16. Babies~

6.9K 869 90
                                    

⚠️Peringatan⚠️

Chapter ini mengandung konten Male pregnant, kalau kalian tidak suka silahkan tinggalkan dan tidak usah dibaca!!

Konten seperti ini dibuat tidak bermaksud untuk menjelekkan nama idol atau bias kalian.

Ini cuma fanfiction dan hiburan semata! Apapun bisa terjadi sesuai keinginan authornya, soo jangan terlalu dibawa serius, okay?😊

================================

Sejin sedang duduk di balkon kamarnya dan menatap kosong pada halaman belakang rumah mewah keluarga Lee. Sesekali mengusap bagian bawah perutnya yang mengeras. Menghembuskan nafas berat, tidak menyangka jika perbuatannya dengan Seungyoun bisa menghasilkan nyawa lain di dalam tubuhnya.

Sejak kemarin kekasihnya itu tidak bisa dihubungi. Sejin mulai resah. Takut jika Seungyoun menjauh dan meninggalkannya. Juga bagaimana reaksi orangtua dan kembarannya ketika tau Sejin hamil? Hamil di luar nikah tetap bukanlah hal baik, apalagi keluarga Sejin merupakan keluarga terpandang. Lee Corporation adalah milik sang Papa, dengan berpuluh-puluh anak perusahaan yang tersebar di seluruh Asia dan Eropa. Tentunya berita apapun yang menyangkut keluarganya jika terendus media akan menjadi bahan perbincangan menarik bagi semua kalangan, khususnya para pemilik saham dan orang-orang yang berniat buruk untuk menjatuhkan bisnis Papanya.

Sempat terlintas di pikirannya untuk menyingkirkan si calon bayi. Tapi Sejin justru merasa sesak bahkan nyeri sekujur tubuh saat melihat video aborsi yang dipost di sebuah sosial media. Membayangkan jika bayinya dipaksa keluar dengan bahan kimia juga alat-alat yang Sejin tidak tau apa, hingga calon manusia itu meluruh dan keluar dalam bentuk yang tidak utuh bersama aliran darah yang sangat banyak.

Tidak. Sejin tidak sekejam itu untuk membunuh anaknya. Bagaimanapun anaknya tidak bersalah sama sekali. Dan Sejin sepertinya sudah jatuh cinta begitu dalam pada calon bayi yang ada dalam perutnya.

"Apapun yang terjadi.. Bibu akan selalu lindungin kamu, sehat-sehat di dalam sana ya?" Monolog Sejin yang masih setia mengusap lembut perutnya.

Sejin tersenyum. Ada perasaan hangat menjalar dalam dadanya. Sejin tau calon bayi dalam perutnya belum bisa merespon ucapannya, tapi entah mengapa mengajak bayinya berbicara seperti ada kebahagiaan tersendiri. Ah. Sejin akan menjadikan ini sebagai hobinya yang baru.

"Senyam senyum sendiri dari tadi gue liatin. Lo gak gila kan?"

Sejin buru-buru menurunkan tangannya dan berhenti mengusap perutnya ketika suara Jinhyuk menginterupsi.

"Ganggu gue lagi ngelamun aja sih lo." Keluh Sejin sambil mendorong badan Jinhyuk yang mendekat ke arahnya.

"Halaah paling ngelamunin si Seungyoun. Dasar bucin!"

"Ngaca dong! Siapa yang lebih bucin sampe ngerusakin hubungan orang?" Kata Sejin tak mau kalah.

Jinhyuk cemberut. "Dibahas mulu. Udah dong, mending bantuin gue beresin masalah ini."

"Dih males!"

"Btw tumben lo gak di apartement Seungyoun? Biasanya pagi-pagi udah dijemput dan baru dibalikin minggu malem." Tanya Jinhyuk santai, tapi Sejin justru gelagapan mendapat pertanyaan itu. Terdengar biasa sebenarnya, namun mendengar kata 'apartement Seungyoun' membuat pikiran Sejin melayang ke waktu-waktu mereka melakukan hal yang tidak seharusnya.

Jinhyuk benar, hampir setiap minggu Seungyoun menjemput Sejin untuk berkencan dan berakhir Sejin menginap di apartement Seungyoun. Namun minggu ini terasa berbeda, kekasihnya itu bahkan tidak menghubunginya sama sekali setelah telepon terakhirnya tadi malam.

Catch Me If You Can | Produce X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang