Kemarin wp ku eror :(
Mian :(================================
Tidak banyak yang mereka bicarakan. Jinhyuk hanya meminta Wooseok menjelaskan, abu kremasi siapa yang ada di dalam sana. Dan Wooseok menjelaskan semuanya dengan detail sesuai apa yang ia ingat.
Jinhyuk juga tidak banyak menanggapi. Justru terkesan seperti menginterogasi Wooseok dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Sisanya ia hanya mengangguk, atau sesekali mengerutkan dahinya.
Sekarang mereka sudah berada dalam mobil untuk kembali ke Seoul, karena jam pulang sekolah kembar sebentar lagi. Di dalam mobil pun mereka masih diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Setidaknya itu yang bisa Wooseok simpulkan, karena Jinhyuk tidak bicara sepatah kata apapun sejak keluar dari Rumah Abu.
Entah apa yang Jinhyuk fikirkan? Wooseok setidaknya ingin berharap jika Jinhyuk mau memaafkannya kelak.
Tangan Jinhyuk terulur untuk menyalakan radio di mobilnya. Mungkin ia juga merasa tidak nyaman dengan suasana canggung dan hening seperti ini. Sementara Wooseok hanya menautkan atau memainkan jemarinya di atas pahanya, dan sesekali melihat ke samping namun lebih banyak menunduk.
I purposefully take a few steps back
I look at you walking without me
There is a void beside you
Upon the gray road you look backI knew just then
That I can't leave you
No matter how many problems we face
It's easier to withstand, than breaking upJinhyuk sedikit terkejut dengan lagu yang terputar di radio hasil pilihan randomnya. Diam-diam Jinhyuk melirik ke arah Wooseok yang menunduk semakin dalam. Rasanya ia ingin mendekap tubuh mungil itu dalam pelukannya, menghirup aroma tubuhnya, juga memberikan beberapa kecupan manis di wajah cantik itu.
Sejujurnya Jinhyuk rindu. Ia juga sebenarnya bahagia melihat dunianya kembali. Tapi rasa kecewa itu terlalu besar hingga menutupi kebahagiaannya.
Jinhyuk buru-buru mengalihkan pandangannya kedepan saat kepala Wooseok terangkat dan menoleh kepadanya.
How can I even love the heartbreak
When you're the one I love
I can't give up on us solely because of love
And experience heart wrenching pain"Jinhyuk, kenapa lagunya bilang bertahan lebih mudah daripada berpisah? Padahal kalau bertahan ia akan sakit lebih lama." Tanyanya.
Lidah Jinhyuk seakan kaku. Mengapa juga Wooseok harus bertanya sesuai lirik lagu yang diputar di radio?
"Bukannya berpisah adalah salah satu cara untuk mencintai dengan tidak egois? Seperti Seungwoo dan Byungchan misalnya? Tapi takdir Tuhan juga akhirnya menyatukan mereka."
"Karena untuk apa bertahan kalau salah satunya sudah tidak mau dipertahankan?"
Pandangan mereka tiba-tiba saja bertemu. Wooseok mengulas senyum tipis.
"Jinhyuk.. ayo kita putus.."Jinhyuk buru-buru mengerjapkan matanya. Ia melihat Wooseok masih menunduk sambil memainkan jemari lentiknya, bukan menatap lembut padanya. Jadi tadi itu hanya halusinasinya saja? Ya Tuhan mengapa ia bisa segila ini? Bahkan rasa nyeri di hatinya begitu nyata. Apa yang harus ia lakukan? Apa Wooseok akan berani mengatakan hal itu padanya?
Jinhyuk mengusap wajahnya kasar.
'...Tapi nanti lo gak boleh nyesel kalo lo kehilangan dia untuk kedua kalinya..'
Kata-kata Seungwoo kembali menghantui pikirannya.***
"Aunty! Tadi Jinae gambal ini di sekolah." Gadis kecil Cho mengeluarkan selembar kertas yang sudah tidak begitu rapih pada Wooseok.
![](https://img.wattpad.com/cover/194748548-288-k692462.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Catch Me If You Can | Produce X 101
Fanfic[End] "Kamu yang kemarin jadi Olaf kan?" "Loh kamu inget aku?" "Iya soalnya kamu aneh!" Pdx101! School! AU! Drama! WARNING!!!!⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ This story contain bxb and mpreg content! Started on August 19th 2019 Finished on December 7th 2019