevin berada di Jakarta. Kevin pulang dari jakarta sejak kemarin sore jadi pagi ini dia sedang bersiap-siap berangkat sekolah.

Jam 06:15.

Aku menunggu jemputan dari Dion dan akhirnya setelah 5 menit aku menunggu, motornya sampai di depan gerbang. "Ayo langsung naik aja. Keburu telat" ucap Dion.

"Kamu lama banget Yon" ucap aku.

"Iya maaf tadi beser dulu" ucap Dion lalu melajukan motornya menuju sekolah.

"Denger-denger Kevin uda pulang dari kemarin Ta" ucap Dion.

"Kalo uda pulang kok malah kamu yang jemput aku?"

"Nggak tau. Kevin yang nyuruh"

Skip***

Aku tiba di sekolah tepat satu menit sebelum bel berbunyi. Akhirnya aku masuk kelas dan tak lama kemudian pelajaran dimulai.

.
.

Bel istirahat telah berbunyi. Aku mendapati Kevin keluar lebih dulu, langkahku semakin kencang mengejar Kevin yang telah menjauh. Tepat di belokan tangga, sosok Kevin hilang dari pandangan.

"Ta, Kevin minta lo pergi ke taman belakang sekarang" ucap Dion.

"Yauda ayo" ucapku lalu berjalan bersama Dion menuju taman belakang sekolah.

Kevin berdiri dengan melipat kedua tangannya dengan menebarkan senyum yang membuatku dag dig dug meleleh. Aku rindu.

"Vin" ucapku membalas senyumnya.

Tatapan Kevin nampak sendu dan perlahan-lahan menggenggam kedua tanganku. "Kamu adalah cewek paling manis yang aku kenal" ucap Kevin.

"Makasih" ucapku dan bisa dibayangkan pipiku sekarang merah padam.

"Iya sama sama" ucap Kevin. "Sini Yon" ujar Kevin

Tak disangka Kevin mengaitkan tanganku dengan tangan Dion. "Aku pamit ya. Semoga kalian bahagia" ucap Kevin lalu meninggalkan kami dengan langkah yang berat.

"Udah lama aku nunggu kamu Vin. Setelah sepekan akhirnya kamu kembali dan apa ini maksudnya Vin?" ucapku sambil berteriak seketika ku hempaskan tangan Dion. Air mataku tak dapat di bendung lagi bahkan beton pun mungkin akan ambrol.

"Kamu bener, semua ini cuma pura-pura. Aku gak pernah pacaran sama kamu. Maaf aku uda buat kamu melambung tinggi dan akhirnya lo terjun dengan begitu cepat. Kamu gak pantes buat aku" ucap Kevin.

Plakk!!

Satu tamparan yang membuat Kevin mengelus pipinya. "Iya aku gak pantes buat kamu. Puas kan? Ayo Yon" ucapku lalu menggandeng tangan Dion dan meninggalkan Kevin yang masih memaku.

"Aaargh" ucap Kevin mengacak rambutnya gusar. "Semoga rasa kamu ke aku gak berubah Lestari. Maaf kalo aku harus pamit dengan cara kayak gini. Sampai jumpa di Jakarta dan semoga SMA nanti kita satu sekolah" sambung Kevin dan menuju ruang kepsek untuk meminta surat pindah.

Kriiinggg!

Bel pulang telah berbunyi dan aku tidak melihat kehadiran Kevin sejak tadi istirahat bahkan dia tidak masuk ke kelas.

"Yon, lo tau Kevin dimana?" Ucapku.

"Gak tau Ta, kan tadi aku barengan sama kamu. Yauda pulang yuk" ajak Dion.

Aku hanya mengiyakan dan menyusuri jalanan dengan motor Dion.

Aku pun sampai di rumah dan langsung masuk karena merasa lelah.

Ting! Bunyi chat masuk dari ponsel Dion.

