55. Who is It?

5.3K 803 315
                                    

⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️
Warning!! Ada sedikit adegan 18+
================================

Entah kalimat apa yang cocok untuk menggambarkan betapa hancurnya hati Gukheon. Ia bahkan tidak dapat berfikir jernih saat itu. Dengan sisa tenaganya, Gukheon menerjang lelaki yang sedang mengukung tubuh Hyeop, memukulinya hingga lelaki itu babak belur dan tidak sadarkan diri. Kemudian menyelimuti dan menggendong keluar tubuh Hyeop yang sudah penuh dengan keringat, saliva, bahkan sperma entah milik siapa.

Ia membanting keras pintu mobilnya saat sudah berhasil memasukkan Hyeop yang setengah sadar ke kursi belakang. Bergegas ia segera naik dan melajukan mobilnya cepat untuk pergi dari hotel itu.

"Ngghhh.. panass.."

Gukheon meremas stirnya kuat saat suara rintihan Hyeop terdengar. Di belakang sana Hyeop merintih dan merengek meminta dipuaskan karena tubuhnya sangat panas. Entah berapa banyak dosis obat perangsang yang dimasukkan Mahiro ke dalam minuman Hyeop.

Dada Gukheon semakin sakit saat mendengar desahan-desahan Hyeop yang sepertinya tengah menyentuh tubuhnya sendiri untuk meredakan panas tubuhnya.

Tidak mungkin Gukheon memulangkan Hyeop dengan keadaan hancur seperti ini. Ia pun memutuskan untuk membawa Hyeop ke apartement miliknya.

Tubuh kekasihnya itu masih menggeliat tidak nyaman karena rasa panas yang terus menyiksa tubuhnya. Bahkan Hyeop beberapa kali mencoba meraup bibir Gukheon saat lelaki tampan itu menggotongnya untuk masuk ke dalam unit apartementnya.

"Kaakhh.. hhngg.. panassshh.."

"Sakiitthh.. hiks.. tolong Kakhh.."

Gukheon menatap nanar tubuh Hyeop yang terus berguling kesana kemari di atas kasurnya. Ada banyak bekas kissmark di tubuh polosnya. Membuat rasa nyeri itu kembali menyiksa dada Gukheon.

Merasa kasihan, Gukheon menarik tubuh Hyeop yang masih bergerak-gerak tidak nyaman untuk masuk ke dalam pelukannya. Gukheon memeluk kekasihnya erat. Mengecupi puncak kepala Hyeop sayang.

"Kakhh hiks.. tolong Hyeop.. huhuu panas kak.. sakiitthh.. hiks hiks.."

Gukheon bisa melihat Hyeop menangis dengan wajah memerah dan matanya yang begitu sayu. Wajah manis itu memohon untuk kembali dipuaskan agar rasa panas dan sakit dalam tubuhnya hilang. Tapi Gukheon tidak tega mengambil kesempatan seperti ini.

"Tidur aja ya Hyeop?"

Hyeop menggeleng. "Gabisa Kak.. sakiitt.. tolong bantu Hyeop hiks.."

Sama Hyeop. Gukheon juga sakit. Rasa sakitnya bahkan jauh melebihi rasa sakit karena efek dari obat itu.

"Kak Kukonn hiks.. tolong.. Hyeop mohon Kak.. panasshh.."

Sebuah kecupan Gukheon berikan pada kening Hyeop. Jujur ia tidak tega melihat kekasihnya kesakitan seperti ini. "Aku bantu kamu.."

Merasa seperti mendapat jackpot, Hyeop cukup lega karena Gukheon mau membantunya meredakan rasa sakit dalam tubuhnya. Meskipun ia tau, jika luka dalam hati Gukheon mungkin tidak bisa sembuh.

Hyeop benar-benar merasa begitu gila berada di bawah kukungan kekasihnya. Sentuhan Gukheon yang seringan bulu bisa membuatnya mendesah keras. Sebenarnya Hyeop sudah tidak tahan untuk kembali dihentak dan dihancurkan dari dalam. Tapi ia mencoba menahan itu semua, karena ia pun tau Gukheon sangat menghormatinya dan tidak akan pernah berbuat kasar padanya.

Pandangan mereka bertemu saat milik Gukheon sudah siap masuk ke dalam tubuh Hyeop. Gukheon menatap Hyeop yang berada di bawahnya dengan tatapan pilu. Airmata Gukheon mengalir, hatinya masih begitu sakit. Dan kini ia harus menghapus seluruh jejak yang Mahiro tinggalkan di tubuh Hyeop. Menggantinya dengan miliknya.

Catch Me If You Can | Produce X 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang