"Lo kenapa?"
Gue natap dia, setelah itu nunduk. Detik berikutnya gue natap dia lagi, terus nunduk lagi. Gue kayak gitu sampai berulang kali, merasa nggak percaya aja kalau dia berdiri di depan gue. Belum lagi tatapan dia yang bikin hati gue terpanah, tersobek akan ketampanannya.
Please, someone help me. He is so fucking hot!
"Kok diem aja?"
Gue berdeham. Agak menjauh. Gue nggak bisa dekat sama dia, gue nggak sanggup. Dia sempurna banget, sekali tatap oksigen keluar dengan boros. Gue jadi sesak napas. Kenapa ada orang seganteng Arjuna? Kenapa gue harus dikelilingi cowok ganteng?
Pertama, Geris. Kalau yang satu ini nggak berpengaruh apa-apa, lain halnya kalau Geris lagi marah, rasanya kayak lompat ke gedung tertinggi.
Kedua, Roma. Cowok yang gue sering sebuat Roma Kelapa. Dia ganteng juga, cuma sikapnya aja yang minus. Nggak tahu malu.
Kedua, Arjuna. Ini, nih! Cowok tersakti di dunia. Nggak ada tandingannya.
"Sebelum gue antar lo pulang, lo temenin gue dulu beli buku. Bisa?"
"Lho? Bukannya kemarin gue nggak dibolehin buat deket sama Kakak?"
Arjuna naik ke motornya, masang helm yang sialnya kelihatan keren banget.
"Itu karena lo bisa nunggu di mobil, masa gue nyuruh lo nunggu di depan toko? Bang Geris bisa ngebunuh gue."
Gue nyengir. Sebenarnya Geris itu masih dongkol sama Arjuna. Tapi karena ada desakan mendadak yang mengharuskannya buat pergi, dia nitipin gue ke Arjuna. Untung nggak dititipin ke Roma. Syukur, deh....
"Si Roma itu teman lo?" tanya Arjuna.
Gue manggut-manggut. Mereka berdua sempat kenalan di warung Ketemu Jodoh itu. Mereka nggak terlalu cocok buat jadi teman. Roma mulutnya kayak cewek, cerewet banget. Beda halnya sama Arjuna, agak kalem.
"Lo deket banget sama dia, ya?"
Gue natap Arjuna intens. Gue belum naik motor. Ini pertama kalinya dia nggak hemat ngomong.
"Roma udah punya pacar?"
Gue berpikir keras. Nyuruh otak gue buat nggak baper sama perkataan Arjuna, gue nggak boleh halu. Nggak! Arjuna pasti nanya kayak gitu cuma buat basa-basi aja. Iya, gitu doang! Nggak ada maksud lain.
Yuni, jangan termakan hasutan otak alay!
"Kenapa? Kok nggak dijawab?" Arjuna mulai mendesak.
"Anu ... Roma itu cuma teman, kok. Dan dia nggak punya pacar, dia baru aja putus kemarin...."
Entah kenapa gue bisa ngerasain atmosfer berubah, yang tadinya adem jadi panas. Rasanya sama waktu Geris lagi marah-marah.
"Naik."
Gue maju perlahan, duduk setenang mungkin. Motor melaju santai. Gue sebenarnya penasaran, Arjuna bawa motor emang kayak gini atau karena ada gue? Jangan-jangan ... dia takut kecelakaan karena ngebawa beban yang berat? Tragis. Ironi. Miris.
"Kak...."
"Hm?"
"Motornya bisa dicepetin dikit?" Gue nggak tahan. Gue harus ngomong!
"Gue takut jatuh."
Gue speechless. Gue pengen nangis dengar alasannya. Jadi bener? Dia beneran takut jatuh? Karena gue? Perasaan gue nggak berat-berat amat.
"Gue berat banget ya, Kak?"
"Banget."
Gue menghela napas gusar. Sedih bercampur marah beradu dalam hati gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gue (Nggak) Jelek! [✓]
Teen Fiction[Completed] Gue nggak sama kayak kalian. Gue jelek berdasarkan hasil penelitian. Jerawat gue banyak, minyak wajah jadi pemandangan, komedoan, dan tentunya gue gendut + pendek + pesek. Tapi... Kalian nggak akan percaya kalau gue punya pengagum rahasi...