Temuin gue di belakang sekolah sekarang.
Kevin.

Dion buru buru memasukkan ponsel ke sakunya dan langsung mengegas motornya menuju belakang sekolah.
.


.

Kevin menepuk pelan bahu Dion dan sengaja meletakkannya di bahu Dion. Kevin mengehela nafas kasar "Lo sahabat gue bahkan lo yang tau seluk beluk gue. Gue minta lo jagain Lestari, gue gak peduli kalaupun nantinya kalian pacaran. Gue mau pamit kalo gue bakal ikut papa di Jakarta, gue gak tau kapan kesini lagi karena itu gue titip Lestari" tegas Kevin.

"Oh oke hati hati. Gue pasti jagain Lestari kok semampu gue"

"Thanks ya Yon" ucap Kevin lalu memberikan pelukan sahabat untuk Dion.

Kevin meninggalkan Dion disana. Dion terduduk bersandar di tembok pagar belakang sekolah.

"Gimana cara jelasinnya ke Tari. Aaarghh...." Dion mengacak rambutnya gusar.

"Lestari, gimana gue bisa terus sama Lestari. Kalo Bidari uda balik gimana. Pasti bakal kelar hidup gue. Aduh Vin Vin, kenapa sih lo gak nitip sama Joko atau Tarjok atau Tono aja kenapa harus gue?" Gerutu Dion.

"Bodo amat lah mending gue cabut" ucap Dion dan mengegas motornya pulang ke rumah.

•••

Sampailah Kevin di stasiun dengan membawa dua buah koper bersamanya. Kevin memainkan ponselnya sembari menunggu keretanya datang. Kevin membuka galeri dan memperhatikan foto Lestari yang waktu itu di ambil di bangunan tua hingga Lestari kesal dan marah. Kevin suka tersenyum sendiri bila mengingat hari itu.

Tak menyangka ia harus meninggalkan Jogja demi kakaknya. Hatinya susah tapi hanya bisa pasrah mengingat keadaan Lukman yang sedang ngedrop dan harus di rawat mamanya. Entah apa yang akan dilakukannya dirumah papanya nanti. Entah diperhatikan atau malah di sepelekan seperti Lukman kakaknya. Entahlah Kevin menepis jauh jauh pikiran negatifnya itu, lebih baik jalan dulu mengikuti alur seperti air yang mengalir meskipun bisa saja membuatnya hanyut tanpa kendali bila saja aliran sedang deras dan berjalan lambat jika mulai surut.

Tibalah kereta jurusan Jakarta yang akan dinaiki Kevin. Dengan langkah berat ia meninggalkan kota kelahiran sekaligus kota yang penuh dengan kenangan sebelum rumah tangga orang tuanya hancur dan suram.

Kereta mulai melaju dan sebaiknya Kevin memejamkan mata agar tak mempunyai pikiran negatif mengenai papanya.

Sementara Lestari sedang berada di kamar dengan wajah murung dan tatapan sendu memandang langit langit kamar sambil merebahkan dirinya di kasur.

"Semoga kamu gak se sadis Gandy ya Vin. Aku punya harapan besar denganmu. Mungkin saat ini kamu menjauh tapi mungkin kamu ada alasan dibalik itu. Tapi tak bisa di pungkiri kalau sekarang hatiku rapuh hanya saja cuma rapuh tidak retak hanya sesak tapi tidak berhenti bernafas. Aku jatuh dari ketinggian tapi untung saja tak menjadi kepingan kepingan kecil. Lukamu tak terlalu dalam Vin hanya saja tetap menggores hatiku"

Yeey akhirnya update lagi setelah sebulan vakum.

Ada yang seneng gak? Pasti B aja ya kan ;)

Yauda deh semoga kalian berkenan menyentuh bintangnya :)

Sentuh bintang dan dapat pahala karena telah menyenangkan hati author ❤

Salam sayang,

Rk;)

Silent Please [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang